Credit foto istock |
suwandipoerba.com - Artikel ini saya akan mulai dengan sebuah pertanyaan yang bisa jadi bahan renungan bagi sobats godspeed semua,
Mengapa mayoritas rakyat Indonesia terutama generasi muda yang sudah terbiasa dengan teknologi kekinian lebih memilih untuk berbondong-bondong mencari pekerjaan yang notabene di negeri ini masih banyak gaji dari pekerjaan tersebut sangat tidak layak untuk melanjutkan kehidupan.
Kemungkinan besar pertanyaan inipun ada dibenak sobats godspeed semuanya!
Analisis pertama menurut saya adalah memang secara tidak langsung bahwa dari bangku sekolah formal pun kita sudah didoktrin secara perlahan baik dari jenjang dasar sampai dengan bangku perkuliahan kita selalu dipertanyakan apa pekerjaan yang akan dilamar setelah selesai studi?
Padahal secara umum, hakikat pendidikan adalah memanusiakan manusia yang artinya adalah manusia itu makhluk hidup yang memiliki akal dan pikiran sehingga sudah selayaknya untuk menghormati dan menghargai sesama. Realitas kekinian manusia yang telah menjalani proses pendidikan banyak yang bersifat individualistik sehingga tidak ada lagi penghormatan terhadap sesama dan sangat bangga menyatakan dirinya Anti Sosial. Sungguh sangat bertolak belakang dengan hakikat pendidikan tersebut.
Mengapa generasi zaman now rela berdesakan mencari kerja, karena manusia kekinian kebanyakan tidak lagi memiliki Visi bagaimana agar menciptakan kreatifitas baru yang dapat membuka peluang bagi sesamanya mendapatkan penghasilan untuk kehidupannya. Manusia zaman now di negeri ini malah lebih suka untuk berebutan melamar kerja yang jelas jumlah lapangan kerja tidak sebanding dengan jumlah populasi pencari kerja.
Disini saya menilai bahwa Pendidikan yang berlangsung saat ini hanya menyiapkan "Robot-Robot Hidup" yang berfungsi untuk tenaga kerja yang dibutuhkan kelompok kapitalis penguasa ekonomi yang secara tidak langsung menguasai kehidupan manusia.
Analisis kedua, generasi penerus sudah ditanamkan mentalitas takut akan mencoba hal baru dan tidak mampu menerima resiko sehingga melahirkan manusia-manusia yang tidak berani keluar dari zona nyaman.
Secara tidak langsung, manusia manja juga sudah di tempah di lingkungan keluarga di negeri ini. Buktinya ketika seorang anak ingin mencoba hal baru dengan masuk keranah kegiatan ekonomi yakni membuka usaha kebanyakan keluarga bukan memberikan solusi tetapi langsung menjustifikasi bahwasanya usaha tersebut peluangnya tidak ada alias akan terjadi bangkrut. Padahal katanya beragama tetapi mengapa mendahului keputusan sang Pencipta. Akhirnya ide untuk mengembangkan kreatifitas dan usaha sudah layu sebelum berkembang.
Analisis ketiga, negara juga tidak serius untuk membina rakyatnya agar berani keluar dari zona nyaman terlihat dari tingginya suku bunga pinjaman di negeri ini dan rakyat yang ingin memulai usaha pun terbentur dengan adanya agunan ketika ingin mendapatkan tambahan permodalan. Hanya beberapa oknum-oknum yang diringankan dalam proses pengajuan bantuan modal. Mungkin kita sudah bersama-sama mengetahui oknum-oknum yang saya maksud!
Realitasnya secara ekonomi negeri ini merupakan populasi ke 4 terbesar didunia. Jadi dari data tersebut, maka berbanding lurus dengan peluang pasar yang juga sangat besar sehingga terlihat nyata bahwa Indonesia target negara asing untuk memasarkan produknya.
Secara geografis negeri ini sangat strategis karena berada diantara 2 benua dan 2 samudera. Selain itu negeri ini juga kaya akan Sumber Daya Alam baik itu mineral, hayati, dan lain-lain.
Sudah selayaknya negara hadir dan percaya penuh terhadap rakyatnya. Jangan rakyat dibuai dengan adanya Bantuan Langsung Tunai yang nominalnya tidak akan merubah nasib yang menerimanya.
Rakyat itu butuh bantuan dari negara bagaimana bisa terlepas dari kemiskinan. Negara sudah selayaknya menyiapkan regulasi yang berdampak positip melahirkan pengusaha-pengusaha baru sehingga menaikkan jumlah populasi pengusaha jangan hanya berkutat di angka 4 persen saja dari total populasi rakyat Indonesia yang saat ini sudah mencapai lebih kurang 275 juta jiwa.
Salam Damai Penuh Kasih,
#CurhatanWongCilik
#GodspeedIndonesia
#GodspeedMedan
Penulis: Suwandi Purba, S.Pd
Guru Hororer
0 Response to ""ROBOT ROBOT HIDUP""
Posting Komentar