Ilustrasi Danau yang Kotor (Credit Foto: Poskotanews.com) |
Sebuah cerita dari negeri antah berantah.
Di negeri antah berantah ini ada sebuah komplek Perumahan yg sering disebut dengan Komplek Perumahan "SIMIT".
Owner Perumahan Simit yang luas, besar dan megah ini terdiri dari banyak orang sehingga membentuk kelompok yang bernama Rakyat.
Setahun yang lalu Owner perumahan yang bernama kelompok Rakyat ini "Open Recruitment" Kordinator Komplek Perumahan.
Ada 2 kandidat Kordinator kala itu, tetapi mayoritas kelompok Rakyat ini memilih kordinator bernama *EDA*. Maka dengan suara mayoritas itu EDA Syah jadi Kordinator Komplek Perumahan SIMIT.
Masalah lama di kawasan komplek perumahan Simit tetap tidak ada penyelesaian.
Masalah tentang banyaknya sampah betebaran, taman komplek kotor, jalan komplek berlubang-lubang, maling tetap beraktifitas didalam komplek, Pungutan liar semakin menjadi-jadi didalam komplek.
Sampai-sampai "Danau buatan" yang bernama Danau "Tiba" terkontaminasi zat-zat berbahaya yang akan membahayakan ikan-ikan dan ekosistem didalamnya.
Danau Tiba ini terkontaminasi gegara beberapa orang yang sewa rumah di komplek ini mendirikan usaha yang membuang limbahnya langsung ke Danau buatan tersebut.
Beberapa orang owner marah karena mendapat Informasi kalau Kordinator bernama Eda tidak maksimal kerja (baca: Bermalas-malasan) padahal sudah syah jadi Kordinator.
Owner yang marah ini mendatangi komplek Perumahan Simit untuk mengkonfirmasi dan memberi masukan agar Kordinator memperbaiki kinerja serta memutuskan kontrak sewa rumah orang-orang yang sudah merusak danau Tiba.
Sesampai digerbang Komplek terlihat pintu gerbang dikunci. Beberapa owner yang kala itu berbaju biru memanggil-manggil Kordinator. Satpam yang berada digerbang pun tidak membukakan pintu meskipun mereka tahu yang datang adalah beberapa owner komplek.
Saking geramnya, Ditengah terik matahari yang membakar kulit beberapa owner komplek itupun mendorong-dorong pintu gerbang sehingga rusak. Setelah rusak baru gerbang dibuka oleh satpam.
Selang beberapa menit asisten si Kordinator menjumpai owner untuk menyampaikan pesan dari si Eda agar besok datangnya karena sedang sibuk.
Owner inipun mengiyakan pesan dari si Eda tersebut. Meskipun secara etika sebenarnya itu sudah tidak sesuai karena si Eda yang telah diberikan amanah malah menunda pertemuan.
Esoknya, beberapa Owner yang marah dan geram melakukan pertemuan dengan si Kordinator yang bernama Eda.
Dengan tampang sok hebat si Kordinator bernama Eda meminta beberapa owner yang tetap berbaju warna biru itu untuk meminta maaf karena telah merusak pintu gerbang komplek yang notabene itu adalah miliknya.
Beberapa owner inipun menolak meminta maaf karena agenda pertemuan hari itu sebenarnya membahas tentang kondisi komplek Perumahan Simit yang semakin amburadul dan tidak tertata plus Danau Tiba terkontaminasi zat-zat berbahaya.
Gegara tidak minta maaf akhirnya pertemuan hari itu tidak ada hasil positip. Beberapa owner berbaju biru pulang dengan tangan hampa. Kordinator belagu bernama Eda inipun memberi perintah kepada kepala satpam agar melaporkan owner tersebut ke pihak berwajib di negeri itu karena telah merusak pintu gerbang komplek perumahan.
Bersambung,
Tunggu cerita lanjutannya ya guys,
Dari artikel episode pertama ini bagaimana tanggapan teman-teman.
Siapakah menurut kalian yang telah melakukan tindakan tidak beretika ?
0 Response to ""EDA" Kordinator Komplek Perumahan SIMIT yang belagu (Episode 1)"
Posting Komentar