Screenshot Detikcom |
Oknum politikus ambisius yang menghalalkan segala cara semakin banyak bermunculan kepermukaan. Menyedihkannya, semua itu dilakukan tanpa malu-malu. Segala daya upaya dilakukan untuk mencapai ambisi yang telah diidam-idamkan sejak lama. Mau itu cara elegan maupun cara kurang etis yang paling penting hasil akhir sukses merebut kekuasaan.
Di zaman serba canggih saat ini, cara yang paling efektif untuk menarik perhatian rakyat adalah melahirkan media berita baru. Pada dasarnya menurut penulis, tujuan utama adanya media berita untuk mencerdaskan rakyat dengan informasi-informasi yang kredibel dan terpercaya. Tapi tujuan utama itu seakan bukan jadi prorioritas bagi pemburu kekuasaan.
Salah satu media berita yang baru lahir menjelang pemilihan presiden tahun depan. Masa kampanye masih ada sebulan lagi, tapi para cecunguk-cecunguk haus kekuasaan sudah menjalankan strategi hitam berbau menyengat untuk mendoktrin dan memutarbalikkan persepsi masyarakat terhadap pemerintah yang sah saat ini.
Sebuah koran berbahasa Inggris dengan nama 'Independent Observer' ramai diperbincangkan masyarakat. Sebab, koran tersebut diduga diterbitkan kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno untuk melawan Joko Widodo-Ma'ruf Amin yang notabene kubu juara bertahan yang memiliki elektabilitas tinggi.
Penulis dapatkan informasi telah lahir media berita propaganda dari foto koran yang dilihat detikcom, headline koran tersebut bertulisan 'New Hope Vs Unfulfilled Promises' (Harapan Baru Vs Janji-janji yang Belum Terpenuhi). Sangat jelas narasi yang dibangun oleh media berita ini tidak berimbang. Dua ilustrasi pasangan capres dan cawapres yang disugukan malah terkesan mendiskreditkan petahana presiden Jokowi.
Prabowo-Sandiaga dan Jokowi-Ma'ruf juga tampak menghiasi headlinekoran itu. Gambar Koran yang diduga untuk propaganda itupun kemudian menyebar melalui broadcast aplikasi WhatsApp. Para perusuh menyebarkan virus dungu ke permukaan, kecanggihan teknologi disalahgunakan untuk menyebar informasi-informasi yang tidak berbasis data dan fakta.
Headline Koran Independent Observer |
Informasi adanya media propaganda berbahasa inggris bukan hoaks yang tidak berdasar pret, jangan bilang artikel ini mengada-ada ya. Buktinya Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengakui koran Independent Observer memang diterbitkan oleh sekelompok orang yang memiliki kedekatan dengan sang ketua umum Prabowo Subianto. Namun ia menegaskan koran tersebut tak terafiliasi dengan Gerindra.
"Ya memang ada beberapa sekelompok orang dekat dengan Pak Prabowo mencoba membuat penerbitan itu setahu saya," ujar Muzani saat dimintai konfirmasi di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (31/8/2018). "Harian bahasa Inggris tetapi kaitannya pasti tidak ada dengan Gerindra langsung," katanya. Sumber Detikcom
Pastilah tidak akan diakui terafiliasi secara langsung. Cara ini untuk mengantisipasi mana tahu kedepannya media berita propaganda yang baru terlahir ini terkena kasus pidana. Jadi kubu Prabowo tidak terkena efek dari masalah tersebut. Kita patut mengakui kecerdasan mereka membangun persepsi publik terkhusus dikalangan bani kampret. Semoga sajalah memang tidak ada kaitan langsung dengan kubu sebelah.
Diduga media berita propaganda dilahirkan untuk mengubah pikiran kognitif dalam kelompok sasaran untuk kepentingan politik tertentu. Cecunguk pemburu kekuasaan sedang mengembangkan atau memekarkan rangkaian pesan yang bertujuan untuk mempengaruhi pendapat dan kelakuan masyarakat yang masih belum menentukan pilihan capres-cawapres.
Biasanya media propaganda tidak akan menyampaikan informasi secara obyektif, tetapi memberikan informasi yang dirancang untuk mempengaruhi pihak yang mendengar atau melihatnya. Meskipun terkadang media propaganda menyampaikan pesan yang benar, namun seringkali menyesatkan, dimana umumnya isi propaganda hanya menyampaikan fakta-fakta pilihan yang dapat menghasilkan pengaruh tertentu, atau lebih menghasilkan reaksi emosional daripada reaksi rasional dari masyarakat.
Ada kemungkinan lahirnya media propaganda ini merupakan sebuah upaya disengaja dan sistematis untuk membentuk persepsi serta memanipulasi alam pikiran. Para perusuh sedang berupaya mempengaruhi langsung perilaku pembacanya agar memberikan respon sesuai yang dikehendakinya. Dalam bahasa sederhana, perusuh ingin menyetir pikiran para pembacanya. Bak robot yang dapat digerakkan dan diperintah untuk kepentingan para penyebar propaganda.
Saran penulis bagi sahabat pembaca semua, jangan menelan bulat-bulat setiap isi berita yang tidak jelas sumber referensi, kita sudah mengetahui pemburu kekuasaan menggunakan segala cara untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Jangan mau disesatkan oleh media-media propaganda abal-abal. Alangkah lebih baik, setiap menemukan informasi-informasi yang mencurigakan, maka cek terlebih dahulu kebenaran informasi tersebut di media berita mainstream yang telah memiliki kredibilitas dan rekam jejak yang baik.
Begitulah Unta-Unta,
0 Response to "Orang Dekat Prabowo Bikin Koran 'Propaganda' Lawan Jokowi"
Posting Komentar