"Terima Kasih telah berkunjung ke blog ini. Jangan lupa Share dan Comment ya"
loading...

Zulhas Sebut Banyak Intrik Koalisi Jokowi, Lebih Parah Mahar 1 Triliun Ketimbang Soal Mahfud

Zulkifli Hasan
Pengakuan bombastis Mahfud MD dalam acara Indonesia Lawyers Club akhirnya viral. Sebenarnya dalam acara tersebut ada dua topik utama yang menjadi tema pembahasan.
Pertama, masalah adanya mahar politik yang diberikan sandiaga untuk memuluskan langkahnya mendapat dukungan partai koalisi. Kader Demokrat yang mempublikasi informasi ini menyatakan bahwa dana 1 triliun itu untuk mengerucutkan dukungan meskipun dengan dalih untuk dana kampanye.
Kedua, masalah tidak terpilihnya Mahfud MD menjadi Cawapres petahana, padahal beberapa pakar politik memprediksi Mahfud memiliki peluang terbesar. Hasil akhir pakde Jokowi memilih ketua umum MUI KH. Ma’uruf Amin.
Perjalanan acara itu tampak lebih mengutamakan membahas tentang Mahfud MD daripada mahar politik. Buktinya durasi membahas masalah mahar politik 1 Triliun bak sebuah iklan didalam acara televisi. Setelah Sandiaga menyanggah semua tudingan Andi Arief, maka tidak ada lagi yang berfokus membahas masalah ini. Malah pengakuan Mahfud MD yang digoreng habis-habisan dalam diskusi sampai selesai. Bagi yang tidak nonton, sahabat boleh cek langsung di youtube.
Bila kita analisis lebih mendalam, terkadang acara ini tidak berimbang dalam menyajikan informasi. Dalam beberapa kasus lebih mendominasi mengarahkan perdebatan untuk menekan pemerintah. Seringkali kita melihat oknum-oknum yang menjadi narasumber katanya seorang akademisi tapi seringkali mengeluarkan statement yang bermuatan politis.
Narasumber yang sering menyampaikan kicauan sumbang, malah sangat digemari bani kampret. Makanya narasumber sumbang seakan menjadi langganan diacara itu. Latar belakangnya juga sering berganti-ganti terkadang akademisi, penggiat media sosial, pengamat politik, pengamat ekonomi, pengamat sosial dan pakar filsafat.
Entah mana yang benar latar belakangnya, tapi yang pasti gelar akademis dari oknum narasumber itu masih sarjana (Strata 1). Maka jelas dia tidak layak disebut menjadi Profesor. Sahabat pembaca pasti sudah tahu siapa oknum tersebut, jadi penulis tidak perlu menjelaskan lebih mendetail karena para kampret nanti bangga kalau mendengar nama itu.
Acara itu bisa dikatakan sukses untuk mengalihkan pandangan publik, buktinya pandangan publik dan media lebih menyoroti masalah pengakuan dari Mantan ketua Timses Prabowo dalam pilpres tahun 2014 lalu.
Kubu sebelah seakan dapat amunisi baru untuk dibom bardir ke publik. Salah satunya, Ketua umum PAN yang berceloteh seakan menyindir kubu petahana. Zulhas mengomentari pengakuan Mahfud MD tentang dinamika penunjukkan bakal calon wakil presiden pakde Jokowi.
Zulhas pun membandingkan dinamika politik yang terjadi di koalisi partai politik pengusung Prabowo-Sandiaga dengan koalisi pakde Jokowi-Ma'uruf Amin. Menurutnya, penunjukkan sosok bakal cawapres di kubunya lebih sederhana.
Zulhas menyebut banyak intrik dan dinamika yang terjadi di kubu Jokowi-Ma'ruf Amin. Pernyataan ini bak menyebarkan angin surga, bani kampret pasti klepek-klepek mengetahui pernyataan ini. Sebentar lagi laskar bumi datar akan memviralkan meme yang mengutip pernyataan tersebut. Sudah terbaca cara mainnya pembenci pakde Jokowi.
"Ya, seru saja. Saya tidak mengira seseru itu, ya. Ternyata kan tidak mudah prosesnya, saya kira banyak intrik," kata Zulkifli di kompleks parlemen, Jakarta, Rabu (14/8). "Ternyata lebih sederhana di sini kan, di Pak Prabowo lebih sederhana. Pak Prabowo mengambil take posisi. Kita semua berkorban untuk mendukung, ambil posisi begitu," katanya. Sumber CnnIndonesia
Sebenarnya apa yang disampaikan oleh Zulhas ini tidak sesuai dengan perkembangan komunikasi politik yang tampak ke publik sebelum adanya deklarasi dukungan. Komunikasi politik kubu oposisi waktu itu sangat alot dan dinamis. Berkorban apa sih kalian pak, tidak salah itu. Tapi kalau bapak bilang Sandi yang berkorban baru enak didengar telinga.
Pakde Jokowi mendeklarasikan sesuai dengan apa yang pernah diberitahu ke publik bahwa inisial nama yang dipilih adalah (M). Kalau diseberang kan bertolak belakang, menyebar informasi inisial pendamping capres oposisi adalah (A) padahal yang dideklarasi inisialnya berawalan (S), jauh banget ya jarak (A) ke (S). Kalau digabung A sama S, jadinya apa ya. Ha ha
Pengakuan Mahfud digoreng habis-habisan, tujuannya untuk melupakan isu mahar politik yang sebenarnya lebih esensial untuk dibahas. Mahar politik lebih parah ketimbang dinamika kubu petahana. Mahar politik telah mengkerdilkan rakyat di dalam proses demokrasi. Suara rakyat telah digadaikan lewat mahar hanya untuk sebuah posisi strategis.
Begitulah Kampret-Kampret,

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Zulhas Sebut Banyak Intrik Koalisi Jokowi, Lebih Parah Mahar 1 Triliun Ketimbang Soal Mahfud"

Posting Komentar