"Terima Kasih telah berkunjung ke blog ini. Jangan lupa Share dan Comment ya"
loading...

Sandiaga Menguat Jadi Cawapres, Elit Demokrat Marah: Prabowo ‘Jenderal Kardus’, Koalisi Hancur?

Prabowo Bersama SBY
Dinamika politik nasional sedang mengalami panas tingkat tinggi, koalisi yang didengung-dengungkan kubu oposisi sedang diterpa badai. Kekompakan yang dipamerkan beberapa hari sebelumnya seakan buyar begitu saja membaur menjadi angin. Indikasi perahu karam semakin tampak kepermukaan menjelang penutupan pendaftaran capres dan cawapres.
Nama-nama Cawapres Prabowo yang sebelumnya menguat, seperti Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ustad Abdul Somad (UAS) dan Salim Segaf Al-Jufri (SSA) tampaknya hanya jadi bunga-bunga yang mengalihkan pandangan publik. Dari ketiga nama diatas hanya dua saja AHY dan UAS yang memang jadi perbincangan hangat baik di sosial media maupun di dunia nyata.
Sejak UAS menolak menjadi Cawapres Prabowo karena ingin fokus membimbing umat, maka mutlak nama AHY mengglinding deras di prediksi masyarakat yang akan mendampingi Prabowo. Nama Wakil Ketua Dewan Syuro PKS Salim tampak kurang diminati publik karena daya magnetnya kalah dibandingkan dengan pangeran Cikeas maupun UAS.
Seharusnya dengan kejadian tersebut PKS harus intropeksi diri, terbukti mayoritas masyarakat tidak memberikan apresiasi. Tindak tanduk yang selama ini dilakukan oknum-oknum PKS sungguh sangat mengecewakan masyarakat. Tagar-tagar yang diviralkan oleh Mardani Ali Sera (MAS) terbukti tidak dapat menambah popularitas partai tempatnya bernaung.
Beda lagi dengan PAN, Partai yang dipimpin oleh Zulkifli Hasan harus berpikir keras karena UAS menolak menjadi pendamping Prabowo. PAN menyatakan akan mencari calon alternatif, jadi dapat kita ambil kesimpulan awal bahwa PAN tidak menyepakati kader PKS maupun Demokrat menjadi pendamping Prabowo.
Tokoh alternatif yang tengah dicari PAN menjelang penutupan pendaftaran Pilpres 2019 itu disebut yang bisa diterima seluruh partai koalisi. Saat ini, semua kembali ke titik nol. Dengan mencari tokoh alternatif yang bisa diterima semua pihak, PAN berharap tidak ada parpol koalisi yang merasa ditinggalkan. Usul yang diajukan PAN adalah tokoh di luar partai.
Jalan tengah ini ditawarkan terkait keinginan PAN mendorong ketumnya, Zulkifli Hasan, sebagai cawapres Prabowo. Dorongan Zulkifli jadi cawapres Prabowo disuarakan pengurus DPW. Bila Prabowo tidak memilih Zulkifli sebagai cawapres, PAN merekomendasikan agar Prabowo tidak mengambil kader parpol lain.
 "Diambil jalan tengah yang bisa merekatkan itu semua, yaitu misalkan walaupun banyak beredar Abdul Somad menolak, tapi kami masih berkeyakinan Abdul Somad masih mau. Kemudian ada Anies, ada Gatot. Jadi ini semua masih terbuka didiskusikan di partai koalisi," ujar Ketua DPP PAN Yandri Susanto di kantor DPP PAN, Jl Senopati, Kebayoran Baru, Jaksel, Rabu (8/8/2018). Sumber detik.com
Sepertinya nama Gubernur Jakarta Anies dan mantan panglima TNI Gatot juga bunga-bunga politik, buktinya nama Sandiaga Uno yang semakin menguat dipermukaan. Isu Sandiaga digandeng Prabowo jadi cawapresnya kian kuat.
Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria mengatakan Sandiaga merupakan sosok alternatif yang bisa diterima calon mitra koalisi. Sandiaga dipilih di tengah kengototan Partai Demokrat, PKS, dan PAN, yang masih ingin memajukan kader sebagai cawapres.
Entah apa yang bisa dibanggakan dari Sandiaga sejak menjabat di Ibukota. Sandiaga selama duduk jadi Wagub hanya mempopulerkan jurus bango, pakai lips balm dan jalan-jalan ke luar negeri. Sosok begian jadi cawapres, mau dibawa kemana negeri ini!
Tidak dapat kita pungkiri politik itu dinamis, segala kemungkinan bisa terjadi. Manufer-manufer politik mengglinding deras apalagi Prabowo membutuhkan logistik yang besar untuk mencapres tahun depan. Sampai-sampai meminta bantuan dana dari masyarakat yang kata mereka sedang dalam keterpurukan. Kok masyarakat terpuruk malah dimintai bantuan sih (penulis tepok jidat).
Solusi untuk menyelesaikan permasalahan logistik adalah mencari cawapres yang punya dana segar melimpah, salah satunya Sandiaga. Maka melihat kondisi peta politik ini, kubu oposisi terlihat saling gilas-menggilas.
Screenshot Berita
Kemungkinan besar partai besutan SBY akan keluar dari koalisi. Wasekjen Partai Demokrat (PD) Andi Arief berang terhadap Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Andi Arief menyebut Prabowo sebagai jenderal kardus. Pernyataan yang sangat monohok ya sahabat pembaca.
Pernyataan “Jenderal Kardus” sudah termasuk pelecahan dan pencemaran nama baik dari eks Danjen Kopassus tersebut. Andi Arief mengatakan Prabowo mementingkan uang pada Pilpres 2019 ketimbang perjuangan. 
Tersiar kabar, Sandiaga Uno yang sanggup membayar PAN dan PKS masing-masing Rp 500 M agar Ia menjadi pilihan untuk cawapres Prabowo. Menggiurkan sekali jumlah dana yang bisa diberikan oleh Sandiaga apalagi dana yang besar dibutuhkan partai-partai untuk dapat tembus ambang batas Parliement Treshold
Beginilah koalisi yang didasari kepentingan memburu kekuasaan bukan mensejaterakan rakyat umum. Gusti Ora Sare, niatan yang tidak tulus akan hancur secara perlahan. masyarakat yang memiliki hak pilih tahun depan, jangan sampai salah pilih. Memilih pemimpin harus yang pandai menata negara bukan menata kata. Ayo kerja, kerja, kerja!
Begitulah Kardus-Kardus,

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sandiaga Menguat Jadi Cawapres, Elit Demokrat Marah: Prabowo ‘Jenderal Kardus’, Koalisi Hancur?"

Posting Komentar