"Terima Kasih telah berkunjung ke blog ini. Jangan lupa Share dan Comment ya"
loading...

PKS dan Demokrat Berebut Cawapres, Fahri Serukan Kader PKS Melawan Pimpinan



Partai-partai pendukung Prabowo terus melakukan rapat maraton guna mematangkan koalisi menjelang pendaftaran Pilpres 2019. Hingga saat ini, Gerindra-Demokrat-PAN-PKS belum juga mencapai kesepakatan final soal cawapres pendamping Prabowo. Masih berlangsung komunikasi politik yang alot di kubu koalisi oposisi. Semua partai kecuali Gerindra masih memiliki hasrat untuk mendudukkan jagoannya sebagai pendamping Prabowo.
Hingga detik ini, koalisi Prabowo memang belum deal mengenai nama yang akan duduk di posisi cawapres. PKS mendorong Prabowo berpasangan dengan Ketua Majelis Syuro Salim Segaf Aljufri, sementara PAN meng-endorse Ustaz Abdul Somad. Demokrat memang menyatakan tidak menuntut jatah cawapres, namun nama kadernya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), diusulkan jadi cawapres Prabowo.
Fix, tersisa dua nama yang kuat dari rekomendasi partai yang akan dipilih oleh Prabowo, yakni rekomendasi PKS dan Demokrat. Nama yang direkomendasikan PAN dapat dikatakan tidak akan masuk dalam pilihan lagi karena UAS menolak untuk maju menjadi Cawapres Prabowo. Pertandingan head to head dalam perebutan posisi Cawapres membuat setiap partai mengupayakan berbagai macam strategi.
Salah satunya dengan mengancam akan keluar dari koalisi bila jagoannya tidak jadi pendamping eks Danjen Kopassus itu. Sahabat pembaca pasti sudah mengetahui bahwa PKS yang memberikan ultimatum akan keluar dari koalisi serta akan abstain dalam pilpres mendatang bila Prabowo tidak memilih salah satu kader yang direkomendasikan.
Meski begitu, Gerindra mencoba menutupi kondisi sebenarnya di internal partai koalisi dengan menyatakan empat partai ini akan selalu solid untuk maju bersama melawan koalisi pendukung pakde Jokowi pada Pilpres 2019. Padahal sudah tampak di permukaan bahwa dengan bergabung Demokrat ke koalisi, bukan membuat koalisi semakin mulus malah menambah alot komunikasi politik.
Berbanding terbalik, Gerindra berupaya menutup-nutupi, malah Demokrat yang membongkar dengan sendirinya kebenaran kondisi internal koalisi yang ruwet dan sangat alot. Soal adanya perbedaan pendapat juga diakui oleh Demokrat. Bahkan dalam rapat empat sekjen pada Rabu (1/8), belum ada kesepakatan soal nama cawapres.
Katanya koalisi solid, tapi kok bisa PAN menyatakan belum memutuskan sikap meski kerap melangsungkan pertemuan dengan seluruh Partai yang (katanya) mendukung Prabowo. PAN menyampaikan alasan bahwa masih menunggu hasil rakernas yang akan digelar awal pekan depan, kalau memang sudah yakin dengan koalisi oposisi ya tidak mungkin belum bisa menentukan pilihan. Apakah ini merupakan isyarat bahwa PAN ada kemungkinan akan keluar dari koalisi kubu oposisi.
Melihat memanasnya dinamika politik kubu oposisi penulis melihat PAN ada kemungkinan akan keluar dari koalisi bila Prabowo tidak menentukan pilihan sesuai dengan harapannya. Jadi kemanakan PAN akan berlabuh, ada kemungkinan PAN akan berlabuh ke kubu koalisi pakde Jokowi.
Daripada ruwet di kubu oposisi yang belum tentu menang, mending PAN ke kubu pakde Jokowi yang memiliki peluang kemenangan yang tinggi berdasarkan hasil survey berbagai lembaga survey yang terpercaya dan berkredibilitas tinggi. Peluang kemenangan ini pasti ditunjang juga dengan prestasi dari pakde Jokowi yang sangat mumpuni membangun negeri ini dari ujung barat sampai timur.
Ditengah kemelut yang terjadi di kubu oposisi, malah Fahri Hamzah ikut menambah riak-riak ke kubu oposisi. Fahri Hamzah yang baru saja menang atas pimpinan PKS di Mahkamah Agung, meminta kader menggalang diri untuk melawan pimpinan. Fahri menilai, pimpinan PKS sudah membuat partai menjadi rusak dan terancam kalah suaranya di 2019.
 "Saya kira, kadernya sudah tergalang, tinggal menumbuhkan kesadaran saja. Ini kan, dari gerakan menolak dicalegkan. Sekarang, gerakan saya kira, sekarang banyak sekali pembangkangan terjadi," kata Fahri di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis 2 Agustus 2018. "Ya, mudah-mudahan putusan hari ini membuka mata yang lebih luas. Sebab, kalau kita mau hancur bersama-sama, ya hancur bersama-sama. Tetapi, kalau kita mau buka mata, sedikit membuka mata, mudah-mudahan ini bisa menyelamatkan partai di pemilu yang akan datang," kata Fahri. Sumber viva.co
Para pimpinan masih disibukkan membangun komunikasi politik agar salah satu kader yang dipilih mendampingi mantan menantu Suharto. Malah datang lagi FH mengkompor-kompori agar kader melawan pimpinan.
Apa tak pening tuh kepala para elit PKS, posisi cawapres kemungkinan akan direbut Demokrat, kader banyak yang membangkang dengan menolak jadi caleg ditambah lagi FH meminta PKS harus segera membayar ganti rugi 30 M karena MA telah menolak kasasi yang diajukan PKS, terkait persoalan pemecatan FH.
PKS yang viralkan tagar #2019GantiPresiden akan merasakan pahitnya senjata makan tuan, dimana presiden PKS yang akan diganti dalam waktu dekat. Akhir kata jangan menanam angin, kalau tidak mau menuai badai.
Begitulah Sapi-Sapi,
Salam #2019GantiPresidenPKS

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "PKS dan Demokrat Berebut Cawapres, Fahri Serukan Kader PKS Melawan Pimpinan"

Posting Komentar