"Terima Kasih telah berkunjung ke blog ini. Jangan lupa Share dan Comment ya"
loading...

Pengalihan Isu Mahar, Oposisi Goreng Pernyataan Mahfud, Koalisi Jokowi Mengklarifikasi

Screenshot Berita detik.com
Diskusi Indonesia Lawyers Club tadi malam bertema #ILCMaharPolitikdanPHP. Acara ini menampilkan narasumber-narasumber dari berbagai profesi. Termasuk politisi dari dua kubu koalisi yang akan bertarung dalam pilpres tahun depan. Seharusnya topik utama diskusi tersebut dapat dipisah jangan disatupadukan. Supaya jangan ada tumpang tindih dalam pembahasan di dalam diskusi.
Acara ini berkontribusi menyukseskan agenda oposisi untuk mengalihkan isu politik nasional, sehingga tampak jelas dalam diskusi tersebut lebih menyoroti tidak terpilihnya Mahfud MD sebagai cawapres Jokowi daripada adanya indikasi mahar 1 triliun dari Sandiaga ke partai koalisi oposisi. Masyarakat seakan dialihkan pandangannya dari adanya kasus mahar politik yang sebenarnya lebih prioritas untuk dibongkar dan ditelanjangi.
Acara diskusi yang disiarkan live keseluruh Indonesia telah selesai, kubu sebelah sangat diuntungkan dengan hasil diskusi tadi malam. Kubu sebelah mendapat amunisi baru untuk menggoreng-goreng isu. Mereka mendapatkan momentum mengalihkan isu mahar yang beberapa waktu lalu berbondong-bondong menyerang oposisi.
Salah satu yang menggoreng isu adalah kader Gerindra Andre dengan membandingkan drama penentuan cawapres Jokowi itu dengan penentuan cawapres sang ketumnya Prabowo. Dia menyebut Prabowo sangat tegas ketika memutuskan cawapres. Pernyataan Andre ini jelas bertolak belakang dengan kenyataan yang tampak dipermukaan.
Kader Gerindra mencoba memainkan emosi publik dengan menebarkan kekhawatiran kejadian ini akan berlanjut di era kepemimpinan Jokowi mendatang. Kegalauan dalam menentukan cawapres disebutkan Andre merupakan contoh bahwa Jokowi tak mampu menghadapi tekanan. Biasalah mereka ini kan hobby banget memainkan isu, meskipun referensinya dari novel fiksi.
 "Saya rasa inilah bedanya Pak Prabowo dengan Pak Jokowi. Pak Prabowo sangat kuat mentalnya dan pendiriannya, sehingga beliau kuat menghadapi segala tekanan," sebut Andre. "Kalau menentukan cawapres saja beliau tidak tahan tekanan, apalagi nanti kalau menghadapi negara asing. Kita butuh pemimpin yang bernyali, bisa menghadapi tekanan," tuturnya. Sumber Detik.com
Penulis ngakak mendengar pernyataan ini, dia mencoba memutar fakta bahwa ketumnya yang sebenarnya mengalami kegalauan tingkat tinggi karena sempat mentok dalam komunikasi politik. Kelompok sebelah masih beruntung ada oknum yang mau memecah kebuntuan dengan mengisi kardus yang kosong. Sehingga komunikasi politik kubu sebelah berjalan dengan mulus.
Selain itu, Pernyataan Andre menyebut pakde Jokowi tidak tahan tekanan asing merupakan isu tidak berdasar, dimana selama ini kita sudah mengetahui bahwa pemerintahan pakde Jokowi tidak gentar atas tekanan dari pihak manapun. Bukti konkritnya, Indonesia akan menerima 51 persen dari total saham Freeport, blok Mahakam sudah dapat dinasionalisasi, dan paling viral terakhir ini blok Rokan akan dialihkan pengoperasiannya ke perusahaan plat merah Pertamina.
Bila capres jagoannya memang tegas pasti memutuskan pilihan dari rekomendasi ‘Itjima Ulama’. Realitanya rekomendasi itu tidak dijalankan, capres jagoannya tidak mengindahkan masukan-masukan agar memilih kaum ulama jadi pendampingnya. Malah pakde Jokowi yang mendengar aspirasi masyarakat dengan memilih cawapres KH. Ma’uruf Amin.
 Baca Artikel TerkaitMakjleb, Ma’ruf: Belah Sono Ngomong Hargai Ulama tapi Ijtimak Tak Didengar, Terbukti Jokowi Hargai Ulama
Koalisi pendukung pakde Jokowi tidak tinggal diam dengan gorengan-gorengan kelompok sebelah. Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menegaskan tidak ada partai koalisi pakde Jokowi yang pernah menghubungi MMD untuk bersiap-siap menjadi cawapres Jokowi. Hasto menyebut seleksi cawapres menjadi kewenangan Jokowi.
 "Oh nggak pernah. Kami nggak pernah lakukan karena itu ranah dari Presiden dan Presiden meminta beberapa orang melakukan persiapan karena apa pun menyangkut pemimpin negara harus ada opsi, opsi dan opsi. Opsi itu dilakukan para ketua umum partai dan kami melihat goreng menggoreng penetapan calon ini kan digenderangnya oleh pihak lain," ujar Hasto di Istana Negara, Rabu (15/8/2018). Sumber Detik.com
Jadi fix ya kalau pihak seberang mencoba menggoreng isu ini dengan tujuan menyelamatkan nama baik mereka di masyarakat. Mereka pikir masyarakat itu gampang dibodohi-bodohi zaman sekarang ini.
Kalaupun ada mau dikibulin ya paling dari bani kampret yang memang cara berpikirnya sudah terbalik. Bani kampret gampang dikomando cara berpikirnya, sampai ada oknum yang lulusan sekolah kristen tapi mereka mau percaya oknum itu seorang santri. Koplak banget ya. Ha ha
Isu mahar politik 1 triliun ini sangat perlu ditindaklanjuti oleh pihak-pihak berwajib terkhusus Bawaslu, agar menjadi pembelajaran bagi masyarakat bahwa pemberian mahar dalam politik merupakan langkah yang menyalahi aturan.
Bila pernyataan Andi Arief terbukti benar maka pemberi dan penerima mahar harus diberikan sanksi sesuai dengan aturan berlaku. Jangan sampai masalah mahar politik menjadi sebuah catatan hitam dalam pesta demokrasi negeri ini.
Begitulah Kira-Kira,

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pengalihan Isu Mahar, Oposisi Goreng Pernyataan Mahfud, Koalisi Jokowi Mengklarifikasi"

Posting Komentar