"Terima Kasih telah berkunjung ke blog ini. Jangan lupa Share dan Comment ya"
loading...

Mardani Sebut Negara Kalah Sama Preman, Nasdem Membalas: Neno 'Persekusi' Presiden

Screenshot Berita Detik.com
Gerakan tagar abal-abal yang diinisiasi oleh Mardani CS akhirnya berujung kisruh di berbagai daerah di negeri ini. Masyarakat yang memiliki akal sehat menentang gerakan yang tujuan utamanya adalah mendiskreditkan Presiden Jokowi. Gerakan #2019Ganti Presiden tampak jelas merupakan bagian dari kampanye yang bermuatan Negatif Campaign
Paling parahnya lagi, bila kita lihat di Youtube ataupun media berita ada muatan Black Campaign menyebut pakde Jokowi adalah PKI. Harusnya pihak kepolisian menangkap semua orang-orang yang memfitnah Presiden Jokowi.
Mereka memanipulasi pikiran sebagian kecil masyarakat agar melakukan perlawanan kepada pemerintah, padahal gerakan mereka itu ditunggangi kepentingan politik dari oknum-oknum yang haus akan kekuasaan. Jagoan mereka itu sudah berulang kali mencalonkan diri tak pernah menang, maka secara usia tahun depanlah momentum terakhir untuk melampiaskan hasratnya berkuasa. Jadi segala macam cara harus dilakukan.
Setelah mendapat penolakan dari masyarakat, seperti biasa kubu penggerak ganti presiden memainkan peran seakan-akan mereka adalah korban. Padahal mereka yang sebenarnya aktor utama yang membuat suhu politik di negeri ini semakin memanas dengan gerakan abal-abal yang digembar-gemborkannya.
'Playing Victim' dimulai, Mardani menyayangkan penolakan gerakan #2019GantiPresiden di berbagai daerah. Mardani menyebut negara ini kalah dari preman. Penulis ngakak baca pernyataan Mardani tim 'rempong' ini, semua yang tidak sepakat dengan tindak-tanduk Mardani CS dapat label negatif.
Ketika kepolisian tegas menjalankan aturan-aturan yang berlaku di negeri ini, Mardani CS sebut polisi itu represif. Ketika pemerintah tegas tidak neko-neko dengan perusuh HTI, Mardani CS sebut pemerintah itu Diktator. Kini ketika masyarakat tidak bersepakat dengan gerakan abal-abal ganti presiden malah masyarakat dicap label preman.
"Kita menyaksikan, negara kalah oleh preman," ujar Mardani sembari menyertakan emotikon sedih, seperti dikutip dari Twitter resminya, Minggu (26/8/2018). Ketua DPP PKS tersebut terus menyindir aparat penegak hukum dalam kasus penolakan tokoh-tokoh yang hendak menggelar acara #2019GantiPresiden. Mardani meminta aparat tak takluk dengan preman. Sumber detik.com
Bung Mardani sehat kan, apa bung pikir yang punya hak menyampaikan pendapat itu hanya bung bersama gerombolan ganti presiden saja. Tiap-tiap warga negara Indonesia memiliki hak yang sama di negeri ini untuk berserikat, berkumpul dan menyampaikan pendapat. Jangan setiap ada masyarakat yang tidak bersepakat dengan gerakan kalian diberi label-label negatif.
Bila dianalisis malah didalam gerombolan kalianlah berbaur unsur-unsur preman dan perusuh yang tidak hanya menginginkan ganti presiden tapi menginginkan juga ganti sistim negara. Gerakan abal-abal ini disusupi pejuang-pejuang HTI. Padahal kita sudah mengetahui bersama bahwa saat ini status HTI sama dengan PKI, sama-sama ormas terlarang di negeri ini.
Salah satu politikus Partai NasDem angkat bicara menanggapi pernyataan Mardani. Ketua DPP NasDem Irma Suryani Chaniago keberatan negara dianggap kalah oleh preman lantaran dianggap membiarkan persekusi terhadap deklarator #2019GantiPresiden Neno Warisman. Bagi NasDem, Neno yang sebenarnya mempersekusi Presiden Jokowi.
"Yang preman itu siapa? Menurut saya justru Neno yang sedang mempersekusi presiden! Presiden yang sah dan masih menjabat!" ujar Ketua DPP NasDem Irma Suryani Chaniago, Minggu (26/8/2018). "Mereka jangan lempar batu sembunyi tangan! Saya menganggap ulah roadshow ganti presiden tersebut adalah bentuk persekusi terhadap presiden," cetusnya. Sumber Detik.com
Irma juga menyindir dengan monohok pengakuan Mardani yang rindu rezim sebelum Presiden Jokowi. Irma mengungkit era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang kerap didemo namun berujung pada pemenjaraan aktivis. Irma meminta seharusnya pihak #2019GantiPresiden bersyukur karena Jokowi tak sampai mengambil langkah serupa seperti di era SBY.
Emak-emak yang berasal dari Sumatera Barat ini menyindir dengan telak dan tepat diulu hati, tanpa bertele-tele beliau langsung to the pointmembandingkan presiden Jokowi dan SBY. Bung Mardani CS harusnya bersyukur tidak langsung dimasukkan ke hotel prodeo. Ha ha
Menurut penulis, pernyataan bung Mardani lebih baik rezim sebelum pakde Jokowi, ada benarnya juga bagi dia dan kelompoknya. Dimana Pada saat rezim itu, mereka merupakan bagian dari penikmat kekuasaan. Kemungkinan aliran dana segar masih mengalir kencang. Kehidupan penuh dengan kebahagiaan, apapun yang diharapkan pasti terkabul.
Saking enaknya rezim sebelum pakde Jokowi, sampai-sampai mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq diendapkan di hotel prodeo. LHI merupakan terdakwa kasus suap pengurusan kuota impor daging sapi di Kementerian Pertanian. LHI diganjar hukuman 16 tahun penjara dan denda Rp1 miliar.
Penutup
Seharusnya sahabat setia Seword sudah paham bahwa rezim yang disenangi aktor utama gerakan tagar abal-abal ganti presiden adalah rezim yang membuka peluang ‘kran dana’ mengalir tanpa batas. Mereka tidak perlu bersusah payah lagi untuk mengumpulkan harta dunia, karena rezim yang mereka sukai itu harus bersahabat dan mau diajak lobi-lobi kepentingan.
Begitulah Sapi-Sapi,

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Mardani Sebut Negara Kalah Sama Preman, Nasdem Membalas: Neno 'Persekusi' Presiden"

Posting Komentar