"Terima Kasih telah berkunjung ke blog ini. Jangan lupa Share dan Comment ya"
loading...

Gerakan #2019GantiPresiden Tidak Apresiasi Prestasi Jokowi, Ngabalin Serukan 'Lanjutkan, Lawan, Libas'


Pembukaan pendaftaran Capres sudah memasuki hari kedua tetapi belum ada satupun tokoh-tokoh bangsa yang mendaftarkan diri sampai artikel ini diposting. Realita ini membuktikan bahwa komunikasi politik masih alot dan dinamis.

Tokoh-tokoh yang berambisi mengalahkan pakde Jokowi masih belum mendapatkan dukungan partai untuk memenuhi persyaratan 20 persen Presidential Treshold. Melihat dinamika politik yang berkembang maka masih dimungkinkan Pakde Jokowi akan bertarung dengan kotak kosong ataupun pesaingnya bukan Prabowo, karena kondisi peta politik kubu oposisi masih belum fix.

Gerakan #2019GantiPresiden yang dicetuskan oleh kader PKS Mardani Ali Sera (MAS) terbukti tidak berdampak apapun terhadap peta politik nasional. Gerakan tersebut tidak berdampak secara sistematis menurunkan elektabilitas petahana. Bahkan banyak kelompok masyarakat melakukan penolakan ketika gerombolan pencetus gerakan abal-abal merencanakan deklarasi di daerah seperti Kotamadya Batam dan Provinsi Jawa Barat.

Masyarakat di provinsi Jawa barat yang merupakan basis suara dari kubu oposisi pada pilpres 2014 silam ikut serta menyatakan tidak sepakat dengan gerakan abal-abal tersebut. Terbukti, masyarakat secara umum sudah cerdas dalam menilai mana yang bercita-cita memajukan bangsa dan mana yang hanya memenuhi hasratnya untuk merebut kekuasaan.

Setelah ditolak di dalam negeri. Berdasarkan informasi yang berseliweran, gerombolan ganti presiden ingin membangun wacana dengan deklarasi di luar negeri. Misalnya Amerika Serikat dan Australia. Penulis tidak tahu entah apa latar belakang harus memilih dua negara ini, dilihat dari jumlah suara pemilih WNI di negara tersebut maka dapat dipastikan tidak akan mempengaruhi suara nasional. 

Jauh panggang dari api, gerakan ganti presiden di luar negeri tidak mempengaruhi dinamika politik dalam negeri. Malah Pakde Jokowi semakin kokoh dan menguat di akar rumput, masyarakat semakin yakin terhadap beliau memimpin bangsa ini. Sahabat pembaca pasti ada yang bertanya-tanya, mengapa sih penulis menyebut gerakan ganti presiden merupakan gerakan abal-abal?

Baiklah penulis akan coba jelaskan secara sederhana ada dua alasan utama, antara lain:

Pertama, gerakan ganti presiden tapi penggantinya belum jelas entah siapa. seharusnya sebelum melakukan gerakan sudah mempersiapkan calon pengganti yang jauh lebih potensial daripada petahana. 

Faktanya calon presiden dari gerakan ganti presiden belum tampak sampai detik ini, jangan-jangan belum lahir ya. Tapi kan bung calon penggantinya Capres abadi?, Emang dia sudah dapat perahu, sampai saat ini saja dia masih nunggu adanya perahu yang menghantarkannya jadi Capres (Catat ya Capres yang resmi didaftarkan ke KPU).

Kedua, gerakan ganti presiden tidak jelas esensi perjuangannya. Latar belakang dan tujuan perjuangannya hanya untuk merebut kekuasaan dari tangan Jokowi. Mereka teriak-teriak bangsa ini mengalami kemerosotan tapi tidak ada sedikitpun yang bisa memberikan solusi untuk memperbaikinya. 

Mereka coba memanipulasi masyarakat dengan isu-isu sampah (maaf bila terlalu kasar) seperti telur palsu dan harga telur naik. Kita dibuat ngakak melihat isu yang betebaran ini, kok asik membahas telur sih. haha

Melihat gerakan ini tidak murni memperjuangkan bangsa, maka penulis sepakat dengan komunitas Anak Bangsa yang diinisiasi Ngabalin bersama rekan-rekannya sesama alumni Universitas Indonesia. Mereka sepakat untuk mendukung Jokowi lanjut dua periode kepresidenan. 


"Saudara sebangsa dan setanah air, kami semua alumni UI masyarakat yang amat terpelajar, kami tergabung dalam Komunitas Anak Bangsa for Jokowi 2 periode. **Simbol kami: lanjutkan, lawan, libas! UI for Jokowi!" kata Ngabalin disambut para anggota Komunitas Anak Bangsa di sekitarnya itu. Sumber: detik.com

Dia lantas menjelaskan soal slogan yang diusung, yakni 'lanjutkan, lawan, libas!'. Yang pertama, lanjutkan, bermakna Komunitas Anak Bangsa mendukung kemenangan Jokowi di Pilpres 2019 sehingga bisa melanjutkan masa jabatannya.*

"Yang kedua, lawan, adalah melawan berita bohong, berita fitnah, mulut comberan, melawan pihak yang menjadikan isu agama yang mencederai orang lain, "Kalau masih melawan, sekalian kita libas. Kita laporkan ke polisi karena menyebarkan hoax.

Slogan 'lanjutkan, lawan, libas' dinilainya tak akan memicu konflik, soalnya fitnah memang harus dihentikan. Pihak pemfitnah itu dianalogikan Ngabalin seperti sosok yang lapar akan sesuatu. Dia lantas menyebut pihak rival di Pilpres 2019. Bahkan Ngabalin punya penilaian khusus untuk gerakan Ganti Presiden. Menurut Ngabalin, pihak pendukung gerakan itu tak pernah mengapresiasi Jokowi.

Kita sudah semakin paham bahwa tujuan akhir gerakan ganti presiden hanya untuk merebut kekuasaan bukan untuk membawa negeri ini semakin maju dan disegani dunia. Deklarator gerakan sudah jelas tidak mengapresiasi prestasi pakde Jokowi melaksanakan program pembangunan yang merata di Indonesia. Akhir kata, nikmat apa lagi yang hendak kalian dustakan pret !

Begitulah Sapi-Sapi,



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Gerakan #2019GantiPresiden Tidak Apresiasi Prestasi Jokowi, Ngabalin Serukan 'Lanjutkan, Lawan, Libas'"

Posting Komentar