"Terima Kasih telah berkunjung ke blog ini. Jangan lupa Share dan Comment ya"
loading...

Drama 'Jenderal Kardus', PD Tolak Minta Maaf, Andi: Informasi 500 M Dari Tim Kecil Gerindra

Andi Arief
Drama politik mewarnai Pilpres 2019. Mesra, renggang, lalu akhirnya kembali berlabuh dalam 'perahu' jadi dinamika Partai Demokrat di koalisi oposisi yang mendukung Ketum Gerindra Prabowo Subianto dan Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Sandiaga Uno. Banyak muncul pertanyaan dari masyarakat mengapa Wagaberner yang dipilih. Selama memimpin Jakarta saja belum ada kontribusi yang ditorehkannya, selain populerkan jurus Bango, jogging dan lips balm.
Dalam Dinamika politik di kubu oposisi sebenarnya tidak dapat dipungkiri Gerindra menang banyak. Pasangan calon yang diusung koalisi oposisi menjadi pesaing pakde Jokowi keduanya dari unsur Gerindra. Makanya banyak pihak mendorong Sandiaga harus keluar dari Gerindra biar tidak menimbulkan riak-riak dari kader partai pengusung maupun masyarakat pendukung setia oposisi.
Muncul pertanyaan penting, mengapa semua partai pengusung menerima Sandiaga menjadi pendamping Prabowo yang notabene Sandiaga juga elit Gerindra. Padahal nama yang berkembang sebelumnya adalah 2 nama rekomendasi ‘Itjima Ulama’ dan satu nama rekomendasi Demokrat. Komunikasi politik yang sangat alot tersebut dapat berputar 180 derajat. Ketiga nama yang muncul diawal akhirnya hilang bak tertelan bumi.
Jawabannya yang sangat logis dapat kita ambil dari pernyataan salah satu elit Demokrat. Wasekjen Demokrat Andi Arief menyampaikan pernyataan di akun sosial media pribadinya soal 'Jenderal Kardus' dan mahar 500 Milyar. Andi Arief menuding adanya mahar ke PKS dan PAN untuk pencalonan Sandiaga Uno sebagai cawapres.
Akhirnya, tidak menunggu waktu lama pernyataan kontroversial Andi Arif viral di dunia maya sehingga media mainstreem merilis kedalam berita. Berkat jasa elit Demokrat ini jadi timbul istilah baru ‘Jenderal Kardus’ yang cukup menghibur masyarakat. Perlu kita dorong nih pemerintah agar memasukkan istilah baru tersebut kedalam kamus. He he
Elit Gerindra tidak tinggal diam begitu saja, mereka melakukan serangan balik yang sangat mematikan. Arief Puyono ‘SBY Jenderal Baper dan Demokrat kardus koruptor’. Langsung dua goal disarangkan ke gawang Demokrat yang membuat klepek-klepek dan akhirnya mendukung kembali Prabowo bersama pasangannya.
Setelah kubu oposisi deklarasikan jagoannya. Semua pandangan mengarah kepada Andi Arif yang tidak mau meminta maaf atas pernyataan kontroversialnya tersebut, malah dengan lantang Ia menyebut memiliki sumber referensi terpercaya. Tak mau dianggap penyebar hoaks, akhirnya Andi mengungkapkan kepublik, Ia mendapat informasi ini dari elite Gerindra Fadli Zon hingga Fuad Bawazier.
"Mahar Rp 500 M ke PAN dan Rp 500 M ke PKS itu adalah keterangan resmi dari tim kecil Partai Gerindra, yaitu Fadli Zon, Prasetyo, Sufmi Dasco, dan Fuad Bawazier, saat pertemuan tanggal 7 Agustus sore," ujar Andi melalui pesan singkat, Jumat (10/8/2018). Sumber detik.com
Andi menerangkan, saat itu tim kecil PD meminta penjelasan kepada Gerindra soal munculnya nama Sandiaga sebagai cawapres. Menurut tim kecil Gerindra, pertimbangan menunjuk Sandi Uno karena ia yang dinilai mampu membayar mahar kepada PAN dan PKS sebagai kompensasi atas mengalahnya PAN dan PKS untuk tidak menjadi wakil Pak Prabowo.
Screenshot Berita Detik.com
Hal ini disampaikan Andi terkait pernyataan PAN yang meminta PD menyampaikan maaf karena pernah berbicara soal mahar Rp 500 miliar. Jadi, mantan aktifis 1998 ini menyatakan bukan semestinya PD yang meminta maaf, tetapi seharusnya Gerindra dan Sandiaga yang menjelaskan secara langsung kepada koalisi soal ada-tidaknya mahar tersebut.
Bola panas mengglinding kearah Gerindra, Fadli Zon pun angkat bicara menanggapi pernyataan Andi Arif. FZ membantah, FZ tidak pernah mengatakan adanya pemberian mahar kepada PKS dan PAN. Tapi ada poin penting yang perlu digaris bawahi dalam bantahan ini. FZ menyatakan tentang membutuhkan logistik. Jadi jelas ini kata kunci untuk menguatkan pernyataan dari Andi Arif.
"Saya tidak pernah berbicara, saya tidak pernah berbicara seperti itu dan kita berbicara secara informal ya, brainstorming, dalam kaitan kita membutuhkan logistik, gitu ya," ujar Fadli di depan kediaman Prabowo, Jl Kertanegara, Jakarta Selatan, Sabtu (11/8/2018) dini hari. sumber detik.com
Istilah mahar politik di zaman globalisasi saat ini sudah sering disamarkan dengan istilah dana logisitik pemenangan. Kata-kata logistik hanya untuk mengelabui masyarakat. Padahal uang setengah triliun per partai yang menyatukan komunikasi politik. Alotnya lobi-lobi politik bisa mulus bila sudah uang yang berbicara. Memang uang hanya berbentuk kertas maupun logam tapi dapat mempengaruhi semua aspek kehidupan termasuk politik.
Memang sungguh mahal harga dari kejujuran, apalagi dalam dunia politik. Proses lobi-lobi politik saja sudah tidak murni membahas kepentingan masyarakat gimana lagi kedepannya andai saja sudah meraih kemenangan. Bisa-bisa selama memimpin hanya mengusahakan membalikkan modal yang sudah dikeluarkan dan menyiapkan bekal untuk merebut periode selanjutnya. Anda mau negeri ini dipimpin orang seperti itu, kalau tidak mau mari kita menangkan pakde Jokowi yang hasil kerjanya sudah terbukti dan bersih dari korupsi.
Begitulah Kuda-Kuda,
#2019TetapJokowi

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Drama 'Jenderal Kardus', PD Tolak Minta Maaf, Andi: Informasi 500 M Dari Tim Kecil Gerindra"

Posting Komentar