"Terima Kasih telah berkunjung ke blog ini. Jangan lupa Share dan Comment ya"
loading...

Demokrat ‘Usung’ Prabowo - AHY, Prabowo Terjepit, Berikut Analisis Kekuatan Elektabilitasnya !


Bergabungnya Demokrat ke kubu oposisi bukan menjadikan langkah Prabowo semakin mulus tetapi semakin berliku-liku, alasan paling utama adalah bertambahnya nama yang direkomendasikan pada posisi Cawapres. Prabowo akan semakin pusing memilih yang mana, semua berharap kadernya yang akan dipilih.
Seperti kita sudah ketahui bersama, PKS menyodorkan 9 nama tetapi sudah mengerucut kepada Mantan Menteri Sosial Salim Segaf Aljufri. PAN menyodorkan 2 nama yakni Ketua MPR sekaligus Ketum PAN Zulkifli Hasan dan Ustad Abdul Somad. Terakhir Demokrat menyodorkan nama AHY. Jadi tercatat saat ini masih ada 4 nama yang disodorkan oleh Partai-partai yang (kemungkinan) mendukung Prabowo.
Dari keempat nama tersebut, tidak dapat kita pungkiri bahwa nama AHY paling populer dimasyarakat sebagai Cawapres. Dengan usia yang muda, AHY membuktikan bahwa usia bukan penentu kepopuleran diakar rumput. Meskipun masyarakat menilainya berdasarkan faktor anak mantan Presiden plus punya fisik yang menawan, jadi bukan karena kemampuan personal maupun rekam jejak.
Selanjutnya, seperti apa sih kekuatan elektabilitas dari AHY, mungkin pertanyaan ini ada dibenak sahabat pembaca sekalian. Berikut penulis berikan informasi berdasarkan beberapa survey yang telah menakar kekuatan elektabilitas AHY menjadi pendamping Prabowo. Berikut adalah survei-survei yang merekam kekuatan AHY sebagai cawapres Prabowo selama tiga bulan terakhir yang dikutip dari laman detik.com:
• LIPI
Survei LIPI yang dirilis pada 19 Juli 2018 menyebutkan AHY sebagai kandidat cawapres ketiga untuk Prabowo. Survei ini melihat nama AHY masih kalah dengan Anies Baswedan dan Gatot Nurmantyo sebagai kandidat cawapres untuk Prabowo. Berikut elektabilitas cawapres Prabowo:
Anies Baswedan 23,1 persen
Gatot Nurmantyo 20 persen
Agus Harimurti Yudhoyono 15,7 persen
M Zainul Majdi 5,9 persen
Wiranto 3,8 persen
Ahmad Heryawan 2,9 persen
Ridwan Kamil 2,7 persen
Joko Widodo 2,5 persen
Lainnya 11,1 persen
Tidak Jawab 12,3 persen
• Charta Politika
Charta Politika merilis hasil surveinya pada 21 Mei 2018 lalu. Terlihat, AHY merupakan kandidat cawapres yang cukup diperhitungkan responden untuk mendampingi Prabowo. Berikut elektabilitas cawapres Prabowo, disurvei menggunakan pertanyaan semiterbuka:
Anies Baswedan: 15,6%
Gatot Nurmantyo: 15,1%
AHY: 10,4%
Muhaimin Iskandar: 2,9%
Zulkifli Hasan: 1,3%
Airlangga Hartarto: 0,9%
Romahurmuziy: 0,2%
lainnya: 1,7%
TT/TJ: 42,2%
• LSI Denny JA
Survei LSI Denny JA yang dirilis pada 10 Juli 2018 menunjukkan duet Prabowo-AHY bukanlah duet unggulan. Duet Prabowo-Gatot Nurmantyo menjadi yang paling favorit di mata responden, disusul duet Prabowo-Anies Baswedan. Berikut adalah perolehan elektabilitas Prabowo dan cawapresnya (simulasi) bila melawan Jokowi:
Prabowo-Gatot 35,6%
Prabowo-Anies 19,6%
Prabowo-AHY 12,3%
Prabowo- Ahmad Heryawan (Aher) 10,2%
Prabowo-dengan tokoh lain 12,4%
Tidak tahu/tidak jawab 9,9%
Dari tiga hasil survey, AHY selalu berada diposisi ketiga tertinggi. Paling puncak Gabener Anies dan diurutan kedua mantan panglima TNI Gatot Nurmantyo. Tetapi kedua nama yang berada dipuncak tidak memiliki kekuatan partai politik. Maka peluangnya untuk bersanding dengan Prabowo sangat kecil meskipun hasil survey tinggi.
Faktor partai pendukung sangat sentral terlihat di kubu oposisi, secara tersirat Prabowo tertekan dengan nama-nama yang direkomendasikan oleh seluruh partai di koalisi. Berbanding terbalik dengan partai pengusung pakde Jokowi yang memberikan hak penuh memilih Cawapres. Terlihat jelas ya kubu mana haus akan jabatan !
Maka tingkat elektabilitas AHY tertinggi dibandingkan dengan 3 nama lainnya yang direkomendasikan partai koalisi. Selain itu, AHY memiliki faktor pendukung yang cukup mempengaruhi yakni logistik. Berdasarkan informasi yang berseliweran AHY memiliki logistik yang fantastik. Maklumlah namanya juga anak mantan Presiden pasti dong disokong finansial yang besar. Jangankah pada masa kampanye nanti, sekarang saja kemungkinan sudah banyak dana yang digelontorkan untuk menaikkan popularitas.
Jadi bila prediksi penulis nanti kenyataan, maka pilpres akan benar-benar menarik. Politik identitas pasti tidak akan semassif pada saat pilkada DKI. mengapa penulis sampaikan demikian, alasannya oknum-oknum yang hobby mainkan Politik Identitas dan fitnah sudah merajuk gegara kadernya tidak dipilih. Maka kontestasi Pilpres yang akan berlangsung lebih mengutamakan adu konsep dan gagasan.
Sok mantap kali, apa penulis tidak tahu bahwa blok Cikeas akan bergabung dengan blok Cendana. Penulis sangat paham bahwa kubu cikeas akan terpaksa merapat ke kubu sebelah karena kubu tukang kayu tidak respek dengan kubu yang haus akan kekuasaan. Yakinlah mayoritas masyarakat sudah cerdas menentukan mana yang tulus memimpin rakyat dan mana yang gila akan kekuasaan. Tanpa menafikan masih ada memang masyarakat yang mau dibodoh-bodohi dengan isu-isu hoaks, fitnah dan ujaran kebencian.
Begitulah Kira-Kira

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Demokrat ‘Usung’ Prabowo - AHY, Prabowo Terjepit, Berikut Analisis Kekuatan Elektabilitasnya !"

Posting Komentar