"Terima Kasih telah berkunjung ke blog ini. Jangan lupa Share dan Comment ya"
loading...

Demokrat Sampaikan “Kode Keras”, Peluang AHY Meningkat, PAN dan PKS Terpaksa Legowo


Semakin memanas dinamika politik partai koalisi dari Prabowo, sampai saat ini belum ada titik terang siapakah yang akan menjadi pendamping dari mantan menantu penguasa rezim Orde Baru. Partai – partai yang (Kemungkinan) mendukung Prabowo masih mengupayakan jagoannya yang mendampingi Prabowo dalam Pilpres tahun depan, demi eksistensi partai masing-masing.
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan menilai, belum ada kemajuan berarti dalam koalisi bersama Gerindra, PAN, dan PKS untuk Pilpres 2019. Pernyataan dari elit Partai Demokrat ini memberikan “kode keras” bahwa mereka menginginkan AHY yang akan mendampingi Prabowo bertanding ulang dengan petahana.
Hal itu disampaikan Syarief menanggapi pertemuan Pimpinan Gerindra dengan PAN dan PKS ihwal rencana membangun koalisi dengan Demokrat. Syarief menyatakan, belum ada sikap legowo dari PAN dan PKS soal Cawapres dari Ketua Umum Gerindra Prabowo di Pilpres 2019. Dapat disimpulkan komunikasi politik koalisi kubu oposisi masih mentok dan terancam pecah kongsi.
 Baca Juga: Pendaftaran Berstatus TMS, Ketua DPD Gerindra (Eks Napi Korupsi) Dipastikan Tidak Bisa Nyaleg?
Penulis menganalisis peluang dari AHY semakin meningkat menjadi calon pendamping dari Prabowo, meskipun memang dinamika politik masih sangat dinamis. Secara tersirat pernyataan dari Waketum Demokrat memberikan pertanda bahwa mereka menginginkan pangeran Cikeas ikut serta dalam pertarungan. Bila tidak ikut bertarung, maka ada kemungkinan Demokrat akan keluar dari koalisi kubu oposisi.
Meskipun SBY telah menyampaikan bahwa yang menentukan Cawapres adalah Prabowo, tetapi pernyataan itu bak lips service dihadapan publik, agar masyarakat menaruh simpati terhadapnya serta putra mahkota. Kita sudah cukup pahamlah seperti apa cara-cara komunikasi dari presiden keenam negeri ini. Kita sudah belajar banyak ketika SBY memimpin selama 10 tahun. Ia sangat ahli memainkan emosi dari masyarakat diakar rumput serta ahli menarik simpati dengan bahasa-bahasa kepedihan. Sampai-sampai kata “Perihatin” menjadi trending karena sering disampaikan oleh SBY.
Skema politik yang sangat menawan dijalankan oleh Demokrat sehingga membuat PAN dan PKS semakin ketar-ketar karena peluang kedua partai tersebut menghantarkan kadernya sebagai Cawapres Prabowo semakin menipis, padahal sudah terlebih dahulu membangun komunikasi politik dengan Gerindra yang notabene partai pengusung utama dari Prabowo.
PKS mengultimatum bila Cawapres bukan kader PKS maka mereka tidak akan mendukung Capres manapun. Penulis menilai ancaman PKS akan abstain dari pilpres mendatang merupakan strategi politik untuk menaikkan nilai tawar agar kader PKS yang telah dipilih Itjima Ulama yang akan dipinang oleh Prabowo.
Andai saja AHY yang akan dipilih oleh Prabowo, ancaman abstain dari PKS tidak akan terealisasi. PKS dan PAN dengan berat hati terpaksa akan mendukung Prabowo dan AHY, karena apabila PKS dan PAN tidak menyatakan dukungan maka peluang PKS dan PAN untuk lolos Parliement Treshold (PT) dalam pemilihan Caleg akan semakin tertelan bumi. Bila tidak tembus PT maka PKS dan PAN akan tenggelam dengan sendirinya. Jadi apapun keputusan yang akan diambil Prabowo, PKS dan PAN akan menyepakati dan mendukung pilihan tersebut.
Selanjutnya, dapatkah AHY menambah kekuatan politik dari Prabowo. Bila kita liat bersama dari berbagai nama yang mengerucut sebagai pendamping Prabowo memang AHY yang paling tinggi elektabilitasnya, maka AHY memiliki nilai tawar tertinggi mendatangkan suara pemilih terkhusus dari kalangan pemilih pemula yang jumlahnya cukup tinggi pada saat pilpres tahun depan.
Tidak hanya itu saja, bila Prabowo bersanding dengan AHY maka masalah dana untuk pemenangan dapat terselesaikan, kemungkinan besar AHY akan disokong dana jumlahnya sangat fantastik. SBY akan bermain total untuk memenangkan pertandingan, demi masa depan putra kebanggaanya yang telah terlanjur mundur dari militer.
 Baca Juga: Gubernur Sumsel Sindir Gabener, “Kali Bercadar” Solusi Koplak
Meskipun demikian, kekuatan elektabilitas serta keuangan dari Prabowo dan AHY tidak akan mampu menandingi Pakde Jokowi yang sampai saat ini elektabilitasnya masih berada jauh diatas semua tokoh yang berambisi bertarung di Pilpres. Bila nanti Prabowo dan AHY akan kalah, maka jalan AHY mencapres tahun 2024 akan semakin mulus karena sudah pernah bertarung dalam Pilpres. Belajar dari Khofifah yang menang setelah 2 kali kalah dalam Pilkada Jatim. Intinya pilpres tahun depan merupakan langkah penting bagi masa depan pangeran Cikeas,
Siapapun pasangan Prabowo tetap saja akan menelan kegagalan karena pakde Jokowi memiliki bekal prestasi yang mumpuni. Tetapi dengan Prabowo meminang AHY maka pertandingan ulang tahun depan akan sangat menarik. Dimana blok Cendana bergandengan tangan bersama blok Cikeas mencoba mengalahkan blok Wong Cilik. Maka rakyat harus bersinergi untuk mendukung blok Wong Cilik demi menghancurkan Gen Orde Baru zaman now.
Begitulah Kira-Kira,

Penulis: Bung Poerba Seword

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Demokrat Sampaikan “Kode Keras”, Peluang AHY Meningkat, PAN dan PKS Terpaksa Legowo"

Posting Komentar