"Terima Kasih telah berkunjung ke blog ini. Jangan lupa Share dan Comment ya"
loading...

Gubernur Sumsel Sindir Gabener, “Kali Bercadar” Solusi Koplak



Acara Mata Nazwa bertema #MataNajwaDemiAsianGames di stasiun tv swasta ternama Indonesia mempertemukan Alex Noerdin Gubernur Sumatera Selatan dan Anies Baswedan Gubernur DKI. Jakarta. Kedua tokoh tersebut saat ini memimpin provinsi yang akan menjadi penyelenggara pagelaran Asian Games. Betapa beruntungnya dua provinsi ini dapat menyelenggarakan event besar berskala benua Asia.

Pagelaran Asian Games akan diikuti sekitar 45 negara-negara yang berada benua Asia. Jumlah atlet dan ofisial peserta Asian Games sebanyak 16 ribu orang. Jumlah yang sangat fantastik apalagi akan ditambah dengan supporter berbondong-bondong dari berbagai negara yang ikut meramaikan event Asian Games, kemungkinan besar negara ini akan dibanjiri wisatawan, Pantaslah tuan rumah penyelenggara event besar ini harus 2 provinsi besar di Indonesia.

Dengan banyaknya jumlah pendatang yang akan berkunjung untuk mendukung negaranya masing-masing di pagelaran Asian Games. Maka sudah selayaknya pimpinan kedua provinsi bersinergi dengan pemerintah pusat demi suksesnya ajang 4 tahunan ini. Tercacat Indonesia baru dua kali menjadi tuan rumah Asian Games, pertama kali diselenggarakan tahun 1962 dan kedua kalinya pada tahun 2018 ini.

Dalam persiapan penyelenggaraan Asian Games, ada beberapa kebijakan yang menggelikan di ibukota:

Pertama, ketika bendera diikatkan dibelahan bambu dan dipasang disepanjang jalan trotoar di daerah penjaringan. Anies beralibi pemasangan tersebut diinisiasi oleh masyarakat DKI, tetapi berselang beberapa hari terbongkarlah ke publik bahwa yang memasang bendera di belahan bambu itu adalah simpatisan Anies dan Sandi. Lebih detailnya silahkan sahabat membaca artikel Keputusan Ga-Bener, Habis Dicopot, Anies Intruksikan Bendera Diikat Bambu Dipasang Lagi

Kedua, Kali Item juga jadi sorotan menjelang Asian Games. ketika Gabener memasang waring untuk mengurangi penguapan bau dari Kali Item, kebijakan tersebut sangat fenomenal dan viral sehingga beberapa media asing (luar negeri) ikut serta mempublikasi berita tentang betapa konyolnya duo badut dalam mempersiapkan penyelenggaran ajang olahraga terbesar di benua Asia ini.

Kebijakan “Kali Bercadar” menuai banyak komentar dari masyarakat baik melalui media sosial maupun diperbincangan langsung di akar rumput. Ada masyarakat yang mengecam, ada yang memaki dan ada yang membully. Masyarakat menganggap kebijakan pemasangan waring adalah kebijakan koplak yang hanya buang-buang anggaran dan tidak akan memiliki manfaat maksimal mengatasi masalah.

Melihat masalah ini, pemerintah pusat ikut turun tangan menangani Kali Item di samping Wisma Atlet Kemayoran. Ini dikarenakan upaya penanganan yang dilakukan Pemprov DKI terhadap kondisi Kali tersebut dinilai masih kurang maksimal. Pihaknya menurunkan pompa untuk menggelontorkan aliran Kali Item yang bau dan berwarna hitam.
Baca Juga: Blok Rokan Dinasionalisasi, Jokowi Menjawab Tantangan Amien Rais
Pakar tata air dari Universitas Indonesia (UI) ikut serta menanggapi kebijakan “Kali Bercadar” ini. Firdaus mengatakan, apa yang dilakukan Pemprov DKI sangat berbahaya karena bisa memicu ledakan yang disebabkan gas metana dari dalam Kali Item. Ia mengatakan, badan air yang ditutup bisa membuat ruang di Kali Item tidak teraliri oksigen. Hal itu akan menimbulkan dekomposisi material organik yang menghasilkan gas metana. Menurut Firdaus, gas metan bisa timbul meskipun kain waring yang menutup kali tersebut berlubang-lubang.

Bukan hanya masyarakat dan pemerintah pusat, sesama pemimpin daerah tingkat 1 ikut serta menanggapi. salah satunya, Gubernur Alex Noerdin menawarkan bantuan untuk membersihkan Kali Item. Dimana Sumsel sudah tergolong sukses dalam menjernihkan air sungai yang jauh lebih luas daripada sebuah Kali yang di Jakarta.

"Kalau kami sudah biasa river view, makan pempek di pinggir Sungai Musi. Kalau butuh bantuan menjernihkan Kali Item, kami siap," ujar Alex Noerdin dalam program Mata Najwa, yang disiarkan Trans7, Rabu (1/8/2018). Sumber detik.com

Tawaran Gubernur Sumsel bernuansa sindiran kepada Gabener yang merupakan lulusan dari kampus di luar negeri. Masa iya seorang pemimpin yang berpendidikan memberikan solusi menyelesaikan permasalahan air dengan memasang waring (jaring-jaring). Kebijakan ini jelas bukan untuk menyelesaikan masalah tetapi menyembunyikan masalah.

Setelah sekian banyak kinerja aneh nan koplak, sudah selayaknya wan Abud dan bang Bango mundur dari penguasa ibukota daripada menghantarkan ibukota mengalami kemunduran dan paling ekstrim bisa-bisa hancur. Memimpin daerah itu sulit, butuh pemimpin yang cerdas dan memiliki rekam jejak mumpuni bukan hanya mengandalkan ijazah lulusan Luar negeri.

Begitulah Kira-Kira,


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Gubernur Sumsel Sindir Gabener, “Kali Bercadar” Solusi Koplak"

Posting Komentar