Kabar terbaru hari, Gerindra telah resmi berkoalisi dengan Partai Demokrat. Proses yang alot beberapa waktu terakhir membuat dinamika politik nasional cenderung memanas. Tercatat saat ini, Prabowo telah didukung oleh Partai Gerindra dan Partai Demokrat. Dengan sepakatnya menjalin koalisi, maka dengan keyakinan tinggi Ketua Umum Demokrat SBY menyatakan bahwa Prabowo adalah Calon Presiden yang siap diusung.
"Kami datang dengan keyakinan Pak Prabowo calon presiden kita," kata SBY di kediaman Prabowo, Jl Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (30/7/2018). "Saya sebagai pimpinan PD menyerahkan sepenuhnya ke Pak Prabowo, yang penting rakyat memberikan dukungan dan kepemimpinan yang akan datang," imbuh SBY. Sumber detik.com
SBY juga menyerahkan kepada Prabowo soal Cawapres yang akan dipilihnya. Presiden RI ke-6 tersebut siap bekerja sama dengan koalisi Gerindra. Sepertinya kubu sebelah sedang meniru langkah dari Partai pengusung Pakde Jokowi dengan menyerahkan sepenuhnya Capres yang memilih pendampingnya. Akhirnya pakde memberikan inspirasi kepada kubu sebelah yang beberapa waktu lalu, secara kasat mata masih gonto-gontokan mencari calon pendamping Prabowo. Hm, yang penulis maksudkan Cawapres Prabowo ya sahabat pembaca bukan calon ibu negara. Ha ha
Dengan bergabungnya Partai Demokrat mendukung Prabowo maka peluang PKS menjadi Cawapres akan semakin menipis dan dapat dikatakan sudah sampai titik nadir. Sejak awal saja Prabowo tampak tak berminat meminang kader PKS apalagi dengan bergabungnya Demokrat maka kemungkinan besar SBY memiliki hak memberikan saran dan masukan dalam menentukan pilihan siapa yang akan mendampingi Prabowo. Penulis memprediksi SBY akan berpendapat sama bahwa PKS tidak dapat menambah tingkat elektabilitas Prabowo yang berada jauh dibawah elektabilitas pakde Jokowi.
Sebelumnya kita sudah ketahui bersama bahwa PKS sudah menyampaikan mendukung Prabowo, tetapi dengan syarat Cawapresnya dari PKS. Meskipun PKS sudah menawarkan 9 nama kandidat Cawapres, tetapi Prabowo sepertinya kurang yakin dengan nilai jual kader PKS tersebut. Maka PKS sudah semakin terjepit saat ini, kemungkinan tidak ada yang mau meminang kadernya.
Pernyataan Direktur Pencapresan Suhud Aliyudin bahwa koalisi dengan Prabowo belum harga mati sampai saat ini. Maka melihat kondisi tersebut PKS tampak ragu dengan Prabowo. Jadi kesimpulan awal, PKS dan Gerindra belum menemukan kata sepakat sampai saat ini. Hubungan kedua partai tersebut masih dinamis dan bisa saja akan menimbulkan keriuhan menjelang detik-detik akhir penutupan pendaftaran Capres – cawapres oleh KPU.
Artikel Terkait :
Tanda-tanda kehancuran PKS sudah semakin nyata, dimana saat ini internal PKS juga sedang bergejolak. Bila PKS hanya menjadi tim hore-hore dimanapun kelak perahu mereka berlabuh baik dikubu Prabowo maupun pakde Jokowi. Nilai tawar paling tinggi yang dapat diberikan kepada PKS Cuma Menteri kalau yang mereka dukung tersebut menang. Tetapi kemungkinan terbesar PKS akan pasrah mendukung Prabowo dengan pasangannya yang bukan dari kader PKS.
Prabowo sudah dapat sedikit bernapas lega menghadapi pembukaan pendaftaran Pilpres beberapa hari lagi. Ia tidak akan terpaksa meminang kader PKS yang tidak punya nilai jual di masyarakat lintas kelompok sosial. PKS hanya memiliki basis pemilih yang sewarna dengan mereka, maka warna yang lainnya dapat dipastikan tidak akan memberikan suaranya ke PKS.
Melihat komunikasi politik dari Prabowo, maka Partai Hanura menganggap Ketum Gerindra Prabowo sedang menggunakan jurus 'mabuk' dalam upaya meraih tiket Pilpres 2019. "Deal sana, deal sini, itulah jurus 'mabuk' Prabowo," ujar Ketua DPP Hanura Inas Nasrullah Zubir, Senin (30/7/2018). Sumber Detik.com
Inas menjabarkan lebih lanjut apa yang dimaksud jurus 'mabuk' tersebut. Menurutnya, Prabowo 'mencla-mencle' dalam hal Cawapres. "Awalnya deal dengan PKS untuk mengusung Prabowo dengan cawapres kader PKS, kemudian deal dengan Alumni 212 untuk mengusung Prabowo dengan cawapres Habib Salim atau Abdul Somad. Sekarang deal lagi dengan SBY, yang kayaknya akan mengusung Prabowo dengan cawapres AHY,"
Inas sama sekali tak takjub dengan keberhasilan Prabowo berkoalisi dengan SBY. Bagi Inas, Prabowo malah terlihat sedang kebingungan. Jurus 'mabuk' ini bukan karena langkah Prabowo terukur, melainkan orang yang sedang bingung dan gamang tentang siapa pasangan Cawapres yang benar-benar bisa mengangkat elektabilitasnya untuk menyaingi Jokowi." Memang sangat sulit untuk menandingi elektabilitas pakde Jokowi yang sudah membuktikan kinerjanya 4 tahun ini, siapapun kelak pendamping Prabowo tidak akan dapat mengimbangi elektabilitas pakde Jokowi.
Begitulah Unta-Unta,
0 Response to "Prabowo Deal Dengan SBY, PKS Terjepit, Hanura : Prabowo Pakai Jurus ‘Mabuk’"
Posting Komentar