Pembukaan pendaftaran Capres dan Cawapres tidak terasa sudah semakin mendekat tetapi kubu oposisi masih galau menentukan pilihan yang akan didukung. Selain itu, koalisi dari kubu oposisi sampai saat ini belum fix. Masih tampak saling bergelut dan bergulat menentukan arah koalisi. Peta politik dari kelompok oposisi masih dinamis belum menunjukkan titik terang, tampak secara tersirat partai yang tidak akan mendukung Pakde Jokowi saling menekan satu sama lain.
Tokoh-tokoh kondang dari kubu oposisi telah mengumandangkan ambisinya untuk ikut berkompetisi melawan sang Petahana. Tokoh-tokoh tersebut antara lain, Prabowo Subianto (PS), Amien Rais (AR), Ahmad Heryawan (Aher), Zulkifli Hassan (Zulhas), Pangeran Cikeas AHY dan tidak ketinggalan menteri Pecatan Pakde Jokowi yang saat ini duduk menjadi Gubernur Anies Baswedan (Anies).
Waktu sudah semakin menipis, malah pamor PS calon pesaing petahana tampak semakin memudar baik di internal partai oposisi sekutu Gerindra maupun diakar rumput. Analisa memudarnya pamor dari PS disampaikan oleh Pengamat politik dari PARA Syndicate, Ari Nurcahyo. Ari menganggap pamor PS memang sudah memudar untuk maju dalam Pilpres 2019.
Saat ini, PS bukan lagi dominan sebagai penantang utama melawan Pakde Jokowi. Malah pengamat ini melihat Gubernur DKI Anies percaya diri untuk maju dalam pemilu Presiden 2019. Menurut dia, keyakinan Anies itu berkaca dari pengalaman Pakde Jokowi yang memenangi Pilpres 2014. Sebelum maju Pilpres, Pakde Jokowi menjabat Gubernur Ibukota Jakarta.
Pendapat dari pengamat diatas seakan diamini oleh salah satu partai oposisi. PKS secara gamblang lebih menyepati Anies sebagai Capres bukan Cawapres. Pernyataan ini jelas akan membuat PS menjadi galau karena posisinya semakin terjepit dan sedikit demi sedikit akan kehilangan nilai tawarnya, tercatat masih Partainya yang deklarasi memberikan dukungan. Jadi dengan bermodal Partai Gerindra saja sudah dapat kita pastikan ambisinya bertarung ulang dengan Pakde Jokowi tidak akan kesampaian karena terhambat persyaratan Presidential Treshold.
Direktur Pencapresan DPP PKS Suhud Alynudin sebelumnya menyatakan, partai koalisi menyetujui jika Anies Baswedan maju sebagai capres pada Pemilu 2019, bukan sebagai calon wakil presiden. "Wacana Anies Baswedan sebagai cawapres Prabowo Subianto sangat kecil kemungkinan terealisasi. Partai koalisi lebih setuju mengusung Anies sebagai capres, bukan cawapres," ujar Suhud dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu (8/7/2018), seperti dikutip dari Antara.
Semakin menguatnya suara untuk mencalonkan sang menteri pecatan menuai kritikan dari berbagai arah. Salah satunya kritikan dari Ketua Fraksi Partai Nasdem DPRD DKI Jakarta Bestari Barus menilai Gubernur DKI Jakarta Anies masih punya banyak waktu untuk mengikuti Pilpres pada masa yang akan datang. Saat ini, Anies diminta fokus mengurus permasalahan Jakarta terlebih dahulu. Sumber Kompas
Bestari mengatakan, masih banyak janji kampanye Anies bersama Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno yang harus direalisasi. Misalnya janji untuk menciptakan lapangan kerja baru melalui OK OCE dan penyediaan rumah melalui program DP 0 rupiah. Menurut Bestari, Anies sebaiknya memanfaatkan masa kepemimpinannya untuk melunasi janji kampanye.
Apa yang disampaikan oleh Bestari merupakan kritikan yang positip agar Anies dapat berkaca diri jangan terlalu ambisius. Realisasikan dulu janji kampanye ketika Pilgub DKI tahun lalu, jangan sekonyong-konyong langsung jadi Capres meskipun didorong oleh beberapa Partai. Pikirkan dengan matang, jangan sampai anda menyesal di kemudian hari. Jadi Presiden kalah melawan Pakde Jokowi, jabatan Gubernur pun beralih ketangan Sandi.
Ingat pak Gubernur, anda jadi Menteri saja dipecat karena hasil kerja yang mengecewakan. kemenanganmu merebut tampuk kekuasaan Ibukota sangat kontroversial, maraknya politisasi ayat dan mayat kala itu menjadi sejarah kelam penyelanggaraan Pilkada di Indonesia. Isu SARA yang terjadi di Ibukota bagaikan virus yang menular ke daerah yang lainnya, tampak nyata pada saat Pilkada di Sumatera Utara.
Buktikan dulu kinerja dan prestasi baru rencanakan naik tingkat menuju Capres. Jangan terlalu percaya diri untuk meniru langkah Pakde Jokowi karena rekam jejak anda masih tertinggal jauh. Pakde Jokowi itu sukses memimpin Solo dalam 2 Periode baru naik tingkat menjadi Gubernur DKI. Pakde Jokowi telah mengabdi di Ibukota meskipun hanya sebentar tapi sangat berdampak positip. Setelah itu baru Pakde Jokowi naik tingkat menjadi Presiden Republik Indonesia.
Salam Restorasi,
Begitulah Unta - Unta
0 Response to "Pamor Prabowo Memudar, PKS Lebih Setuju Anies Capres, Nasdem : ‘Selesaikan Dulu Urusan Jakarta’"
Posting Komentar