Paska viralnya kabar Dr. Muhammad Kapitra Ampera SH, MH akrab disapa Kapitra akan mencalonkan diri menjadi salah satu Legislatif dari Partai PDI-Perjuangan, maka semua rahasia yang belum pernah dipublikasi ke publik akhirnya dibongkar. Entah benar atau tidak rahasia yang terbongkar kita tidak tahu, tapi yang pasti kelompok sebelah akan membongkar apapun itu ketika ada bagian dari mereka yang mengarah dan mengalihkan dukungan untuk Pakde Jokowi.
Sehari setelah kabar menyebar begitu kencang, maka PA 212 langsung membeberkan informasi bahwa Kapitra sudah tidak menjadi pengacara dari Habib Rizieq. PA 212 menegaskan Kapitra tidak lagi tercatat sebagai pengacara HRS. Selain itu, Kapitra juga sudah bukan anggota GNPF Ulama sejak 4 bulan lalu.
"Hanya dirinya masih suka mengatasnamakan anggota tim GNPF Ulama dan selaku kuasa hukum HRS yang sudah tidak berlaku lagi," ujar Damai Hari Lubis, Rabu (18/7/2018). Sumber : Tribunnews
Ngeri ya, bayangkan saja kalau kejadian tersebut menerpa kita ketika hubungan masih erat kita dipuji-puji dan disanjung-sanjung, tetapi pada saat sudah tidak sejalan lagi semua rahasia kita dibongkar kepublik, pasti menyakitkan ya guys. Seharusnya dalam hubungan sosial seperti pertemanan membongkar rahasia tidak etis. Maka orang-orang seperti itu harus kita jauhi, malah nanti kita pulak yang jadi korban.
Belajar dari kejadian sebelumnya, kita sudah melihat bersama bagaimana sanjungan kelompok sebelah kepada Tuan Guru Bajang (TGB) pada saat masih berada dalam lingkaran yang sama. Ketika Gubernur NTB dua periode ini menyatakan dukungan kepada Pakde Jokowi semua pujian itu hangus bagaikan debu dengan sekejap saja tak berbekas.
Terakhir, kelompok sebelah mulai pucuk sampai akar-akarnya meradang tidak karu-karuan. Ada yang memaki, ada yang menjelek-jelekan, sampai ada yang menebarkan fitnah. Misalnya menebarkan informasi bernuansa hoaks yang menyatakan TGB punya ikatan kekerabatan dengan Luhut Binsar Panjaitan (LBP). Siapakah itu, sahabat pembaca pasti sudah tahu hal tersebut.
Menurut analisa penulis, motif terselubung menghubungkan TGB dengan LBP adalah jelas untuk menggeruk sedikit demi sedikit basis massa fanatik TGB agar mengalihkan dukungan. Mengkaitkan TGB dengan LBP kemungkinan besar bermuatan isu-isu sensitif yakni unsur SARA. Kelompok sebelah saking bingungnya cari isu seksi untuk menjatuhkan lawan politik, maka jurus terakhir pakai politik Identitas.
Untung saja TGB langsung memberikan respon bahwa beliau tidak memiliki hubungan kekerabatan dengan LBP. Jadi isu yang ditebarkan tersebut, sudah jelas tidak benar alias hoaks. Dasar penyebar hoaks, ke laut aja lu !
Akhirnya Kapitra ikut bersuara, Kapitra mengaku kesal lantaran partai politik pendukung aksi 212 tidak mencalonkan HRS sebagai Presiden sesuai aspirasi PA 212. Selain itu, Kapitra mengatakan tidak ada parpol yang berafiliasi dengan Aksi 212 yang menawarkannya sebagai calon anggota legislatif. Oh punya hasrat juga toh masuk gedung Parlemen, jadi sudah bisa ditebak bapak pasti senang dicalonkan Partai Banteng.
"Kenapa partai-partai itu (yang dukung Aksi 212) tidak mencalonkan Habib Rizieq? Itu suatu kemarahan saya juga," ujar Kapitra di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (18/7/2018). "Dia yang jungkir balik, dia yang berdarah darah, lalu orang lain yang dicalonkan jadi presiden. Saya tidak rela juga dong," tuturnya. Sumber : Tribunnews
Akhirnya nyadar juga nih yee, selama ini dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang berambisi tinggi menjadi penguasa di negeri ini. Ibarat kata, kita yang punya kapal tapi malah penumpang yang jadi nahkoda. Sakitnya tuh tak hanya dihati, tapi pasti terasa dijantung, paru-paru sampai ubun-ubun. Kalau sudah begitu hati-hati terkena stroke. He he
Terkait pencapresan, gimana mau jadi capres toh HRS belum mudik-mudik juga ke Indonesia. seharusnya kalau memang ingin HRS jadi capres suruh dulu pulang kesini, setelah itu membangun komunikasi politik. Liat tuh gara-gara ada banyak nahkoda di kapal yang ditinggal kabur HRS, maka salah satunya ambil langkah kuda untuk mengunjungi tokoh yang sesungguhnya punya basis massa. Saking banyaknya nahkoda entar ABK bingung mau dengar yang mana, Hati-hati karam kapal tuh kapten !
Makanya jangan mau ditipu oleh kroni-kroni Orde Baru, kita sudah ketahui dari rekaman sejarah bagaimana cara pemimpin diktator Orba merebut dan melanggengkan kekuasaannya. seperti peribahasa 'buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya', ngerti kan maksudnya. Tapi ah sudahlah toh nasi sudah jadi bubur tak akan mungkin kembali lagi jadi nasi apalagi jadi beras. Mending nanam padi aja lagi, biar ada yang mau dipanen dan dimasak.
Cuma ‘move on’ satu-satunya solusi bagi yang pernah tersakiti. Jangan terlarut dalam kekesalan pak dukung yang sudah pasti jadi Capres aja, apalagi bapak sudah terdaftar di Partai Banteng. Jadi selaku kader yang baik dukunglah yang sudah dideklarasikan oleh Partai. Akhir kata, semua kan cebong pada waktunya.
Begitulah Kampret-Kampret,
0 Response to "PA 212 : Kapitra Tidak Lagi Pengacara Rizieq, Kapitra Kesal Kepada Partai Pendukung “212”"
Posting Komentar