"Terima Kasih telah berkunjung ke blog ini. Jangan lupa Share dan Comment ya"
loading...

Politik Identitas Tidak Mempan, Djoss Kuasai Semua Ajang Debat, Rakyat Memilih Pemimpin Cerdas


Debat Pilkada Sumut yang ketiga kalinya yang diadakan oleh KPU Provinsi pun telah selesai diadakan. Debat kandidat Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara (Sumut) 2018 – 2023 putaran ketiga di salah satu hotel di Medan, Selasa malam, 19 Juni 2018, mengambil tema Penegakan Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Terlihat Jelas bahwa debat yang pertama sampai yang ketiga kalinya tampak dikuasai oleh Pasangan nomor urut 2 (dua) Djarot Saiful Hidayat dan Sihar Sitorus (Djoss). Ketenangan dan kematangan debat disuguhkan oleh DJOSS pada saat menghadapi pasangan nomor urut 1 (satu) Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah (Eramas) yang tampak tegang dan jarang mengeluarkan senyuman.
Debat Pilkada yang ditonton oleh warga Sumut dan kemungkinan juga masyarakat Indonesia karena televisi yang menyiarkan adalah televisi skala Nasional. Debat ini menjadi panggung Djoss menyampaikan rancangan Program-program kerja dan solusi cerdas. Sebaliknya Eramas cenderung menjadikan acara ini untuk ajang mempertebal Iman, beberapa kali dalam setiap debat selalu menyampaikan tentang Keimanan.
Padahal 2 mantan Gubernur sebelumnya yang terkena kasus Korupsi metode kampanye tetap sama lebih mengutamakan pada saat kampanye menyuarakan keimanan daripada program kerja. Pasti samalah ya Partai pendukungnya juga sama kok. Buktinya mereka yang teriak-teriak tentang Iman malah masuk hotel Prodeo karena kasus merampok uang rakyat.
Apakah keimanan itu terjaga pada saat kampanye saja maka setelah mendapatkan tampuk kekuasaan keimanan itu disimpan dulu menunggu Pilkada selanjutnya. Patut disyukuri KPK membongkar borok oknum-oknum yang berlagak agamais padahal wataknya bau amis. Sehingga oknum-oknum munafik mendapatkan ganjaran atas tindakan melawan hukum dan melanggar norma agama.
Djarot menyampaikan dengan santun tapi tegas bahwa penegakan hukum di Sumatera Utara selalu mengutamakan orang berduit. "Banyak kasus tanah di Sumut memenangkan orang kaya. Orang miskin tanahnya dirampas dan selalu kalah dalam hukum," Selain soal penegakan hukum, materi debat juga mengupas mengenai iklim investasi. Menurut Djarot tugas utama pemerintah ialah memberi kemudahan bagi investor. Djarot juga menegaskan pentingnya keamanan untuk iklim investasi. "Pemerintah yang transparan dan akuntabel akan membuat kepercayaan investor," Sumber Disini
Sebaliknya Edy menyoroti perizinan dan keamanan. "Saya heran kenapa banyak sekali retorika. Orang Sumut tak perlu banyak ulok (ular)." Jujur penulis kurang mengerti arah dan tujuan menyampaikan peryataan kontroversial seperti kata Ulok. Kalau penulis mencoba analisis kemungkinan yang dimaksudkan adalah jangan ada tipu-tipu. Oleh karena, Pilkada Sumut ini hanya 2 Paslon maka jelas sasaran tembaknya adalah ke arah penantang yakni Djoss. Tapi penulis yakini tidak mungkin karena Djoss memberikan rancangan program-program kerja yang terarah, konseptual dan kontekstual.
Jadi dimana letak tipu-tipu tersebut, penulis coba menyampaikan gambaran di artikel ini. Apakah tipu-tipu yang dimaksudkan tersebut ada oknum (Catat oknum, penulis tidak ada sebut nama) yang katanya Umroh tapi tidak terdata di lembaga imigrasi negeri ini maupun negara tujuan. Apakah tipu-tipu yang dimaksudkan adanya kupon-kupon zakat bernilai ratusan ribu yang dibagikan di masyarakat akhirnya terbongkar ke media dan publik maka kupon dianulir dan tidak berlaku. Apakah tipu-tipu yang dimaksudkan arahnya ke Gubernur sebelumnya yang sedang mengendap bersama istri muda di Hotel Prodeo karena telah merampok uang rakyat. Kepastian arah dari pernyataan tersebut hanya beliau yang tahu dengan Tuhannya. Penulis hanya mencoba menganalisis saja.
Meskipun Djoss dari awal deklarasi sampai menjelang penyelenggaraan Pemilihan selalu gencar diserang dengan isu-isu sampah bermuatan Politik Identitas tetap saja Djoss menunjukkan keperkasaan dan kemampuan yang mumpuni dalam debat. Argumen-argumen yang disampaikan padat dan jelas. Solusi-solusi yang ditawarkan oleh Djoss bila kelak terpilih menjadi pemimpin pun sangat terukur.
Isu-isu sampah yang sampai saat ini masih dimainkan Buzzer nasi bungkus dari tim abal-abal tetap sama seperti isu SARA. Selain isu tersebut, ada satu isu yang menurut penulis jelas-jelas menunjukkan tingkat kebodohan akut. Masa Djarot disebut sebagai pemimpin Impor mereka itu bodoh, tak pernah lulus sekolah atau memang otaknya Stunting. Sudah jelas yang dimaksudkan dari istilah Impor tersebut adalah masuknya barang atau jasa dari luar negeri ke dalam negeri (Indonesia). Emang Djarot keturunan ataupun berasal dari luar negeri, misalnya Pakistan atau Afganistan makanya disebut Pemimpin Impor. Pusing kepala Pinokio jadinya melihat kebodohan itu !
Tobatlah saudaraku, sampaikan informasi berbasis data dan fakta ke masyarakat, jangan mainkan isu-isu yang jelas menggambarkan kebodohan kalian. Sudah jelas Djarot putra asli Indonesia yang kebetulan lahir di pulau Jawa, kebetulan pernah menjadi pemimpin berprestasi di Blitar 2 Periode, kebetulan pernah menjadi anggota DPR RI dan kebetulan pernah memimpin Jakarta.
Paling membanggakannya lagi dan ini bukan kebetulan tapi karena memang Djarot memiliki integritas. Djarot sudah lama terjun di dunia birokrasi dan politik tapi tidak pernah sekalipun terjerat masalah hukum. Bukan seperti oknum yang sana, belum menjadi apa-apa sudah menjadi saksi kasus korupsi yang ditangani KPK. Lucunya lagi pasangannya bersedia menemani bila saksi KPK ini berubah status menjadi tahanan KPK. Bisa-bisa kalau menang, jadi “Vacuum Of Power” dong daerah ini.
Semakin hancurlah dulu cuma Gubernur saja, dimasa mendatang malah kedua pemimpinnya yang mengendap di Hotel Prodeo. Penulis Cuma mau menyampaikan pesan bagi warga Sumut jangan sampai salah pilih. Gunakanlah hak pilihmu mendukung pemimpin Cerdas yang ingin merubah Sumut menuju kemajuan dengan semua urusan mudah dan transparan.
Begitulah Unta-Unta
Salam Stunting

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Politik Identitas Tidak Mempan, Djoss Kuasai Semua Ajang Debat, Rakyat Memilih Pemimpin Cerdas"

Posting Komentar