Dinamika Politik nasional semakin memanas dan tidak menentu menjelang pembukaan pendaftaran Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden. Manufer politik dari Partai yang berhasrat mendudukkan kadernya sebagai salah satu kontestan semakin meningkat intensitasnya. Partai yang berambisi mencalonkan kadernya semakin gencar melakukan komunikasi politik dengan Partai lainnya.
Menurut penulis memanasnya suhu politik disebabkan masih belum ada secara pasti tokoh yang akan menjadi pesaing dari Pakde Jokowi. Sampai detik ini, masih pakde Jokowi yang dapat dipastikan akan melenggang dengan mulus untuk maju dalam kontestasi Pilpres tahun depan. Dukungan 5 Partai pemilik kursi parlemen sampai saat ini masih solid dan kokoh dalam memegang komitmennya mendukung Pakde Jokowi.
Dinamika politik yang tidak menentu ini membuat Partai Demokrat yang katanya sih “Penyeimbang” dalam kondisi galau tingkat tinggi. Kader terbaik Demokrat yang digadang-gadang akan ikut serta dalam kontestasi Pilpres sampai saat ini masih jomblo, belum ada petarung yang meminangnya. Padahal kader terbaik ini telah bergerilya mengunjungi daerah-daerah sebagai langkah awal memperkenalkan diri kepada masyarakat.
Dengan tidak ada adanya kejelasan koalisi sampai saat ini, harapan membangun poros ketiga kemungkinan besar akan tinggal mimpi. Ketua Umum Partai Demokrat SBY menyampaikan pernyataan tentang posisi Cawapres bukan harga mati. Searah dengan pernyataan SBY tersebut, salah satu elit Partai telah menyatakan bahwa PD telah realistis menatap masa depan. Terkait pencalonan pangeran Cikeas, PD tidak akan ngotot dalam Pilpres 2019.
Kendati demikian Wakil Ketua Umum PD Roy Suryo menjelaskan bahwa partainya masih menganggap AHY sebagai kader terbaik yang layak memimpin Indonesia. Roy menampik bahwa tawaran koalisi yang akan dijalin oleh PD harus menjadikan AHY sebagai Cawapres. Menurutnya PD punya tolok ukur tersendiri yang akan disyukuri kala kesepakatan tercapai. Sumber cnnIndonesia
Kata – kata Realistis ini seakan sebuah 'kode keras' bahwa PD yang dipimpin oleh mantan Presiden RI keenam akan mengarahkan dukungan kepihak yang peluang menangnya lebih besar. Partai katanya Penyeimbang ini mungkin sudah merasakan pahitnya berada diluar Pemerintahan. Mereka tidak dapat berbuat banyak dan juga tidak dapat mengambil posisi eksekutor.
Sebelumnya kita sudah ketahui bersama salah satu elit dari PD yang merupakan Gubernur NTB 2 Periode telah menyatakan dukungannya terhadap Pakde Jokowi. Penulis menganalisa bahwa TGB merupakan pengantar pesan dari PD ke kubu Pakde Jokowi. Jadi kemanakah kemungkinan PD akan berlabuh, pertanyaan tersebut masih sebuah misteri sampai saat ini. Tapi berdasarkan kode – kode yang disampaikan ke publik kemungkinan besar PD akan berlabuh di dermaga Indonesia Hebat.
Hari ini telah berlangsung komunikasi politik antara PD dengan PDI- Perjuangan. Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Agus Hermanto tiba di kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (13/7). Dalam Pertemuan ini, Elit PD ini mengaku diundang oleh PDIP. Setibanya di kantor PDIP, Wakil Ketua DPR itu langsung disambut oleh Hasto. Setelah berfoto bersama, mereka kemudian naik ke lantai atas kantor tersebut. Sumber cnnIndonesia
Agus, dalam pertemuan ini mengaku hanya ingin berkomunikasi politik dengan PDIP. Ketika ditanya soal kemungkinan pertemuan ini untuk merapat ke kubu pakde Jokowi, ia enggan berkomentar banyak. Penulis melihat keengganan utusan PD menyampaikan pernyataan ke media menandakan memang belum ada kata sepakat didalam pertemuan tersebut. Meskipun demikian, pertemuan ini merupakan langkah maju untuk memperbaiki hubungan PD dengan PDI- P yang selama ini tampak kurang harmonis.
Penjelasan kemungkinan bergabung dengan Pakde Jokowi malah disampaikan oleh Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum DPP PD. Ferdinand Hutahaean tak menampik opsi untuk bergabung ke koalisi Jokowi selama ini masih terbuka. Namun, ia menekankan bahwa hingga saat ini partainya belum memutuskan ke mana akan melabuhkan dukungannya. "Yang pasti hingga saat ini, tidak ada dan belum ada keputusan apapun," ujarnya. "Kita tunggulah, sampai waktunya tiba, waktu akan menjawab nanti," kata Ferdinand. Sumber : Detik
Bila PD bergabung mendukung Pakde Jokowi, maka semakin memperkuat konstalasi politik kubu pakde Jokowi. Kita tidak dapat memungkiri bahwa PD masih memiliki banyak pendukung fanatik. Maka dengan bergabungnya PD kedalam Partai Koalisi Pakde Jokowi, secara tidak langsung mayoritas dari pendukung fanatik PD akan mengarahkan dukungan ke Pakde Jokowi.
Meskipun secara tersirat memiliki perbedaan pandangan politik dengan PDI-P, penulis sangat yakin PD masih memiliki niatan tulus membangun bangsa ini. Dengan berani mengaku secara langsung bahwa PD saat ini telah realistis menatap Pilpres 2019. Maka kita dapat menilai bahwa PD tidak sama dengan Partai tetangga yang belum jadi apa – apa sudah mempublikasi ke publik tentang pembagian kekuasaan. Partai yang haus akan kekuasaan layak kita tenggelamkan tahun 2019, caranya sederhana dengan tidak memilih Caleg dan Capres yang akan diusungnya. Akhir kata semua kan 'Cebong' pada waktunya.
Salam Waras
0 Response to "Demokrat Realistis, ‘Kode Keras’ Akan Mengikuti Langkah TGB Mendukung Jokowi"
Posting Komentar