Siapa yang tidak kenal pengacara kondang Dr. Muhammad Kapitra Ampera SH, MH., beliau akrab disapa Kapitra. Sebelumnya kita mengenal Kapitra merupakan pengacara HRS. Tetapi belakangan terdengar informasi bahwa Kapitra sudah dicopot dari pengacara HRS. Telisik punya telisik, pencopotan tersebut disebabkan Kapitra memilih bergabung dengan PDI-P yang telah memberikan ruang bagi dirinya untuk bertarung memperebutkan satu kursi empuk di Senayan dari daerah pemilihan Riau II.
Dalam artikel sebelumnya, penulis telah memposting artikel terkait Kapitra yang kala itu masih malu-malu tapi mau dicalegkan oleh Partai berlambang Banteng tersebut. Kapitra seolah-olah membantah telah masuk dalam lingkaran Pakde Jokowi. Seiring berjalannya waktu, akhirnya Kapitra blak-blakan kepada publik bahwasanya beliau telah bergabung dengan Partai pengusung utama Pakde Jokowi untuk merebut periode kedua. Kapitra juga tidak segan-segan bergaya dan mempromosikan salam Metal (Menang Total).
Beberapa waktu yang lalu Kapitra mengaku kaget ketika disebut 'nyaleg' dari PDI-P. Selanjutnya Kapitra mengaku akan segera melakukan konferensi pers terkait kabar pencalegannya tersebut. Penulis memprediksi kala itu bani kampret berharap Kapitra akan mempermalukan Partai berlambang Banteng. Narasi yang mereka inginkan adalah Kapitra asal dicaplok oleh Partai pengusung utama Pakde Jokowi.
Tapi harapan bani kampret itupun sirna bak jauh panggang dari api. Penulis sangat yakin bani kampret saat ini tengah dalam keadaan sedih karena sedikit demi sedikit pejuang mereka berpindah kapal. Dahulu bersama-sama dengan mereka di kapal wiro sableng tapi kini pejuangnya tersebut beralih ke kapal wong cilik.
Analisa kala itu terbukti akurat meskipun tidak 100 persen, berikut kesimpulan analisa diartikel sebelumnya. “Tidak mungkin Partai besar seperti PDI- P yang punya bejibun kader malah asal mencaplok nama. Penulis menilai pernyataan Kapitra kaget dan bingung itu adalah sebuah strategi politik, pura-pura malu tapi sebenarnya mau. Tinggal kita lihat saja seperti apa konferensi persnya kedepan, semoga saja tidak keluar pernyataan, “setelah saya pikirkan dengan matang maka saya terima usulan dari PDI-P menjadi Caleg”.
Baca selengkapnya analisa awal penulis terkait Pencalegan Kapitra melalui Partai PDI-P dibawah ini. Sebelumnya Kapitra dikabarkan caleg DPR RI dari Dapil Sumbar, tapi sebenarnya dari Dapil Riau II.
Sebelumnya penulis memprediksi bahwa Kapitra akan memberikan pernyataan secara normatif saja tanpa ada yang mengejutkan. Realitanya, Kapitra malah membuat seluruh rakyat Indonesia terbelalak mengetahui pernyataannya tersebut. Hal yang mengejutkan adalah Kapitra malah mendeklarasikan diri masuk bagian dari komunitas Cebong cinta NKRI. Tidak terduga dan tidak disangka, Kapitra mau menyatakan hal tersebut secara terbuka ke publik.
Terlepas pernyataan itu memang tulus dari lubuk hati terdalam atau tidak, hanya beliau dan Tuhan YME yang tahu. Selama ini kita merasakan bersama bahwa bani kampret menyebut Cebong atau anak katak adalah sebutan bernada meledek di dunia sosial untuk para pendukung pakde Jokowi. Tapi kini Kapitra telah memberikan klarifikasi perihal Cebong berdasarkan terminologi Islam. Stigma negatif Cebong telah disingkirkan oleh Kapitra.
Deklarasi Kapitra sebagai cebong digelar di kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Selasa (24/7/2018). Kapitra pun tak mempermasalahkan dipanggil 'cebong'. "Please call me cebong, he-he-he...," kata Kapitra saat bertemu dengan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di kantor DPP PDIP, Selasa (24/7/2018).
Selain tidak mempermasalahkan dirinya dipanggil Cebong, Kapitra menyebut Cebong justru mengandung terminologi yang baik dalam ajaran agama Islam sehingga tak patut dianggap sinis oleh masyarakat. "Karena persepsi agama saya, cebong adalah anak katak yang selalu berzikir demi kebaikan bangsa, demi kebaikan umat manusia. Itu yang saya tahu dalam terminologi Islam.". Kapitra juga menyebut dirinya sebagai anak katak yang berzikir demi kepentingan umat. Menurut Kapitra, panggilan cebong bukan berarti hinaan dan punya interpretasi sendiri.
Pidato pakde Jokowi yang sebelumnya membahas terkait ”Bisa Kalajengking” ditertawai dan bahan ledekan oleh kelompok sebelah. Bani kampret memang nalarnya cetek dan cara berpikirnya tidak luas. Bani kampret tidak paham bahwa pidato tersebut memiliki makna tersirat yang tidak mungkin dapat diartikan oleh makhluk hidup yang tidurnya terbalik.
Kini sudah terbukti bahwa ”Bisa Kalajengking” memberikan dampak yang signifikan dan sangat mempengaruhi. Mari kita bayangkan sahabat pembaca dengan Bisa Kalajengking dapat merevolusi Kampret menjadi Cebong. Dahulu berada di kelompok sebelah dan sekarang masuk kedalam lingkaran pendukung. Woi bani Kampret, kalian telah mendapatkan karma. Ucapan kalian berbalik arah, akhirnya kalian yang planga-plongo melihat kecerdasan pakde Jokowi.
Semua kan Cebong pada waktunya
Begitulah Kampret-Kampret
Sumber Referensi : Detik.com dan CNNIndonesia
0 Response to "Wow, Deklarasi Jadi Kecebong, Kapitra: "Please Call Me Cebong”"
Posting Komentar