"Terima Kasih telah berkunjung ke blog ini. Jangan lupa Share dan Comment ya"
loading...

Tommy: KKN Makin Parah? Gebuk Dengan TAP MPR Soal KKN Soeharto


Memang zaman sekarang ini sudah semakin edan. Banyak sekali manusia-manusia yang perasaan hebat, sok memberi kritikan padahal dirinya saja belum tentu lebih baik dari yang dikritik. Belagak sudah menjadi orang paling bersih padahal kehidupan dan sejarah hidupnya kelam dan hitam pekat, ada yang maling teriak maling dan ada yang koruptor teriak koruptor.
Apa mereka pikir kejahatan yang pernah dilakukan itu bisa hilang dan musnah begitu saja, apa mereka pikir masyarakat tiba-tiba amnesia terhadap tindakan buruk yang pernah dilakukan dimasa lalu. Kalau itu yang anda pikirkan, penulis tegaskan anda salah, masyarakat akan selalu ingat tindak-tanduk anda di masa lalu. Seharusnya bila sudah pernah menorehkan coretan hitam di masa lalu ya bertobatlah dan berbuat baik selama sang Pencipta masih memberikan napas kehidupan.
Kata-kata pembukaan yang penulis sampaikan diatas semoga saja dapat memberi motifasi bagi kita semua supaya melakukan yang terbaik kedepannya. Jangan pulak ditiru hal-hal yang tidak etis, seperti salah satu pangeran dari Penguasa diktator Orde Baru. Sok mengkritik belagak sudah bersih tidak pernah memiliki celah atau sejarah hidup yang kelam, padahal orang yang dikritiknya jauh lebih bersih dari dirinya.
Putra bungsu Presiden Soeharto, Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto) menyebut 20 tahun reformasi tidak membuahkan hasil maksimal. Malah, Ketua Umum Partai Berkarya itu menyatakan KKN kini makin parah. Reformasi janjikan KKN hilang, tapi nyatanya makin parah. Utang luar negeri semakin besar. Investasi asing pun semakin dimanja.
Sang pangeran apa tidak ingat ya pada saat Rezim Orba tindakan korupsi sangat subur karena kekuasaan Soeharto sangat sentral dan berkuasa penuh. Kediktatoran dalam memimpin membuat masyarakat hanya bisa diam seribu bahasa melihat penguasa Orba beserta kroni-kroninya memeras darah rakyat demi menimbun harta untuk dinikmati semasa hidup serta diwariskan sampai ke anak cucunya.
Sampai-sampai para senior dan orang-orang tua pernah bercerita kepada penulis bahwa segala lini ada tindakan-tindakan korupsi pada masa Orba. Mereka memprediksi kalau kekayaan yang didapatkan penguasa Orba bersama anak-anaknya termasuk si bungsu bisa sampai 7 keturunan. Keturunannya tidak akan pernah merasakan tak mampu beli beras ataupun telur.
Berikut ini penulis membeberkan data – data untuk mengingatkan bapak kalau dimasa rezim Orba, korupsi lebih subur daripada masa reformasi. Terkait utang negara, apa bapak tak sadar kalau utang masa lalu masih tetap ada sampai saat ini. Yang ngutang siapa malah yang bayar siapa, orang yang ngutang malah Pakde Jokowi juga yang harus tanggung. Liat itu Freeport, yang tanda tangan Kontrak Karya siapa ya ?
Amanat Reformasi 98 salah satunya menghasilkan Ketetapan MPR (TAP MPR) Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Salah satunya adalah untuk mengusut KKN di lingkaran Soeharto, termasuk keluarganya. TAP MPR itu ditandatangani oleh Ketua MPR Harmoko pada 13 November 1998. Ikut pula menandatangani 5 wakilnya.
"Dalam rangka rehabilitasi seluruh aspek kehidupan nasional yang berkeadilan, dibutuhkan penyelenggara negara yang dapat dipercaya melalui usaha pemeriksaan harta kekayaan para pejabat negara dan mantan pejabat negara serta keluarganya yang diduga berasal dari praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme, dan mampu membebaskan diri dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme," demikian bunyi pertimbangan TAP MPR XI/MPR/1998 yang dikutip detikcom, Senin (23/7/2018)."Upaya pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme harus dilakukan secara tegas terhadap siapapun juga, baik pejabat negara, mantan pejabat negara, keluarga, dan kroninya maupun pihak swasta/konglomerat termasuk mantan Presiden Soeharto dengan tetap memperhatikan prinsip praduga tak bersalah dan hak-hak, asasi manusia," demikian bunyi Pasal 4."KKN lahir karena dalam penyelenggaraan negara telah terjadi pemusatan kekuasaan, wewenang, dan tanggung jawab pada Presiden/Mandataris MPR RI (Soeharto-red) yang berakibat tidak berfungsinya dengan baik Lembaga Tertinggi Negara dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara lainnya, serta tidak berkembangnya partisipasi masyarakat dalam memberikan kontrol sosial dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,"
Berdasarkan data – data diatas, seharusnya menjadi bahan evaluasi dan intropeksi diri bagi orang-orang peninggalan rezim diktator Orba. Berkacalah, apakah memang kita layak memberikan kritik atau tidak. Janganlah merasa paling bersih padahal kita punya catatan hitam masa lalu. Bila korupsi serius diberantas sampai keakar-akarnya bisa- bisa geng Orba akan jatuh miskin karena kekayaannya disita negara.
Biar kita sama-sama sadar, pada saat reformasilah baru bisa lahir Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang sampai saat ini sudah banyak mengantarkan para pejabat ke hotel Prodeo. Pada rezim Orba tak mungkinlah lahir KPK, tidak akan mungkin penguasa Orba setuju dengan lembaga yang dapat mengantarkannya ke penjara. Satu lagi, setelah rezim Orba hancur makanya bisa banyak Partai untuk ikut bertarung dalam kontestasi politik, termasuk Partai Berkarya. Maka berterima kasihlah Reformasi terlahir di negeri ini.
Hidup Rakyat

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Tommy: KKN Makin Parah? Gebuk Dengan TAP MPR Soal KKN Soeharto"

Posting Komentar