"Terima Kasih telah berkunjung ke blog ini. Jangan lupa Share dan Comment ya"
loading...

Tifatul : Cawapres Harus PKS, Prabowo Terjepit, Poros Ketiga Dimungkinkan


Wow, itulah respon penulis ketika pertama kali baca sebuah berita dari laman media berita yang memiliki kredibilitas tinggi. Dimana seorang tokoh dari PKS bernama Tifatul Sembiring (TS) mengeluarkan pernyataan bahwa posisi Cawapres harus dari PKS, kalau bahasa aktifis biasanya menyebut sudah “harga mati”. Prediksi penulis, pernyataan TS tersebut cara terbaik menurut mereka menaikkan nilai tawar agar Partai lain yang ingin mengajak koalisi jangan anggap sepele terhadap mereka.
Anggota Majelis Syuro PKS ini menegaskan partainya tetap memperjuangkan kadernya sebagai Calon Wakil Presiden untuk Prabowo Subianto. Dia mengingatkan perjanjian awal antara Gerindra dengan PKS untuk penjajakan koalisi Pilpres 2019. TS menekankan PKS bukan sebagai pelengkap dalam Pilpres 2019. Maka, posisi Cawapres untuk kadernya tak bisa ditawar.
TS menambahkan kalau hanya sebatas mendukung tanpa mengusung calon dari kader, PKS lebih baik tak berkoalisi dengan Gerindra. Meskipun, TS yakin Prabowo masih berkomitmen berkoalisi dengan PKS. Kemudian, TS menjelaskan alasan PKS ngotot ingin mengajukan kadernya sebagai Cawapres, karena salah satunya Pemilu 2019 digelar serentak antara Pileg dan Pilpres. Sumber Viva
Optimisme memang tidak boleh dilarang oleh siapapun tetapi harus realistis dan berkaca diri. Sepenggal kalimat motifasi yang bisa penulis sampaikan terhadap salah satu Partai yang saat ini sedang berada diluar pemerintahan Pakde Jokowi. PKS yang perolehan suara dalam Pemilu tahun 2014 hanya sebesar 6,79 atau memiliki 40 kursi DPR RI seharusnya sadar diri atas kekuatan politiknya saat ini. Jangan sok hebat dan terlalu belagu dengan meminta posisi yang tinggi, ibarat kata pepatah ‘Ingin hati memeluk gunung apa daya tangan tak sampai’.
Bila memang PKS sudah kebelet ingin berkuasa serta sudah kehausan selama periode ini tidak dapat mencicipi uang rakyat ya sudah realistis saja terima apa adanya. Kalau memang ingin berada diposisi pemenang, segeralah dukung yang kemungkinan menangnya paling tinggi. Siapa lagi kalau bukan Pakde Jokowi, dari segala aspek penilaian beliau memang layak diberikan kesempatan untuk periode kedua.
Prestasi kerja Pakde Jokowi selama periode pertama ini sangat mumpuni dan membanggakan. Pembangunan yang merata sudah dirasakan masyarakat dari ujung barat sampai ujung timur. Tapi andaikan PKS mendukung Pakde Jokowi, jangan berharaplah jadi Cawapres untuk jadi Menteri saja belum tentu bisa didapatkan PKS. Alasannya Pakde Jokowi pasti sudah mengetahui seperti apa sepak terjang dan kualitas dari kader-kader PKS.
Posisi paling logis yang mau melirik PKS adalah kubu Prabowo. Prediksi penulis kemungkinan besar pernyataan sok hebat dari PKS dapat menekan Prabowo sehingga mau meminang kadernya. Dari 9 nama yang pernah ditawarkan maka Gubernur Jawa Barat 2 periode akan bersanding dengan Prabowo. Jelas koalisi sudah memenuhi persyaratan Presidential Treshold. Meskipun kelak ujung-ujungnya akan menelan kekalahan.
Jadi penulis gimana nasib dari pangeran Cikeas. Oh kalau itu, kubu mereka akan membuat poros ketiga yakni bersanding dengan satu tokoh lagi yang masih ngotot untuk ikut bertarung di Pilpres 2019. Sahabat pembaca pasti sudah tahu siapa, ya benar beliau adalah Cak Imin. Jadi AHY akan bersanding dengan Cak Imin, melihat rekam jejak dan usia kedua tokoh tersebut maka Cak Imin akan jadi Capres dan AHY jadi Cawapres. Toh target AHY kan tahun 2024 bukan tahun depan.
Koalisi Demokrat dan PKB masih belum memenuhi syarat. Oleh karena itu, PAN akan dirayu untuk masuk bergabung dengan koalisi ini. penulis melihat kemungkinan PAN akan bersedia bergabung karena sudah tidak yakin Prabowo akan menang dalam kontestasi. Jadi apa yang didapat partai yang dikomandoi Zulhas bila koalisi ini menang, ya sudah pasti jabatan strategis yang lainnya misalnya Menteri Kordinator.
Berdasarkan analisis diatas, kemungkinan akan ada 3 poros. Pertama, Prabowo – Aher (Gerindra - PKS). Kedua Cak Imin – AHY (PKB, Demokrat, PAN). Ketiga, Jokowi – ? (PDI-P, Golkar, PPP, Nasdem, Hanura). oh ya pakde Jokowi kok tidak ada pendamping, alasannya adalah belum ada dipublikasi oleh Pakde Jokowi maupun Partai pengusung. Tapi bila ditanya siapa yang menurut penulis akan dipasangkan dengan pakde Jokowi, penulis melihat potensi tertinggi adalah dari kalangan Purnawirawan Jenderal TNI bukan Mayor ataupun militer pecatan ya sahabat pembaca. Siapakah mereka, penulis memprediksi antara Moeldoko atau Gatot Nurmantyo.
Bila koalisi ini yang akan terbentuk kedepannya, maka sudah gampang untuk menebak siapa yang akan memenangkan pertarungan Pilpres 2019 nanti. Langkah Pakde Jokowi akan mulus menuju periode kedua memimpin Indonesia. Faktor Cawapres dari Pakde Jokowi tidak akan berpengaruh signifikan untuk meraih suara rakyat.
Begitulah Kira-Kira
Salam Dua Periode

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Tifatul : Cawapres Harus PKS, Prabowo Terjepit, Poros Ketiga Dimungkinkan"

Posting Komentar