"Terima Kasih telah berkunjung ke blog ini. Jangan lupa Share dan Comment ya"
loading...

Sadis, Mantan Kader Gerindra: Prabowo Akan Kalah Lawan Jokowi


“Tega Nian Nya Caramu Menyingkirkan Diriku”, spontan saja penulis jadi teringat sepenggal lirik lagu dari salah satu Artis ternama di Indonesia ini. Penulis mencoba ikut merasakan kesedihan dari Prabowo ketika orang-orang terdekat maupun yang pernah dekat menganggap Ia tidak akan mampu mengalahkan Pakde Jokowi bila bertarung ulang di pilpres tahun depan.
Meskipun lirik lagu tidak berhubungan dengan politik, tapi rasa kegetiran di hati dalam lagu tersebut dapat dikatakan sama, ketika orang yang kita percaya dan sayangi malah tidak yakin dengan potensi didalam diri kita. Orang-orang terdekat seharusnya berada disisi kita untuk memberikan dukungan penuh akan ambisi yang hendak kita raih, kalau tidak bisa dukungan materil ya minimal dukungan semangat.
Hasil apapun yang akan kita dapat kelak bukanlah poin yang utama, tetapi proses yang kita jalani tersebutlah dapat mendewasakan kita. Iya memang tidak dapat disalahkan sepenuhnya juga bila orang-orang terdekat meragukan kemampuan kita apalagi sudah berulang kali menelan hasil pahit dan menyanyat hati dalam kontestasi politik, kita sudah sujud syukur merasa sudah menang padahal realitanya berbanding terbalik. Menyedihkan sekali !
Pernyataan tersebut disampaikan oleh mantan politikus Partai Gerindra La Nyalla Mattalitti yang berharap Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo tak lagi maju sebagai calon presiden di pemilihan presiden 2019. La Nyalla menilai sosok Prabowo sulit menandingi calon seperti Joko Widodo atau Jokowi. La Nyalla menyampaikan hal tersebut saat menghadiri Ijtima Ulama Gerakan Nasional Pendukung Fatwa (GNPF) di Menara Peninsula, Jakbar, Jumat (27/7/2018).
La Nyalla mengatakan, banyak masyarakat yang berharap Prabowo melepaskan keinginan menjadi Capres, termasuk dirinya. La Nyalla juga mengatakan, jika Prabowo tidak maju menjadi Capres dan lebih memilih menjadi king maker, harapan untuk mengganti presiden bisa saja terwujud. Penulis memprediksi inti pesan dari La Nyalla ini agar Prabowo mau ngikutin langkah bu Mega. Beda kelas, bu Mega pernah jadi Presiden sedangkan Prabowo masih hanya sebatas Capres.
"Tidak bisa. Saya yakin tidak akan bisa (mengalahkan Jokowi)," ujar dia."Saya kan di bawah, di jaringan saya pun banyak yang berharap kalau Prabowo tidak maju. Mereka berharap Prabowo menjadi king maker. Kalau Prabowo mau ikhlas melepaskan demi umat, saya yakin yang mau ganti presiden semua takdir Allah, kita memberi ikhtiar," terang dia. Sumber Liputan 6
Mantan ketum PSSI ini menyarankan Prabowo memberikan kesempatan kepada yang lebih muda untuk maju melawan pakde Jokowi. Antara lain Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, dan Yusril Ihza Mahendra. Kandidat-kandidat pesaing yang secara elektabilitas jauh lebih rendah dari Prabowo. Gimana mau menang pak, tapi kalau sekadar menyajikan kontestasi politik yang ideal ya bisalah. Supaya lebih seru pakde Jokowi bukan bertarung dengan kotak kosong.
Memang dari ketiga nama yang ditawarkan diatas, Anies yang memiliki peluang terbesar untuk dapat mencoba mengimbangi Pakde Jokowi. Apabila Anies yang diusung, kemungkinan besar ia akan senang tiada tara sembari tertawa terbahak-bahak, karena hasratnya semakin mendekati kenyataan.Tapi dengan berat hati penulis sampaikan bahwa untuk memenangkan pertarungan merupakan sesuatu yang belum tepat waktu. 
Rakyat sudah melihat kinerjanya yang amburadul di Ibukota. Jalan raya dibuat lapak PKL, Kali dipasangi cadar dan Air mau dipakaikan pewangi. Capres seperti itu mau dipilih mengurus Indonesia yang luas ini. bisa-bisa karamlah, entar lautan luas Indonesia dipasang cadar supaya jangan ada maling ikan. ha ha. pertanyaan paling utama, apakah sudah ada partai pendukung untuk memenuhi syarat Presidential Treshold 20 persen ?
Penulis memprediksi melihat kengototan dari sang mantan menaikkan pangeran cikeas, sungguh tipis kemungkinan akan bergabung mendukung Anies bila tidak meminang sang pangeran sebagai Cawapres. Penulis memprediksi partai berlambang merci tersebut memang bukan mengharapkan menang tahun 2019 tetapi untuk menaikkan elektabilitas sang pangeran di tahun 2024.
Kalau sang pangeran tidak ikut bertarung pilpres mendatang, bisa-bisa juga partai berlambang merci akan tumbang tidak lolos Parliement Treshold, jadi segala cara akan diupayakan untuk mendorong sang pangeran ikut berkompetisi. Kalau sempat tak jadi apa-apa, entar sang pangeran ngambek dan menyesali keputusannya menuruti kemauan papa untuk pension dini dari militer.
PKS dan PAN juga sama saja nantinya, mereka punya kader terbaik untuk dicalonkan menjadi RI 2. Apa salah satu dari kedua partai akan legowo ?, menurut penulis itu sudah sangat sulit melihat ambisi dari PKS yang terancam tenggelam ini. Kader PKS harus jadi Cawapres agar menaikkan elektabilitas Partai, ditambah PKS sudah legowo dalam kontestasi Capres 2014 dan Pilgub DKI 2017.
Solusi terakhir PAN terpaksa mundur dengan resiko berat tidak akan mendapat suara rakyat secara nasional minimal 4 persen dari jumlah pemilih. Maka perjuangan koalisi dari kobu non pemerintahan masih sangat alot dan dinamis. Masih ada hal-hal yang tidak terduga akan terjadi menjelang pendaftaran Capres-Cawapres ditutup oleh KPU. Kita sama-sama melihat saja sahabat pembaca. Hanya satu harapan penulis, pakde jangan bertarung melawan kotak kosong karena menurut penulis calon tunggal merupakan kemunduran demokrasi dan kegagalan partai mendidik kader menjadi calon pemimpin di negara ini.
Begitulah Unta-Unta,




Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sadis, Mantan Kader Gerindra: Prabowo Akan Kalah Lawan Jokowi"

Posting Komentar