Sekitar 2 minggu lagi, KPU akan membuka pendaftaran Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden yang akan bertarung pada kontestasi Pilpres 2019. Nama-nama yang hendak mencalonkan diri masih belum mengerucut. Masih banyak nama yang berseliweran di permukaan, baik yang memiliki ambisi jadi RI 1 ataupun RI 2. Dari sekian banyak nama baru, masih Pakde Jokowi yang dapat dipastikan ikut bertarung kembali merebut periode kedua.
Partai koalisi pakde Jokowi cenderung lebih adem dalam dinamika politik saat ini. Dimana seluruh Partai memberikan hak penuh untuk Pakde Jokowi dalam memilih pendampingnya dalam kontestasi Pilpres tahun depan. Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan kubu oposisi yang saat ini masih berdiskusi alot menentukan siapa yang akan bertarung melawan petahana.
Meskipun komunikasi politik belum fix tetapi dengan percaya diri tingkat tinggi Gerindra mempublikasi 5 nama menjadi calon pendamping Prabowo. kelima nama tersebut merupakan representasi dari beberapa Partai yang sampai saat ini belum menentukan arah dukungan Pilpres.
Berikut nama-namanya :
Pertama, Mayor Inf (Purn) Agus Harimurti Yudhoyono, M.Sc., M.P.A., M.A. lahir di Bandung, Jawa Barat, 10 Agustus 1978. AHY merupakan anak pertama dari mantan Presiden keenam Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pria yang sebentar lagi akan merayakan ulang tahun ke 40 saat ini mengemban tugas Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) pemenangan Pilkada 2018 dan Pilpres 2019 Partai Demokrat. Pilkada DKI yang lalu, AHY merupakan salah satu Cagub yang didukung oleh Demokrat, PKB, PAN dan PPP. Kala itu, AHY menelan kekalahan telak dengan berada diposisi paling buncit ataupun ranking ketiga dari 3 Cagub.
Kedua, Anies Rasyid Baswedan. Phd lahir di Kuningan, Jawa Barat, 7 Mei 1969. Anies merupakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia ke 27 yang dipecat oleh Pakde Jokowi pada 27 Juli 2016. Namanya dipecat yang pastilah karena tidak tahu kerja. Buktinya saja selama Anies menjadi pembokat Presiden gembrakan tak ada tampak kepublik selain mengadakan Pameran buku Frankfurt yang diduga adanya indikasi korupsi. Oh ya, Anies juga pernah loh menjadi salah satu Bakal Calon Presiden dari Partai Demokrat di sebelum Pilpres 2014.
Setelah di pecat dari Menteri, Anies bertarung menjadi Gubernur DKI yang menumbangkan Ahok dan AHY. Kemenangan yang disinyalir penuh intrik politik, dimana politik Identitas kental terasa pada saat itu. ‘Politisasi Ayat dan Mayat’ bertebaran di akar rumput. Kemenangan Anies menyisakan luka yang mendalam bagi rakyat Indonesia terkhusus rakyat Ibukota.
Setelah dilantik jadi penguasa, Anies sampai saat ini masih cengap-cengap dalam merealisasikan janji-janji kampanyenya. Seperti Rumah DP 0 Rupiah yang sampai detik ini masih belum tampak sedikitpun. Bantuan dana bagi pengusaha – pengusaha pun di anulirnya, dengan alasan tidak pernah menjanjikan padahal jejak digital dan videonya sudah betebaran dipublik.
Terakhir paling fenomenal keputusannya, Anies memerintahkan PPSU memasang kembali bendera yang diikat dibambu disepanjang jalan di daerah Penjaringan. Alih – alih untuk menghargai rakyat yang ikut serta merayakan Asian Games, padahal semakin terkuak bahwa yang melakukan pemasangan tersebut dindikasikan simpatisan dari Anies – Sandi tapi ngakunya masyarakat.
Artikel Terkait : Keputusan Ga-Bener, Habis Dicopot, Anies Intruksikan Bendera Diikat Bambu Dipasang Lagi
Ketiga, Dr. H. Zulkifli Hasan, S.E., M.M. Lahir di Lampung, 17 Mei 1962, Zulhas adalah politikus yang menjabat Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) menggantikan Sidarto Danusubroto sejak 8 Oktober 2014 untuk periode 2014 2019 dan Ketua Umum PAN. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Menteri Kehutanan Republik Indonesia menggantikan Malem Sambat Kaban, yaitu sejak 22 Oktober 2009 hingga 1 Oktober 2014. Zulhas semasa Menteri Kehutanan pernah diindikasikan bermasalah terkait pelepasan hutan negara menjadi Perkebunan berdasar video investigasi yang menyebar di Sosmed.
Artikel Terkait : Keputusan Ga-Bener, Habis Dicopot, Anies Intruksikan Bendera Diikat Bambu Dipasang Lagi
Ketiga, Dr. H. Zulkifli Hasan, S.E., M.M. Lahir di Lampung, 17 Mei 1962, Zulhas adalah politikus yang menjabat Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) menggantikan Sidarto Danusubroto sejak 8 Oktober 2014 untuk periode 2014 2019 dan Ketua Umum PAN. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Menteri Kehutanan Republik Indonesia menggantikan Malem Sambat Kaban, yaitu sejak 22 Oktober 2009 hingga 1 Oktober 2014. Zulhas semasa Menteri Kehutanan pernah diindikasikan bermasalah terkait pelepasan hutan negara menjadi Perkebunan berdasar video investigasi yang menyebar di Sosmed.
Keempat, Dr. (H.C.) H. Ahmad Heryawan, Lc., M.Si (lahir di Sukabumi, Jawa Barat, 19 Juni 1966; umur 52 tahun) atau memiliki sapaan Aher adalah seorang politisi Indonesia dari PKS. Ia adalah Gubernur Jawa Barat dua periode hingga 2018 setelah memenangi pemilihan umum Gubernur Jawa Barat 2013. Gubernur yang secara kasat mata numpang tenar dari Program Pemerintah Pusat di Jawa Barat.
Kelima, Dr. H. Salim Segaf Al-Jufri (lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 17 Juli 1954; umur 64 tahun) adalah Menteri Sosial Indonesia sejak 22 Oktober 2009. Sebelumnya ia adalah Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi dan Kesultanan Oman sejak Desember 2005 menggantikan Muhammad Maftuh Basyuni. Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Syariah Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Direktur Perwakilan WAMY (World Assembly of Muslim Youth) untuk Kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara dan juga Direktur Syariah Consulting Center.
Dari kelima nama diatas, penulis menganalisis bahwa kemungkinan paling besar untuk dipinang Sudah penulis buat secara berurutan. Penulis menempatkan AHY diposisi paling atas karena kedekatan sang Ayahanda SBY dengan Prabowo saat ini. Bahasa – bahasa tubuh yang dipublikasi di Media ketika keduanya bertemu menunjukkan adanya respon positip. Untuk analisis lebih mendatailnya penulis akan tuliskan setelah artikel ini di posting dulu ya sahabat pembaca. Ditunggu ya !
Akhir kata melihat kelima nama diatas maka dapat disimpulkan Cawapres Prabowo dari bernuansa Demokrat ada 2 nama yakni AHY dan Anies. Bernuansa PAN ada 1 nama yakni sang Ketua Umum saat ini Zulhas. Dan PKS menyumbangkan 2 nama Aher dan Salim. Tapi melihat kelima nama ini, penulis melihat tidak ada satupun yang dapat menambah secara signifikan elektabilitas Prabowo di masyarakat. Jadi demi demokrasi yang ideal mari kita dukung Prabowo tanding ulang dengan Pakde Jokowi, supaya jalan Pakde lebih mulus meraih periode kedua. Tak seru kalau Pakde Jokowi bertarung sama kotak kosong. Ha ha
Begitulah Unta-Unta
Salam Dua Periode
0 Response to "Kepedean, Gerindra Publikasi 5 Nama Cawapres Prabowo, Berikut Rekam Jejaknya !"
Posting Komentar