Berita tentang pemasangan bendera-bendera negara peserta Asian Games diikatkan di bambu akhirnya viral di sosial media. Bendera-bendera tersebut terpasang berjejer di pembatas jalan di depan Emporium Pluit Mall, Jalan Pluit Selatan Raya, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara. Ada 29 bendera negara peserta Asian Games yang dipasang.
Tiap bendera diikatkan pada pagar pembatas jalan menggunakan tali rafia. Begitu juga kain bendera, yang diikat ke tiang berbahan bambu. Setelah viral dan menuai kritikan dari netizen akhirnya bendera-bendera dicabut dari lokasi. Pencabutan bendera itu dilakukan petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Jakarta Utara.
Pengakuan penguasa Ibukota Anies dan Sandi bahwa pemasangan bendera-bendera tersebut bukan program pemerintah Pemerintahan Provinsi tetapi inisiatif dari masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam penyelenggaraan Asian Games yang diadakan di 2 kota di Indonesia yakni DKI. Jakarta dan Palembang.
Sandiaga mengatakan bendera tersebut dipasang warga setelah melakukan konvoi untuk meramaikan Asian Games. Sandi mengapresiasi tindakan warga dalam meramaikan Asian Games. Sandiaga ingin seluruh lapisan masyarakat ikut memeriahkan Asian Games. Menurutnya, langkah memasang bendera merupakan cara warga ikut bergembira. Sumber Detik
Dapat kita mengambil kesimpulan dari pernyataan Sandi bahwa pemasangan bendera tersebut direncakan dan dibiayai secara swadaya dari masyarakat. Tetapi kesimpulan tersebut bertolak belakang dari pernyataan pihak Kecamatan. Staf Kecamatan Penjaringan, Umis Suripto, menjelaskan bendera-bendera itu dipasang untuk acara torch relay atau pawai obor Asian Games.
"Oh ini. Ini kemungkinan besar kayaknya dari kita (Kecamatan Penjaringan) deh. Kan kemarin kita lagi dari abis torch relay ya. Kita kemarin kan torch relay (cuma) belum dibersihkan, dirapikan," katanya saat ditemui di kantornya, Jakarta, Selasa (17/7/2018). Umis mengatakan pihak kecamatan memberikan bendera kepada kelurahan untuk dipasangkan. Lalu dalam acara pawai obor itu, ada peserta yang membawa bendera dan ada yang memasangnya. "Iya dong. Kita lepas dong. Kita kan udah selesai. Kecuali kalau posisinya permanen di tiang-tiang (Mal) Emporium. Kalau itu (dipasang di pagar) kan minimal mengganggu ketertiban," ujar dia. Sumber : Detik
Maka kita dapat menilai bahwa kordinasi dan komunikasi pemerintahan Provinsi kejajaran dibawahnya memang amburadul dan tidak searah. Bagaimana ingin membangun suatu daerah bila pemimpin dan anggota dibawahnya tidak sinkron dan tidak sehati. Ibarat sebuah kapal, ketika Nahkoda tidak dapat berkordinasi baik dengan ABK maka kemungkinan besar kapal itu akan karam dan tenggelam kedasar lautan.
Miris, mayoritas masyarakat telah memberikan kritik, tapi Gaberner malah memperintahkan anggotanya agar memasang kembali bendera tersebut. Anies malah menyayangkan bendera negara Asian Games yang diikat bambu dicopot PPSU. Menteri pecatan menilai seharusnya bendera yang diikat di bambu itu tak dianggap remeh.
"Saya berharap, tiang bambu dan bendera sederhana inisiatif warga ini malah akan jadi inspirasi bagi warga kampung lainnya untuk mempercantik lingkungannya, menyambut tamu-tamu yang datang ke Jakarta yang ikut mereka rasakan sebagai rumah besar milik mereka. Saya instruksikan untuk dipasang kembali. Harap pastikan keamanan dan kerapiannya," kata Anies lewat keterangan tertulisnya, Selasa (17/7/2018). Sumber : Detik
Memang tak dapat diimbangi cara berpikir tokoh yang satu ini, bendera diikat ke bambu dikatakan untuk mempercantik lingkungan dan memberikan kesan indah bagi tamu–tamu yang akan datang ke Ibukota. Apa bapak pikir ini zaman penjajahan masih pakai bendera diikat bambu atau bapak pikir ini kegiatan tingkat kelurahan pada saat peringatan hari kemerdekaan.
Ini hajatan besar setingkat benua Asia pak, bangunlah dari mimpi. Jangan karena cari simpati masyarakat malah membuat malu bangsa ini. Apa bapak tega ketika tamu–tamu tersenyum lucu melihat tampilan-tampilan dijalan protokol Ibukota. Kalau memang menginginkan masyarakat berperan aktif, penulis menyarankan pasang bendera diikat bambu dijalanan perkampungan saja.
Katanya bapak mengikuti zaman now tapi kok masih tradisional gitu cara pandangnya. Pecat anggota melalui WA tapi tetap ikat bendera dibelahan bambu. Keluarin dana sedikit kan bisa pak untuk menyediakan besi–besi yang lebih rapi dan indah. Masa TGUPP yang menelan dana milyaran tak kasih masukan sederhana seperti ini sih pak.
Jangan – jangan bapak memang sengaja nih mau buat bangsa ini diketawain, biar pamor Pakde Jokowi selaku Presiden Indonesia menurun dikaca mata warga Asia secara umum warga dunia. Kalau memang berhasrat jadi kontestan Pilpres ya pakai strategi yang sehat dong pak. Tunjukkan kinerja nyata bapak dalam waktu yang singkat ini.
Biar elektabilitas bapak naik drastis sebelum pembukaan pendaftaran Capres–Cawapres. Sederhananya, ketika bapak serius membantu Pemerintah Pusat menyukseskan acara Asian Games ini, penulis sangat yakin rakyat akan berterima kasih juga kepada bapak selaku Pemimpin di Ibukota. Meskipun janji–janji kampanye bapak masih jauh dari kenyataan.
Begitulah Kampret - Kampret
0 Response to "Keputusan Ga-Bener, Habis Dicopot, Anies Intruksikan Bendera Diikat Bambu Dipasang Lagi"
Posting Komentar