"Terima Kasih telah berkunjung ke blog ini. Jangan lupa Share dan Comment ya"
loading...

Waspadalah, Beredar Poster Tamasya Almaidah di Pilkada Sumut, Strategi DKI ditularkan ?


Pemilihan Kepala Daerah serentak diseluruh Indonesia akan segera dilaksanakan pada tanggal 27 Juni mendatang. Strategi-strategi politik untuk memenangkan jagoannya semakin gencar ditembakkan kepermukaan. Tapi tidak dapat kita pungkiri bahwa politik Identitas tetap menjadi menjadi senjata andalan beberapa tim pemenangan Pasangan Calon. Bila dikonfirmasi langsung dengan para Pasangan Calon maka tidak ada satupun yang mengakui hal tersebut, walaupun sudah memanas diakar rumput.
Tim pemenangan bersama Pasangan Calon tetap saja menyatakan fakta menyebarnya politik Identitas tersebut merupakan fakta hoaks yang tidak benar adanya. Padahal dengan mata telanjang kita sudah melihat banyak betebaran poster-poster provokatif, spanduk-spanduk yang menyatakan untuk memilih pemimpin yang berdasarkan Identitas terutama berdasarkan agama, kesukuan, maupun kedaerahan dan ada lagi betebaran di sosial media seperti Youtube dakwah-dakwah bermuatan politik Identitas yang terkesan menggiring masyarakat kesalah satu Pasangan Calon.


Pilkada serentak kali ini penulis sangat fokus memantau tentang dinamika Pilkada Sumatera Utara. Masyarakat Sumut diberikan pilihan 2 Calon Gubernur yang rekam jejaknya tidak perlu lagi kita pertanyakan. Cagub nomor urut 1 yakni Edy Rahmayadi yang merupakan mantan Pangkostrad dan juga Ketua Umum PSSI akan bertarung dengan Cagub nomor urut 2 yakni Djarot Saiful Hidayat yang sudah memiliki rekam jejak mumpuni didunia birokrasi dan perpolitikan Indonesia.
Beberapa hari ini banyak berseliweran di sosial media, poster-poster yang menurut penulis sarat akan muatan politik Identitas. Poster tersebut bertemakan Tamasya Almaidah di Provinsi Sumut bertepatan dengan berlangsung Pilkada serentak. Jujur penulis tidak tahu apa dampak positip yang akan dicapai dari kegiatan tersebut. tapi bila dikaji secara kontekstual maka kegiatan ini kemungkinan akan menimbulkan gesekan diakar rumput, padahal Sumut ini merupakan salah satu daerah yang dikenal dengan tingginya toleransi antar umat beragama.
Berikut Poster Tamasya Almaidah di Pilkada Sumut :

Bila kegiatan Tamasya Almaidah ini benar akan diadakan, maka Sumut akan digiring seperti DKI yang terpecah hanya karena kontestasi politik pemilihan Kepala Daerah. Hingga sampai detik ini perpecahan tersebut masih terasa dimasyarakat. Padahal setelah pasangan pemimpin Ibukota yang dimenangkan dengan strategi yang kental terasa Politik Identitas bukannya menghantarkan ibukota menjadi lebih baik dan lebih maju malah semakin terpuruk dan amburadul, contoh kasusnya dengan diberikan izin PKL Berdagang di tengah badan jalan. Kebijakan tersebut akhirnya membuat DKI menjadi semakin kumuh dan tidak beraturan. Selain kebijakan terkait PKL, Pasangan yang katanya beriman tersebut mengingkari janji kampanye terkait Reklamasi. Pada masa kampanye tolak reklamasi setelah duduk malah menyepakati reklamasi. THR yang pahit bagi rakyat Ibukota.
Kembali ke Tamasya Almaidah yang akan diadakan di Sumut, Secara kasat mata sudah tampak jelas bahwa gerakan tersebut menggiring masyarakat agar memilih salah satu Pasangan Calon yakni nomor urut 1. Alih-alih untuk memantau dan mengkawal suara, padahal nantinya dilapangan kemungkinan akan menggunakan taktik-taktik tidak elegan agar masyarakat memberikan dukungan bagi Pasangan Calon yang dikehendaki oleh penggerak gerakan tersebut.
Penulis melihat bila kegiatan ini tidak segera dihentikan oleh pihak berwajib, maka kerugian sangat besar akan dihadapi oleh masyarakat Indonesia secara khusus masyarakat Sumut. Perpecahan di akar rumput akan kental terasa, oleh karena pemilihan Kepala daerah yang diadakan sekali dalam 5 tahun ini. Bila perpecahan sudah muncul, maka untuk memulihkannya kembali seperti awal bukan hal gampang seperti membalikkan tangan. Butuh proses panjang dan rumit, bisa saja tidak dapat dipulihkan kembali. Kita lihat saja DKI sampai detik ini masih sangat kental terasa adanya perpecahan.


Penulis yang berasal dari Sumut mengharapkan Pilkada Sumut berjalan lancar tanpa adanya gesekan-gesekan dimasyarakat. Politisasi Identitas terkhusus agama dan kedaerahan jangan lagi dipergunakan karena efek negatipnya jauh lebih besar dibandingkan efek positipnya. Jangan sampai hanya karena perebutan kursi kekuasaan, masyarakat dijadikan tumbal demi mencapai tujuan.
Bila ingin memenangkan dukungan dari rakyat, bertarunglah secara jantan dengan menawarkan program-program kerja yang bermanfaat bagi masyarakat secara umum. Rayulah masyarakat dengan rekam jejak Pasangan Calon yang membanggakan. Binalah tim pemenangan agar dapat menerima hasil menang maupun kalah. Berilah masyarakat pendidikan politik yang positip dan bermanfaat. Sudahilah membodoh-bodohi masyarakat dengan isu-isu sampah bernuansa SARA.
Salam Stunting


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Waspadalah, Beredar Poster Tamasya Almaidah di Pilkada Sumut, Strategi DKI ditularkan ?"

Posting Komentar