"Terima Kasih telah berkunjung ke blog ini. Jangan lupa Share dan Comment ya"
loading...

Sandi Dikick, Ternyata Limbah Tinja Tak Bisa Diminum, Sandi Stop Hoaks ?


Beberapa hari yang lalu viral berita terkait pernyataan Sandi yang merupakan seorang pejabat negara yang berkedudukan sebagai wakil penguasa di Ibukota Negeri ini. Sandi mengeluarkan pernyataan yang sontak membuat seluruh penghuni bumi bulat mendebatkan dan mengkritisinya. Waktu itu, Sandi menyebutkan bahwa ada sebuah alat yang dapat mengolah limbah tinja menjadi layak untuk dikonsumsi masyarakat.
Perusahaan Daerah Pengelolaan Air Limbah (PAL Jaya) memperkenalkan mesin pengolah limbah bernama PAL-Andrich Technical System. Mesin ini diresmikan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno di Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja (IPLT) Duri Kosambi Cengkareng, Rabu (23/5/2018). PAL-Adrich Tech System merupakan mesin yang mengolah air limbah tinja menjadi air bersih dan bisa diminum. Mesin tersebut diciptakan oleh Andrian dan Chairunnas (Andrich).
Berikut penulis lansir dari media berita Poskotanews pernyataan dari Sandi tersebut :
“Hari ini saya terharu. Kalau kita dengar Adrich. Wah Adrich ini kayaknya (nama) Jerman atau Austria gitu ya. Tahu-tahunya Andri dan Chairunnas, dua putra dari Sumatera Barat kebanggaan kita semua, ternyata bisa menciptakan suatu teknologi yang sangat inovatif dan tepat guna,” kata Sandiada dalam sambutannya. Menurut Sandiaga, dengan mesin yang dibawah naungan PD PAL Jaya ini air limbah tinja hanya perlu diproses 30 menit dan siap untuk dikonsumsi. Sandi klaim temuan ini belum pernah ada dan ini merupakan yang pertama.“Biasanya memakan waktu 7 hari dan menjadi air buangan, (sekarang) dalam waktu setengah jam bisa menjadi air yang bisa diutilitas. Malah saya dikasih tahu malah layak minum,” kata dia.
Berita ini pun sampai keseluruh penjuru negeri, masa iya ampas-ampas yang kita telah keluarkan diolah dengan alat yang menggunakan waktu hanya 30 menit langsung bisa dikonsumsi. Akal sehat kita pun dipacu untuk mencoba menganalisis pernyataan tersebut. Andai saja itu sudah melalui proses penelitian panjang, betapa tega seorang pemimpin menyampaikan kepada masyarakatnya bahwa limbah tinja yang dibuang melalui jamban diolah melalui alat dapat langsung dikonsumsi.
Informasi terbaru menyebar bahwa alat pengolah limbah tinja ini pun belum mendapatkan legitimasi dan sertifikasi dari lembaga yang berwenang. Alhasil alat yang berharga Rp1,5 miliar tersebut belum bisa digunakan secara massal. Mesin ini masih perlu dapat sertifikasi dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman (Puskim) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), serta sertifikasi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kemen LHK) yang belum bisa keluar dalam waktu dekat. Penulis menemukan informasi ini dari salah satu media online ternama di Indonesia, silahkan klik Sumber Tirto.id
Selanjutnya Pernyataan aneh terkesan Asal Bunyi (ASBUN) yang disampaikan Sandi sudah terlanjur menjadi polemik panjang diakar rumput. Alhasil PD PAL angkat bicara untuk menegaskan bahwa air hasil olahan limbah tinja menggunakan PAL- Andrich Tech System tidak untuk dikonsumsi sebagai air minum. Direktur Utama PD PAL, Jaya Subekti menjelaskan limbah tinja diolah agar tidak mencemari lingkungan. Dicatat ya sahabat pembaca bukan untuk dikonsumsi.
"Melalui sistem olahan ini (sistem PAL-Andrich Tech) untuk memperbaiki kualitas olahan limbah, jadi tidak diperuntukkan untuk air minum," kata Subekti dalam jumpa pers di kantor PD PAL Jaya, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Senin (28/5/2018). Subekti kemudian menuturkan ada dua tujuan utama pada pengolahan limbah menggunakan sistem PAL-Andrich Tech. Selain untuk efisiensi waktu pengolahan limbah, sistem tersebut dapat meningkatkan kualitas limbah. Secara tidak langsung klarifikasi yang disampaikan oleh Dirut PD. PAL Jaya mengkick dan menyumpal pernyataan yang disampaikan Sandi. Sumber Detik.com
Selain klarifikasi dari Dirut PD. PAL Jaya, pencipta alat tersebut juga angkat bicara. Beliau menyatakan dengan tegas bahwa air olahan limbah tinja ini tidak untuk dikonsumsi tetapi memiliki banyak manfaat. Hasil pengolahan limbah tinja yang menggunakan PAL-Andrich Tech System memiliki sejumlah manfaat. Namun saat ini air hasil pengolahannya tidak direkomendasikan untuk diminum karena tidak ada regulasi dari Pemerintah untuk yang mengatur hal tersebut. Andri memaparkan hasil olahan air ini bisa digunakan untuk utilitas, misalnya menyiram tanaman, mencuci mobil, hingga digunakan pemadam kebakaran untuk menyedot air. Sumber Detik.com
Menurut penulis apa yang disampaikan oleh Sandi itu meskipun terkesan celotehan yang bernuansa bercanda tapi kalimat tersebut yang sangat menyakitkan bagi masyarakat terkusus ekonomi lemah, dimana kondisi ekonominya yang meperihatinkan malah pemerintah daerahnya mengeluarkan pernyataan limbah tinja diolah dan dapat dikonsumsi. Bila memang benar layak dikonsumsi apa Sandi yang merupakan pejabat negara lulusan Amerika mau mengkonsumsi air tersebut setiap hari. Penulis yakin beliau pun pasti berpikir ulang untuk mengkonsumsi air tersebut.
Pertanyaan paling mendasar mengapa DKI terkesan tergopoh-gopoh dalam mengambil keputusan bila alat tersebut belum memiliki sertifikat, ah sudahlah biarlah waktu yang akan menjawab karena penulis bukan mau menggali permasalahan hukum tetapi cenderung mengkritik seorang Pemimpin yang wawasan dan pengetahuan perlu ditingkatkan. Kita masih perlu banyak belajar lagi bang !
Seharusnya Sandi memikirkan terlebih dahulu sebelum mengeluarkan pernyataan apalagi dalam forum-forum resmi. Jangan mengeluarkan pernyataan yang bernuansa hoaks dan tidak dapat dipertanggungjawabkan. Pernyataan ini menunjukkan kepada kami masyarakat umum bahwa anda merupakan sosok pemimpin yang perlu intropeksi, evaluasi dan banyak belajar. Rakyat Ibukota terkhusus yang 58 persen dulu kalian sebut penjarakan mulut jamban, sekarang kalian malah akan mengkonsumsi air olahan dari jamban.
Begitulah Unta – Unta
Salam Anti Air Tinja

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sandi Dikick, Ternyata Limbah Tinja Tak Bisa Diminum, Sandi Stop Hoaks ?"

Posting Komentar