Politik memang selalu menarik untuk diperbincangkan ataupun diperdebatkan, Realitanya didalam politik tidak ada kawan dan musuh abadi yang ada hanya kepentingan. Bisa saja awalnya X tampak sangat membenci Y dan memperjuangkan Z. Tetapi didalam politik itu tidak ada keabadian, bisa saja X akhirnya menjadi pendukung Y dan balik menyerang Z. Begitulah tampak secara kasat mata dunia perpolitikan dibelahan bumi manapun.
Salah satu hal yang sangat menarik terkait ketidakabadian hubungan didalam dunia politik sedang dipertontonkan dalam politik negeri ini. Salah satunya Ali Mochtar Ngabalin (AMN). Politikus Partai Gokar kini masuk dalam lingkaran istana dibawah komando Presiden Jokowi. AMN lahir pada tanggal 25 Desember 1968 di Fakfak, Papua Barat. Kiprah AMN di Golkar kemudian membuatnya menjadi anggota tim sukses pemenangan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dalam Pilpres 2014. Waktu itu dia memperkuat tim debat pasangan tersebut.
Loyalitas dan semangat juang tinggi AMN tidak dapat kita pandang sebelah mata, sampai-sampai AMN pernah mengeluarkan pernyataan kontroversial. AMN waktu itu 'mendesak' Allah SWT memihak Prabowo, menurutnya sang Capresnya kala itu berada diposisi yang benar dan butuh keadilan. Tapi kenyataan berkata lain, sesuai dengan keputusan hukum tetap sang Capres yang diperjuangkannya kala itu menelan kekalahan.
Pasangan calon Prabowo-Hatta akhirnya kalah oleh pasangan calon Joko Widodo (Jokowi) - Jusuf Kalla (JK). AMN pun menjadi 'oposisi' beberapa saat. Paska Partai Golkar mendukung pemerintah, akhirnya AMN pun ikut searah dengan keputusan Partai Politik tempat bernaungnya tersebut.
"Tidak ada yang salah dengan pernyataan itu. Saya percaya kalau mendesak Allah Ta'ala berpihak kepada kebenaran, keadilan, dan kepastian hukum, dalam hal ini kepada Prabowo Subianto, itu sah-sah saja dan saya tentu bisa pertanggungjawabkan," kata Ngabalin kepada detikcom waktu itu, Kamis (7/8/2014).
Jauh sebelum bergabung dengan Partai Golkar, AMN merupakan mantan kader PBB. Sosok AMN sudah tak asing lagi di panggung politik nasional. Namanya dikenal saat menjadi anggota DPR RI periode 2004-2009. Ngabalin menjadi anggota Dewan dengan kendaraan politik Partai Bulan Bintang (PBB) besutan Yusril Ihza Mahendra (YIM) yang sekampung dengan mantan Gubernur DKI Ahok. AMN waktu itu menjabat Ketua DPP PBB.
AMN sering tidak sependapat dengan Ketum PBB kala itu. Pada 2009, dia berbeda suara dengan keputusan Ketum PBB waktu itu, MS Kaban. PBB kala itu mendukung pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) - Boediono dalam Pilpres 2009. Sedangkan AMN berada dalam tim sukses Jusuf Kalla (JK) - Wiranto.
Selama menjadi anggota Dewan dari PBB, AMN memang terkenal keras dan tegas dalam memberikan kritik kepada Pemerintah sebelumnya. Ngabalin memang kerap kritis terhadap pemerintahan Presiden SBY. Padahal SBY waktu itu berpasangan dengan Jusuf Kalla. Salah satu sikap kritisnya terhadap pemerintah adalah saat pembahasan RUU Rahasia Negara. AMN mengkritik sikap pemerintah yang menarik RUU Rahasia Negara pada 2009.
"Apresiasi saya atas mencla-menclenya presiden. Tunjukkan kepada saya yang mana yang diragukan dari sebuah negara yang besar ini. SBY pernah mengatakan bahwa negara harus kuat, tidak boleh dikalahkan oleh kepentingan apa pun. Sekarang, dia dikalahkan oleh 70 orang," kata Ngabalin di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (16/9/2009). Sumber Detik.com
AMN kemudian menantang MS Kaban dalam Muktamar III PBB pada 2010. Meski sukses mengalahkan Yusril di tahap pertama, AMN dikalahan MS. Kaban pada tahap kedua. Waktu itu AMN mendapat 123 suara dan Kaban 325 suara. Masih di tahun yang sama, AMN 'loncat'ke Partai Golkar, yang waktu itu dipimpin Aburizal Bakrie (Ical). Pilihannya ke partai berlambang pohon beringin itu karena mengikuti Jejak Sang Ayah. Kepindahannya ke Partai berlambang Pohon Beringin menjadikannya digelari Kutu Loncat oleh beberapa pihak yang mungkin tidak menyenanginya berpindah kenderaan politik.
Kini AMN telah masuk dalam lingkaran Istana, AMN dipercaya menjadi tenaga ahli utama di Kantor Staf Presiden (KSP). Adapun tugasnya nanti, AMN di bawah deputi IV KSP yang membidangi Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi. Sehingga, dirinya mengkomunikasikan capaian-capaian yang telah diraih pemerintahan Jokowi kepada masyarakat.
Ia menjelaskan, penunjukkan dirinya berawal saat dihubungi oleh staf khusus Presiden Nico Harjanto untuk menyampaikan pesan dari Menteri Sekretaris Negara Praktikno. "Saya bilang terimakasih, waktu, tenaga pikiran, ilmu, saya persembahkan ke negara," kata Ngabalin. Sumber Tribunnews.com
Kini salah satu anggota tim penggedor dari kubu sebelah telah masuk dalam tim Indonesia Hebat. Sedikit demi sedikit, motor serangan kubu sebelah telah dikikis. Masuknya AMN diprediksi akan memperkuat tim pemenangan Presiden Jokowi memenangkan periode keduanya untuk melayani dan membangun bangsa yang majemuk ini. Akhirnya kalimat ’Semuakan Cebong Pada Waktunya’ terbukti dan tampak nyata.
#SalamDuaPeriode
0 Response to "Rekam Jejak Ali Ngabalin, Dulu Timses Prabowo, Kini Dilingkaran Jokowi"
Posting Komentar