Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan secara kasat mata memilih anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) sesuka hati sesuai selera, tanpa pertimbangan yang jelas. Karena itu, sulit rasanya untuk berharap banyak kepada tim tersebut. Bagaimana masyarakat DKI. Jakarta dapat berharap banyak TGUPP dapat membantu menyelesaikan masalah, Bila sang Gubernur tidak memiliki tolak ukur yang mumpuni dalam rekrutmen pengisi TGUPP.
TGUPP zaman Gubernur Anies ini tersirat hanya sebuah ajang pemborosan anggaran, karena perekrutan tim tidak berdasarkan kriteria yang terukur. Malah disinyalir TGUPP sebagai ajang balas budi bagi tim sukses yang sudah bekerja keras untuk membantu Anies – Sandi merebut tongkat estafet kepemimpinan di Ibukota. Maka untuk balas budi kepada tim sukses, diberikanlah sebuah penghargaan masuk TGUPP dengan gaji yang tinggi.
Sistematika tertutup dalam perekrutan TGUPP menuai banyak kritikan pedas dari para pengamat pemerintahan yang berkompeten. Masyarakat umum jelas akan dirugikan, bila kinerja dari tim ini tidak jelas hasilnya kedepan. Penulis menilai bila nama-nama yang dimasukkan hanya berasal dari tim sukses, sudah dapat kita pastikan hasil kedepannya tidak akan sesuai harapan dari masyarakat akar rumput, alasannya jelas bagaimana aktor-aktor yang keahliannya di dunia politik dapat mengerjakan dengan maksimal hal-hal yang bersifat pelayanan langsung masyarakat.
Direktur Eksekutif Center for Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi (USK)mengatakan, dari rekrutmen anggota saja, TGUPP dimasa pemerintahan Anies tidak sesuai ketentuan. seharusnya rekrutmen dilakukan secara terbuka, mengingat tim tersebut dibiayai duit negara dari APBD. Jumlah dana yang dikuncurkan dari APBD lumayan besar, bila kinerja tetap berjalan staknan sungguh sangat menyakiti hati rakyat Ibukota.
Uchok mengambil salah satu contoh permasalahan untuk dikaji ulang oleh pihak Gubernur Anies. Misalnya Bambang Widjojanto (BW) yang merupakan mantan wakil ketua KPK dan merupakan pendiri Kontras (Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan) bersama almarhum Munir. Menurut Uchok, bahwa ketua Komite Pencegahan Korupsi DKI Jakarta ini masih berstatus tersangka.
Kasus hukum mantan Wakil Ketua KPK itu hanya Deponering alias menghentikan kasus tanpa menghilangkan status tersangka yang disandangnya. Kasus hukum BW Terkait keterangan palsu soal penanganan sengketa Pilkada Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah tahun 2010 silam. Ia dikenakan dengan Pasal 242 juncto pasal 55 KUHP.
Perbedaan yang sangat mencolok kepemimpinan Anies-Sandi dengan pemimpin sebelumnya. Dimasa Gubernur Ahok TGUPP tidak dibiayai dari APBD, tetapi masa Anies saat ini pengeluaran untuk TGUPP masuk dalam APBD DKI.
Pertanyaan yang timbul mengapa Ahok bisa memberikan gaji kepada TGUPP tanpa masuk APBD, Sebaliknya mengapa Anies tidak bisa mengikuti hal tersebut. Jadi dana operasional Gubernur dialokasikan kemana saja, jumlahnya besar loh berkali-kali lipat dari gaji Gubernur.
Penulis sepakat dengan pendapat dari Uchok, pola perekrutan tertutup membuktikan bahwa Anies tidak transparan dalam perekrutan TGUPP. Kenapa harus ditutup-tutupi dari publik jika yang anda kerjakan itu benar, jadi jangan salahkan masyarakat memiliki pendapat bahwa ada hal yang terkesan ditutup-tutupi.
Sekedar saran buat penguasa, segala hal busuk yang terkesan disembunyikan pasti akan tercium juga di kemudian hari. Sungguh sangat memalukan bila kebusukan itu terbongkar, dapat dipastikan rakyat tidak akan pernah lagi menaruh kepercayaan.
Seharusnya pemimpin ibukota saat ini meniru hal-hal baik yang telah dikerjakan oleh Penguasa sebelumnya. Jangan belagak sudah tahu segalanya, tapi akhirnya berjalan semrawut tidak terkontrol. Apapun ceritanya mantan gubernur jauh lebih paham permasalahan suatu daerah dibandingkan pemimpin baru. Jadi bagi Gubernur newbies bergurulah sama yang lebih berpengalaman memimpin, jangan berguru sama preman yang kebetulan wakil rakyat.
Rakyat DKI butuh solusi cerdas untuk menyelesaikan rumitnya permasalahan hidup yang mendera. Harapan rakyat ada pada pemimpinnya, jangan kecewakan rakyatmu terkhusus yang telah memilihmu. Mereka kadung terbujuk rayu dengan kata-kata mANIES dibumbui "sejahtera duniawi, bahagia syurgawi".
Begitulah Kira-Kira
0 Response to "Pengamat : Jangan Berharap Banyak Kinerja TGUPP, Perekrutan Sesuai Selera Anies"
Posting Komentar