Pagelaran Pemilihan Presiden tahun 2019 semakin memanas saja. Nama-nama kandidat yang akan bertarung semakin banyak yang beredar dipermukaan. Sebelumnya, beberapa bulan yang lalu para pengamat dan masyarakat yang sudah melek politik memberi pendapat berdasarkan analisa masing-masing bahwa Pilpres 2019 akan mengulang kembali pertarungan antara Presiden Jokowi dan Prabowo dengan pendamping yang berbeda.
Kini nama mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo semakin mencuat akan menjadi pesaing dari Presiden Jokowi dalam perebutan periode kedua. Bahkan nama Prabowo semakin tidak diperhitungkan, alasannya masyarakat sudah cukup bosan nama yang sama yang maju bertarung. Masyarakat cenderung mencari tokoh-tokoh baru dan pastinya masih muda, kira-kira berusia di bawah 60 tahun.
Sebenarnya, bila Presiden Jokowi rematch dengan Prabowo, kemungkinan besar mantan menantu penguasa Orde Baru ini akan menelan kekalahan yang ketiga kalinya. Elektabilitas Prabowo sudah mencapai klimaksnya sehingga sulit untuk bertambah. Karena itu, mantan Danjen Kopassus itu harus punya opsi lain. Alangkah lebih baik, Prabowo mengambil keputusan yang sama seperti Megawati yang menyerahkan Golden Tiket Capres ke kadernya. Terbukti langkah tersebut jitu, akhirnya Banteng dapat merebut kekuasaan.
Jangan ambisius mengejar kursi Presiden karena rakyat sudah semakin cedas di zaman milenial ini, sekedar saran usunglah nama-nama baru menjadi pesaing Presiden Jokowi, tetapi kalau ingin menjadi bagian dari pemenang mari dukung Presiden Jokowi merebut periode keduanya. Prestasi mantan Walikota Solo ini sudah sangat mumpuni, salah satunya pembangunan infrastruktur marak dari sabang sampai merauke.
Sejumlah lembaga survei yang kredibel bukan abal-abal masih menempatkan Jokowi sebagai kandidat calon presiden (Capres) terkuat. Namun, bukan berarti sudah dalam posisi aman untuk terpilih lagi pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2019. Peluang besar tersebut harus didukung dengan strategi pemenang yang pas, jangan sampai salah dalam menentukan langkah.
Penulis sepakat dengan analisa Pangi Syarwi Chaniago Direktur Eksekutif Voxpol Center Reseach and Consulting. Pangi mengatakan, bisa saja Jokowi kalah pada Pilpres 2019 jika salah menggandeng calon Wakil Presiden. Terlebih jika calon kompetitor Jokowi merupakan kombinasi yang tepat.
Pangi mengatakan, ada duet yang berpotensi mengancam Jokowi. Yakni Gatot Nurmantyo-Anies Baswedan, Gatot Nurmantyo-TGB Zainul Majdi, Gatot Nurmantyo-Anis Mata, atau bahkan Anies Baswedan-Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Simulasi yang ada di atas bisa membahayakan dan berpotensi menenggelamkan Jokowi.
Pengamat politik yang berasal dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ini menegaskan agar peluang terbesar untuk memenangkan pertarungan harus menggandeng representasi dari suara umat Islam, kalau tidak ada kemungkinan Presiden Jokowi akan tenggelam dan kalah dalam perebutan periode kedua.
Jadi bila salah satu prasyarat calon pendamping Presiden Jokowi harus representasi suara umat Islam, pertanyaan siapa saja nama tokoh yang termasuk didalamnya sahabat Seword. Menurut Penulis yang nama-nama yang termasuk dari perkembangan politik dipermukaan adalah Muhaimin Iskandar, TGB Zainul Majdi, Anis Mata, Zulkifli Hasan, Muhammad Romahurmuziy. dan lain-lain.
Jangan sampai peluang perahu ini menang menjadi karam, bila Presiden Jokowi menggandeng AHY. Apalagi jika Jokowi-AHY bersaing dengan Gatot Nurmantyo-TGB Zainul Madji atau Gatot-Anis Matta, maka peluangnya untuk menang semakin menipis, hal tersebut menjadi ancaman serius yang perlu dipikirkan. Ada 3 modal utama yang harus dipenuhi oleh Cawapres yakni Elektabilitas, Amunisi dan harus punya dukungan Partai.
Nama yang ada dari kalangan Islam dan punya dukungan signifikan adalah Muhaimin Iskandar. Namun, Pangi juga menyodorkan simulasi menarik. Menurut Pangi, justru Jokowi bisa menggandeng Anis Mata. “Namun ingat kalau Jokowi berpasangan dengan Anis Mata, maka soliditas umat Islam bisa kembali memilih Jokowi,” katanya.
Penulis sepakat dengan simulasi Presiden Jokowi menggandeng Muhaimin Iskandar menjadi Cawapres tahun 2019. Cak Imin Ketua Umum PKB merupakan representasi dari tokoh Nahdlatul Ulama (NU), ditambah lagi selama ini PKB tetap konsisten mendukung pemerintahan Jokowi. Maka hal tersebut merupakan faktor yang sangat mendukung meraih dukungan suara mayoritas rakyat Indonesia.
Bagaimana pendapat sahabat Seword bila Presiden Jokowi berpasangan dengan Anis Mata, setujukah andai hal itu terjadi. Kalau Penulis pasti tidak sepakat Presiden Jokowi berpasangan dengan mantan Presiden PKS tersebut. Penulis sangat yakin rakyat yang mayoritas religius nasionalis pasti tidak akan mendukung hal tersebut. Sepak terjang PKS selama ini dinilai kurang pas ditambah kader-kadernya banyak yang tercyduk KPK. Bila Anis Mata digandeng Jokowi, maukah Fahri Hamzah mendukung dan memutuskan urat malunya karena selama ini selalu nyinyir.
Begitulah Kira-Kira
0 Response to "Menakar Pendamping Jokowi 2019, Pengamat : Jokowi-Anis Mata, Setujukah Anda ?"
Posting Komentar