"Terima Kasih telah berkunjung ke blog ini. Jangan lupa Share dan Comment ya"
loading...

Djarot : Ahok Tidak Mau Ikut Pilpres, Fix Keresahan Al-Khaththath Tidak Berdasar


Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) baru mengajukan peninjauan kembali (PK) ke Mahkamah Agung (MA) setelah menjalani masa tahanan sejak 9 Mei 2017 atau sekitar 9 bulan. Penulis yang awam akan ilmu hukum mengetahui bahwa banding dan PK merupakan hak tiap-tiap warga negara yang tidak dapat dilarang oleh siapapun.
Mengapa Ahok tidak mengajukan banding paska divonis oleh hakim di Pengadilan Negeri (PN) kala itu. akhirnya pengacara sekaligus saudara perempuan dari Ahok memberikan jawabannya. Fifi Lety Indra yang akrab disapa Fifi menyebut jika Ahok saat itu tetap memaksakan diri mengajukan banding, akan terjadi benturan antara pihak yang pro dan kontra.
Menurut pengacara, Ahok saat itu ingin menjaga situasi tetap kondusif dan tidak terjadi perpecahan. "Kalau Pak Ahok waktu itu tetap melanjutkan banding, saya rasa kita tidak akan seperti saat ini," ujar Fifi. "Kami, keluarga melihat Pak Ahok itu bergumul habis, dia merelakan dirinya untuk dipenjara dan dia sudah menjalani sesuatu yang sebetulnya dia tidak perlu jalani". Maka dengan penjelasan dari pihak pengacara sudah jelas bahwa alasan Ahok menggunakan haknya saat ini untuk mengantisipasi adanya konflik paska vonis PN beberapa waktu yang lalu.
Gegara PK yang diajukan oleh Ahok, salah satu pentolan 212 bernama Al-Khaththath pun meradang. Sekjen FUI ini mempertanyakan tujuan Ahok mengajukan. Pria bernama asli Gatot ini pun menyatakan soal pendapat ahli hukum yang didengarnya. Menurut Al-Khaththath, jika PK Ahok dikabulkan, akan ada peluang Ahok melenggang ke 'Istana'. Sumber Disini
Menanggapi keresahan dari Al-Khaththath, mantan pendamping Ahok ketika memimpin Ibukota pun angkat bicara. Djarot menerangkan bahwa sahabatnya Ahok tidak akan mau ikut menjadi kontestan dalam Pilpres mendatang. Bahkan Ahok enggan masuk partai politik. Malah Ahok mengutarakan hanya ingin membantu Djarot di dunia politik. Selain itu, Djarot juga menanggapi kemungkinan PDIP menggaet Ahok jadi cawapres di Pilpres 2019. Menurut Djarot, tak ada pembahasan terkait Presiden Jokowi akan menggandeng Ahok pada Pilpres mendatang.
Tujuan mulia Ahok masuk dunia politik menuai perkara hebat bagi dirinya. Ahok harus merasakan pahit getirnya hotel prodeo, karena kejujuran Ahok menyampaikan kegelisahannya melihat realitas kehidupan politik bangsa ini. Kita dapat menilai dari penjelasan Djarot bahwa apa yang diresahkan oleh pentolan alumni 212 tidak berdasar sama sekali.
"Pak Ahok itu sama aku, aku udah lama nggak ketemu sama dia. Udahlama. Dia nggak mau pilpres itu," ujar Djarot saat bertandang ke kantor detikcom, Jl Kapten Tendean, Jakarta Selatan, Senin (26/2/2018). "Nggak (mau masuk partai). Jadi dia (Ahok) bilang, 'Udah, aku datang aja, Mas aja ya, nanti aku bantu.' Wah, terima kasih," sebut Djarot
Sumber : Detik
Penjelasan dari Djarot sudah menjadi bukti kuat untuk mementahkan kegelisahan dari Al-Khaththath. Seandainya pun Ahok dibebaskan dari hotel Prodeo dan nama baiknya kembali direhabilitasi, siapa yang punya hak untuk melarang Ahok untuk terjun kedunia politik. Ahok dilindungi konstitusi untuk dipilih dan memilih. Jadi kalau memang ada yang tidak suka terhadap kepemimpinan dan karakter Ahok, cara sederhananya ya jangan pilih ketika Ahok ikut kontestasi politik. Teringat kata-kata mutiara dari Alm. Gusdur, “gitu aja kok repot”.
Tokoh bangsa yang bijaksana tidak usahlah mengeluarkan pernyataan yang dapat memperkeruh keadaan. Toh kalau memang mayoritas rakyat tidak suka dengan Ahok, karirnya pun akan redup sedikit demi sedikit dan akhirnya padam. Tapi kini Semakin Ahok ditekan, maka akan semakin bertambah masyarakat yang menaruh simpati padanya.
Pertanyaan yang paling mendasar memangnya sekuat apa sih elektabilitas Ahok sampai membuat Al-Khaththath khawatir Ahok akan melenggang ke Istana. Ternyata elektabilitas Ahok tidak begitu kuat sebagai Capres. Survei dinamika pilpres yang di-launching Indo Barometer beberapa waktu lalu menunjukkan elektabilitas Ahok tak sampai 3 persen. Elektabilitas Ahok masih kalah dibandingkan Presiden Jokowi dan Prabowo. Jadi jelas bahwa kegelisahan dari pentolan alumni 212 tidak memiliki alasan yang tepat. Sumber Detik
Marilah berpolitik itu dengan penuh bijaksana, sudahilah cara-cara tidak etis yang dapat menyebabkan goncangan diakar rumput. Masyarakat butuh kedamaian agar kehidupannya dapat semakin membaik. Jangan karena hasrat merebut kursi kekuasaan jadi menghalalkan semua cara, sehingga mengorbankan rakyat yang tidak mengerti sama sekali dengan dinamika politik.
#BebaskanAhok

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Djarot : Ahok Tidak Mau Ikut Pilpres, Fix Keresahan Al-Khaththath Tidak Berdasar"

Posting Komentar