"Terima Kasih telah berkunjung ke blog ini. Jangan lupa Share dan Comment ya"
loading...

Breaking News, Oknum Dosen USU Diciduk Polisi Sebut Bom Surabaya Pengalihan Isu


Beberapa hari ini dunia sosial media dihangatkan oleh viralnya screenshot status akun Facebook seorang yang diduga oknum dosen di salah satu Universitas Negeri yakni Universitas Sumatera Utara yang bernama Himma Dewiyana Lubis alias Himma. Setelah postingannya viral, Himma yang juga memiliki pendidikan terakhir S2 ini pun langsung menutup akun Facebooknya. Oknum dosen ini hendak menghilangkan jejak digitalnya dari pandangan netizen.
Sepandai-pandainya tupai melompat akhirnya jatuh juga, kira-kira begitulah pepatah yang sesuai dengan kasus ini. Oknum dosen yang berpendidikan tinggi ini pikir netizen tidak bijak melihat postingan sumbu pendek yang menyampaikan pernyataan kontroversial tanpa bukti yang kuat. Netizen menscreenshot postingan oknum dosen tersebut dan dibagikan keberbagai media daring. Sampai-sampai media berita online kredibel pun ikut menaikkan berita ini sehingga semakin massif sampai ke masyarakat.



Postingan tersebut sontak menuai kritik, makian, dan perdebatan hangat. Netizen menilai goresan jari dari oknum dosen yang berstatus ASN ini merupakan bagian ujaran kebencian. Melihat viralnya berita ini, Polda Sumatera Utara melakukan tindakan cepat karena telah meresahkan masyarakat, personil Cybercrime Polda Sumut yang melaporkan sendiri akun tersebut sehingga dugaan ujaran kebencian yang dilakukan oleh pelaku dapat diusut.
Direktorat Krimsus Subdit Cybercrime Polda Sumut menangkap oknum ASN yang bekerja sebagai dosen Ilmu Perpustakaan di Universitas Sumatera Utara (USU) bernama lengkap Himma Dewiyana Lubis alias Himma, dirumahnya Jalan Melinjo II Komp. Johor Permai Medan Johor Kota Medan. Himma ditangkap pada hari Sabtu (19/5/2018) karena salah satu postingan akun Facebook Himma tersebut viral dan diduga menyampaikan ujaran kebencian. Saat itu, setelah tiga serangan bom bunuh diri pada Minggu (13/5/2018) di tempat ibadah Surabaya, Himma Dewiyana memosting sebuah tulisan yang menyebutkan kalau 3 bom gereja di surabaya hanyalah pengalihan isu.
Berikut petikan postingannya Oknum dosen tersebut di sosial media Facebook :
“Skenario pengalihan yg sempurna…
#2019GantiPresiden”
Tulis akun Facebook Himma Dewiyana.
“Himma ditangkap dalam perkara diduga adanya pelanggaran tindak pidana ujaran kebencian yang menyebutkan setiap orang dengan sengaja menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA), sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat 2 UU ITE,” jelas Kabid Humas Polda Sumut AKBP Tatan Dirsan Atmaja SIK, menyampaikan pasal UU ITE yang dilanggar Himma.
Kabid Humas mengatakan motif tujuan pemilik akun Facebook Himma Dewiyana yang dimilikinya tersebut karena terbawa suasana dan emosi didalam sosial media Facebookdengan maraknya caption /tulisan #2019GantiPresiden. “Disamping itu Sdr Himma merasa kecewa dengan pemerintah saat ini, yang menurutnya semua kebutuhan pada naik dan hal itu tidak sesuai janji pada saat kampanye 2014,” ujar Kabid Humas menyampaikan pengakuan Himma. Status Facebook tersebut diposting pada tanggal 12 Mei 2018 dan 13 Mei 2018 dirumahnya,” ujar Kabid Humas. 
Sumber : ribratanews.sumut.polri
Polisi bertindak cepat dan tegas dengan melakukan Digital Forensik terhadap handphone pelaku Himma yang telah disita sebagai barang bukti berupa handphone Iphone 6S dan SIM card. Wanita kelahiran tahun 1972 tersebut kini telah berada di Mapolda Sumut untuk dilakukan penyidikan dan mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Begitu dahsyatnya serangan bertubi-tubi dari kelompok teroris, malah di sosial media bertebaran postingan-postingan hoaks hingga mengundang ujaran kebencian. Pemosting ujaran kebencian dan hoaks ini ternyata bukan dari kalangan masyarakat bawah, tetapi masayarakat yang berpendidikan tinggi juga ikut berperan serta mengeluarkan pernyataan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Padahal dengan timbulnya riak-riaknya seperti ini membuat para begundal teror semakin percaya diri atas tindakan-tindakan teror yang mereka lakukan.
Miris, satu kata yang langsung terngiang dipikiran penulis. Betapa teganya seorang oknum yang terdidik dan seorang pendidik mengeluarkan pernyataan yang menambah luka yang dirasakan oleh keluarga korban dan secara umum bangsa Indonesia. Sudah dengan nyata kejadian bom bunuh diri dilakukan oleh para begundal-begundal teror yang telah dibutakan oleh ideologi sesat. Malah ada oknum manusia terdidik menyebut itu sebuah pengalihan isu.
Artikel Terkait :
Korban-korban meninggal dan luka-luka berjatuhan, bukannya menyampaikan turut berduka cita malah menyebar informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan alias hoaks. Kalau memang pernyataan sang dosen tersebut punya bukti, lakukan dong tindakan-tindakan sesuai hukum yang berlaku bukan asal bunyi (Asbun) saja. Dari cara-cara oknum dosen tersebut sudah jelas menyebarkan isu-isu hoaks.
Kiranya kejadian seperti ini sebagai bahan pertimbangan bagi kita ketika menggunakan jejaring sosial media. Jangan cepat berburuk sangka, carilah informasi-informasi terpercaya sebagai bahan menambah pengetahuan umum. Ketika posting status sosial media harus punya sumber referensi yang jelas jangan hanya berdasarkan asumsi belaka sehingga menyesatkan orang lain.
Salam Cerdas

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Breaking News, Oknum Dosen USU Diciduk Polisi Sebut Bom Surabaya Pengalihan Isu"

Posting Komentar