Permasalahan prostitusi yang diduga berlangsung di dalam Hotel Alexis menuai banyak polemik yang berkepanjangan. Mengapa kejadian ini terjadi, alasan utamanya adalah ketidaktegasan pemangku kebijakan Pemerintahan Provinsi DKI dibawah komando Anies-Sandi. Penguasa Ibukota terkesan berbelit-belit menangani kasus amoral yang diindikasikan tetap berlangsung di hotel Alexis.
Sebagian besar masyarakat baik itu yang domisili di Ibukota maupun domisili diluar Ibukota sudah mengetahui kabar tersebut. Bisnis prostitusi ternyata masih langgeng di Hotel Alexis, Ancol, Jakarta Utara. Padahal beberapa usaha di tempat ini seperti Hotel dan Griya Pijat sudah tidak memiliki izin operasi sejak 31 Oktober 2017.
Berbagai media berita ternama dan terjamin kredibilitasnya telah melakukan investigasi mendalam terkait masalah adanya dugaan praktek-praktek prostitusi di Hotel tersebut. Salah satunya berdasarkan laporan investigasi majalah Tempo, geliat hiburan di sana masih tetap berjalan tak pernah benar-benar berhenti. Padahal pemberitaan yang dihembuskan kepermukaan beberapa waktu yang lalu, usaha yang terindikasi praktek prostitusi tersebut telah diberhentikan.
Tim Tempo menemukan, di lantai tiga bangunan tersebut atau tepatnya di belakang meja resepsionis, puluhan perempuan duduk-duduk di sofa merah. Mereka dipekerjakan sebagai pemandu karaoke atau lady companion (LC). Tak sebatas itu, lady companion juga bersedia memberikan pelayanan seks dengan tarif Rp 3,6 juta. "Kami pilih yang paling cantik," kata Hasan, seorang karyawan swasta yang datang ke Hotel Alexis bersama empat temannya. Hasan mengatakan telah bercinta dengan salah satu perempuan itu. Dia menilai bisnis hiburan di Hotel Alexis nyaris tak ada bedanya dengan pelayanan sebelum izin operasional dicabut pemerintah. "Sama seperti dulu. Mantap," ujarnya.
Betapa mirisnya dengan blak-blakan salah satu pengunjung yang diwawancarai oleh awak media tersebut menyatakan pengunjung dapat memilih salah satu perempuan itu setelah memesan room karaoke. Tarif satu ruangan berukuran standar harganya Rp 600 ribu. Sedangkan jasa pemandu karaoke Rp 600 ribu per orang. Perempuan-perempuan ini siap memberi layanan spesial berupa striptease (menari telanjang), tentu dengan tarif tambahan yang nilainya sama besar dengan sewa room. Tidak hanya itu saja, jasa-jasa bernunsa mesum pun ada asal sesuai dengan budget.
Sudah segamblang itupun bukti valid yang terkuak dari investigasi media tetap saja Manajemen berupaya berkilah dari fakta yang telah didapatkan. Malah dengan berani manajemen menyangkal pernyataan sang Gubernur yang telah dipilih 58 persen warga Ibukota. Dimana letak wibawa seorang pemimpin, ketika pihak pengusaha swasta yang teridikasi melanggar aturan tidak ada ketakutan sama sekali untuk melakukan perlawanan.
Berikut petikan berita yang penulis lansir dari kompas.com :
"Bahwa kami tidak pernah membuat pengakuan bersalah terkait adanya praktek prostitusi di tempat kami," ujar Lina dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Senin (12/2/2018). Selain itu, pihaknya juga membantah video adegan tidak senonoh yang beredar di media sosial dilakukan di Hotel Alexis.
Pak Anies jangan terlalu banyak beretorika lagi, bila memang sudah ada bukti konkrit dan valid. Segeralah ambil keputusan yang tegas, jangan mengulur-ulur waktu. Masyarakat sudah bosan dengan cara kerja yang tidak responsif, zaman now publik butuh solusi cepat dalam menyelesaikan masalah. Janganlah pulak menyuruh untuk bersabar, masyarakat butuh kebijakan yang tegas dan tidak bertele-tele.
Jangan sampai DKI 58 persen pun ikut menyesali pilihannya pada Pilkada yang lalu, karena menilai kinerja pemimpin yang telah dipilihnya tidak punya integritas, ketegasan loyo, dan terlalu banyak basa basi. Sungguh sangat memalukan, bila konstituen memiliki rindu yang terpendam terhadap sosok pemimpin ksatria seperti Ahok yang sangat tegas mengeksekusi usaha-usaha yang telah melanggar hukum.
Ahok tidak pernah memberi pengampunan kepada oknum maupun Perusahaan yang telah terbukti melanggar peraturan. Ahok dimasa pemerintahannya telah membuktikan ketegasannya dengan meratakan bangunan-bangunan liar yang digunakan untuk praktek Prostitusi didaerah Kalijodo. Menutup Diskotik Mille’s dan Diskotik Stadium, karena terbukti ada peredaran narkoba didalamnya.
Penulis memberikan masukan kepada penguasa Ibukota Anies dan Sandi, agar belajar banyak cara kepemimpinan Ahok dalam menghadapi para pengusaha nakal yang tidak patuh terhadap peraturan Daerah dan Undang-Undang yang berlaku. Tidak usah malu-malu dan sungkan, bila ilmu dari Ahok memang relevan untuk digugu dan ditiru.
Begitulah Kira-Kira
0 Response to "Alexis Membantah, Anies Berbelit-Belit, Tunjukkan Bukti Segera Eksekusi"
Posting Komentar