"Terima Kasih telah berkunjung ke blog ini. Jangan lupa Share dan Comment ya"
loading...

Adian Napitupulu Sampaikan Pernyataan Monohok, Zaadit Dibantai Pejuang Anti Orba


Siapa yang tidak mengenal politikus kondang Adian Napitupulu yang saat ini sedang mengabdikan diri sebagai salah satu anggota DPR RI. Penulis yakin mayoritas pembaca pasti sudah mengetahui seperti apa rekam jejak Adian yang berperan aktif menjatuhkan mantan mertua Prabowo dari singgasananya.
Bagi sahabat Seword yang belum mengenal lebih dalam, penulis akan sampaikan didalam artikel ini sedikit rekam jejaknya, agar kita sama-sama mengetahui bagaimana seharusnya gerakan mahasiswa yang memperjuangkan rakyat. Jangan sekonyong-konyong baca berita di media dan langsung mengambil sikap yang kurang tepat terhadap Pemerintah.
Mantan aktifis tahun 1998 ini lahir di Manado, pada tanggal 9 Januari 1971 dan memiliki istri yang juga mantan aktifis. Adian salah satu aktor intelektual yang menumbangkan sang penguasa Diktator Orde Baru yang pernah berkuasa di negeri ini sampai 32 tahun. Korupsi besar-besaran terjadi selama mantan mertua Capres abadi memegang tampuk kekuasaan di negeri ini.
Adian merupakan alumni Universitas Kristen Indonesia (UKI) yang pernah bekerja sebagai buruh pabrik kayu, Kondektur Bus PPD dari Depo H Simpang Hek Jakarta Timur, Pendamping Warga SUTET, LBH Nusantara, Konsultan Hukum KOTA Law Office. Dan saat ini duduk menjadi anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Komisi VII Meliputi Energi Sumber Daya Mineral, Riset dan Teknologi, Lingkungan Hidup.

Adian menjadi salah satu tokoh yang diundang dalam acara Mata Nazwa yang mengangkat pembahasan seputar pemberian kartu kuning dari Zaadit selaku Ketua BEM UI. Penulis berpendapat mengundang Adian sebuah langkah tepat, karena Adian telah banyak banyak makan garam dalam gerakan perjuangan mahasiswa di negeri ini.
Adian pun tak pelak menyampaikan pendapat yang halus tapi menikam sampai kedalam hati. Pernyataan monohok ini bukan hanya sekedar omong kosong belaka tapi berdasarkan pengalamannya dalam dunia pergerakan mahasiswa di Indonesia. Sebagai salah seorang senior dalam gerakan mahasiswa memang sangat layak memberikan masukan kepada junior baik berupa saran atau kritik.
Awalnya Adian menceritakan beberapa perjuangan aktivis mahasiswa Jakarta mendampingi kasus Sawangan (saluran udara tegangan ekstra tinggi). Tak hanya itu dia juga menyebutkan beberapa kasus lain seperti di Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta hingga Bali. Adian menegaskan kalau kasus-kasus yang terjadi adalah tempat untuk belajar soal rakyat.
Berikut petikan pernyataan Adian dalam Acara Mata Nazwa tersebut :
"Kalian kan calon pemimpin, pemimpin siapa? Pemimpin rakyat. Lalu siapa yang harus kalian kenali? Ya Rakyat itu," tegasnya. Lanjutnya, Adian mengatakan untuk mengenali rakyat bukan hanya dengan membaca buku."Cium aroma tubuhnya, cium keringatnya. Pahami penderitaan mereka, makan bersama mereka," ucapnya. Jika hal itu sudah dilakukan, menurut Adian pemuda calon pemimpin ini bisa menjadi pemimpin yang benar-benar lahir dari rahim rakyat.
Setelah menyampaikan wejangan-wejangan kepada juniornya tersebut, Selanjutnya Adian menyinggung soal kartu kuning yang Zaadit selaku ketua BEM UI berikan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kalau saja pemberian kartu kuning tersebut berdasarkan studi langsung kelapangan dan menilai secara komprehensif kondisi Asmat. Pasti akan diapresiasi semua orang.
Bila fakta dilapangan disimpulkan kesalahan ada di Pemerintah pusat, maka pemberian kartu kuning oleh Zaadit valid dan memiliki legitimasi yang kuat. Tetapi bila penilaiannya berdasarkan pemberitaan ataupun asumsi para tokoh-tokoh oposisi, maka akan menuai debat kusir belaka. Tidak memberikan dampak positip bagi rakyat Asmat.
Tindakan yang dilakukan oleh Zaadit terkesan titipan dari kelompok sebelah yang memiliki ambisi merebut kekuasaan. Banyaknya oknum-oknum pembenci Pemerintahan Jokowi yang ikut-ikutan memberikan kartu secara tidak langsung menjadi bukti kuat bahwa tindakan Zaadit tidak murni memperjuangkan rakyat di Asmat.
Sungguh memalukan bila intelektualitas seorang mahasiswa digadaikan kepada cukong-cukong politik demi mendapatkan recehan. Padahal efek perbuatannya menjadikan masyarakat umum bumi bulat beranggapan gerakan mahasiswa secara general tidak murni memperjuangkan rakyat, melainkan sebagai alat pemburu kekuasaan.
Bagi sahabat Seword jangan langsung menjustifikasi bahwa seluruh mahasiswa sama seperti Zaadit, karena mahasiswa yang rela menjual logika berpikirnya hanya segelintir saja. Semoga saja dengan bersuaranya salah satu panglima penghancur rezim Orba menyandarkan mahasiswa abal-abal yang bertindak tanpa bukti akurat.
Penulis jadi mengingat pernyataan Adian beberapa tahun lalu dalam acara debat terkait Pilpres 2014, jawabannya halus tapi bermakna sangat dalam. Menurut anda apa sih prestasi Prabowo, Adian menjawab prestasinya merawat kuda yang baik. Pendapat tersebut jelas berdasarkan fakta dan realita yang ada. Ingat tuh adinda Zaadit, koar-koar itu harus pakai data yang kredibel.
Begitulah Kira-Kira

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Adian Napitupulu Sampaikan Pernyataan Monohok, Zaadit Dibantai Pejuang Anti Orba"

Posting Komentar