"Terima Kasih telah berkunjung ke blog ini. Jangan lupa Share dan Comment ya"
loading...

Sandiaga : Pelatihan Memang Cuap-Cuap, Anda Gagal Paham!



The Power Of Mamak-Mamak Zaman Now memang tidak dapat dipandang sebelah mata lagi, contohnya kader Demokrat yang bernama Nur Afni Sajim (NAS), beliau tidak dapat menahan lagi gejolak hati melihat program kerja penguasa Ibukota yang tidak akan menyelesaikan permasalahan sampai lebaran kuda. Beliau adalah salah satu kaum hawa di zaman pemerintahan pak DE Jokowi saat ini yang menunjukkan kemampuan dan keberanian dalam berpikir serta bertindak.

Memang zaman sudah berubah, dimana perempuan sudah sangat berani menyampaikan kritikan atas sesuatu hal yang memang tidak sesuai dengan koridor. Salah satunya seorang mamak-mamak kader Demokrat yang saat ini menjabat sebagai salah satu anggota DPRD Provinsi DKI. Jakarta. Kelantangan dan keberanian dalam memberi kritikan tersebut merupakan representasi kegundahan mamak-mamak melihat sebuah program yang tidak bermanfaat hanya sebatas jualan kata-kata manis bernuansa motifasi yang hanya membuai sementara para peserta pelatihan.

NAS menyebut pelatihan tersebut aneh karena pelatih hanya memberikan pelatihan secara lisan tanpa praktik. NAS mengetahui hal itu karena mengaku selalu menghadiri pelatihan OK OCE yang digelar di Jakarta Barat. NAS menjelaskan, pelatihan yang digelar di tiap kecamatan itu juga dinilai tidak siap. NAS malah menyampaikan bahwa peserta pelatihan direkrut secara asal-asalan oleh lurah.

Akibatnya, banyak peserta yang tidak mengerti pelatihan yang mereka ikuti. NAS juga mempertanyakan apa yang dilakukan Pemprov DKI kepada para calon wirausaha setelah memberikan pelatihan. Sebab, Pemprov DKI tidak menyediakan lokasi sementara (loksem) ataupun lokasi binaan (lokbin) untuk mereka berwirausaha.

Siapakah sih anggota DPRD Provinsi DKI. Jakarta kok begitu beraninya memberikan kritik, apa beliau tidak takut diboikot atau dilaporkan oleh bani micin bumi datar, Pelaporan tidak akan jauh-jauh pasti selalu dalam kasus penis-taan, tapi kali ini “penis-taan program”. Sudah tahu kelompok tersebut sensi dan baper kalau tokoh idolanya dikritik. Apalagi sampai bilang cuma “cuap-cuap” itu jelas sebuah penghinaan keji versi kaum sesapian, kelompok itu lebih suka karya kata bukan karya nyata. Ha ha ha

Sebenarnya Penulis sependapat dengan NAS, Program pelatihan yang hanya berlandaskan teori belaka atau bahasa sederhana cuap-cuap jelas tidak bermanfaat di zaman milenial saat ini. Program pelatihan yang relevan direalisasikan saat ini adalah berbasis teknis. Penulis belum mengetahui lebih rinci apakah program pelatihan ini memang memiliki atau tidak sebuah aturan baku untuk mengukur pencapaian program.

Kesalahan yang sangat fatal sebuah program tidak memiliki sebuah aturan baku dalam mengukur kesuksesan program. Bila itu terjadi, program tersebut terbukti hanya sebatas menjalankan program supaya dalam pandangan publik secara umum bahwa pemimpin membuktikan janji-janjinya, meskipun tidak bermanfaat sama sekali.

Sungguh sangat disesalkan bila pemimpin hanya bertujuan membangun opini dan persepsi publik. Seakan-akan mempunyai kinerja padahal hanya sebuah fatarmorga semu yang menghipnotis masyarakat yang memang sangat butuh pertolongan dari pemimpinnya saat ini. Paling kacaunya lagi bila pemimpin hanya bertujuan untuk memaksimalkan penggunaan anggaran.

Secara teknis pelatihan Oke Oce yang katanya hanya cuap-cuap ini memang dapat diandalkan untuk memaksimalkan penggunaan anggaran. Tetapi Alih-alih penyerapan anggaran, buat apa anggaran itu habis digunakan bila tidak berdampak positip terhadap perkembangan ekonomi masyarakat. Mubajir bila dana yang cukup besar hanya untuk memberikan motivasi belaka kepada masyarakat.


Sandiaga merespon kritikan mamak-mamak muda tersebut, Sandiaga menjelaskan, setiap pelatihan memang harus disampaikan dengan bercuap-cuap untuk memberikan motivasi kepada para peserta. “Sandiaga pun diam dan mengatupkan mulutnya beberapa detik untuk memperagakan bahwa pelatihan tidak akan berjalan tanpa berbicara".
Menurut penulis respon tersebut sungguh sangat memalukan dan gagal paham, masa seorang lulusan berkelas dari luar negeri malah menyepakati kritikan. Seharusnya Sandiaga memberikan klarifikasi atas kritikan tersebut. Lebih kesatria, mengakui dengan jujur bila program Oke-Oce belum berjalan sesuai harapan, makanya akan dilakukan perbaikan.
Padahal kritikan tersebut sudah sangat jelas dan padat, tetapi bisa saja sang Wa.gubernur gagal paham. Penulis sangat yakin seluruh rakyat DKI mengharapkan hal yang sama. Dimana program Oke-Oce harusnya berbasis pelatihan praktik wirausaha bukan untuk mendapatkan motifasi belaka. Masyarakat tidak dapat melangsungkan kehidupannya hanya dengan diberi motifasi hidup. Harus ada langkah-langkah konkrit dan solutif dalam menyelesaikan permasalahan masyarakat di Ibukota. Kalau tidak bisa memuaskan seluruh rakyat, ya minimal memuaskan dahaga 58% konstituen yang sudah terbujuk rayu untuk memilih.
Satu lagi inti dari kritik ibu NAS, bahwa Pemerintah Provinsi DKI harus merealisasikan pengadaan lokasi binaan untuk masyarakat mempraktekkan secara langsung seperti apa itu berwirausaha. Jangan sampai seperti prajurit terus menerus dicekoki teori perang tetapi tidak pernah merasakan nuansa perang yang sesungguhnya, Akhirnya prajuritnya akan galau dan stress. Mumet kepala ndan !
Salam Cuap Cuap

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sandiaga : Pelatihan Memang Cuap-Cuap, Anda Gagal Paham!"

Posting Komentar