The Power Of
Mamak-Mamak Zaman Now memang
tidak dapat dipandang sebelah mata lagi, contohnya kader Demokrat yang bernama Nur
Afni Sajim (NAS), beliau tidak dapat menahan lagi gejolak hati melihat
program kerja penguasa Ibukota yang tidak akan menyelesaikan permasalahan
sampai lebaran kuda. Beliau adalah salah satu kaum hawa di zaman pemerintahan
pak DE Jokowi saat ini yang menunjukkan kemampuan dan keberanian dalam berpikir
serta bertindak.
Memang zaman sudah berubah, dimana perempuan sudah sangat
berani menyampaikan kritikan atas sesuatu hal yang memang tidak sesuai dengan
koridor. Salah satunya seorang mamak-mamak kader Demokrat yang saat ini
menjabat sebagai salah satu anggota DPRD Provinsi DKI. Jakarta. Kelantangan dan
keberanian dalam memberi kritikan tersebut merupakan representasi kegundahan
mamak-mamak melihat sebuah program yang tidak bermanfaat hanya sebatas jualan kata-kata
manis bernuansa motifasi yang hanya membuai sementara para peserta pelatihan.
NAS menyebut
pelatihan tersebut aneh karena pelatih hanya memberikan pelatihan secara lisan
tanpa praktik. NAS mengetahui hal itu karena mengaku selalu menghadiri pelatihan
OK OCE yang digelar di Jakarta Barat. NAS menjelaskan, pelatihan yang digelar
di tiap kecamatan itu juga dinilai tidak siap. NAS malah menyampaikan bahwa
peserta pelatihan direkrut secara asal-asalan oleh lurah.
Akibatnya,
banyak peserta yang tidak mengerti pelatihan yang mereka ikuti. NAS juga
mempertanyakan apa yang dilakukan Pemprov DKI kepada para calon wirausaha
setelah memberikan pelatihan. Sebab, Pemprov DKI tidak menyediakan lokasi
sementara (loksem) ataupun lokasi binaan (lokbin) untuk mereka berwirausaha.
Siapakah sih anggota DPRD Provinsi DKI. Jakarta kok begitu
beraninya memberikan kritik, apa beliau tidak takut diboikot atau dilaporkan
oleh bani micin bumi datar, Pelaporan tidak akan jauh-jauh pasti selalu dalam
kasus penis-taan,
tapi kali ini “penis-taan program”. Sudah tahu kelompok
tersebut sensi dan baper kalau tokoh idolanya dikritik. Apalagi sampai bilang
cuma “cuap-cuap” itu jelas sebuah penghinaan keji versi
kaum sesapian, kelompok itu lebih suka karya kata bukan karya nyata. Ha ha ha
Sebenarnya Penulis sependapat dengan NAS, Program pelatihan
yang hanya berlandaskan teori belaka atau bahasa sederhana cuap-cuap jelas
tidak bermanfaat di zaman milenial saat ini. Program pelatihan yang relevan
direalisasikan saat ini adalah berbasis teknis. Penulis belum mengetahui lebih
rinci apakah program pelatihan ini memang memiliki atau tidak sebuah aturan
baku untuk mengukur pencapaian program.
Kesalahan yang sangat fatal sebuah program tidak memiliki
sebuah aturan baku dalam mengukur kesuksesan program. Bila itu terjadi, program
tersebut terbukti hanya sebatas menjalankan program supaya dalam pandangan
publik secara umum bahwa pemimpin membuktikan janji-janjinya, meskipun tidak
bermanfaat sama sekali.
Sungguh sangat disesalkan bila pemimpin hanya bertujuan
membangun opini dan persepsi publik. Seakan-akan mempunyai kinerja padahal
hanya sebuah fatarmorga semu yang menghipnotis masyarakat yang memang sangat
butuh pertolongan dari pemimpinnya saat ini. Paling kacaunya lagi bila pemimpin
hanya bertujuan untuk memaksimalkan penggunaan anggaran.
Secara teknis pelatihan Oke Oce
yang katanya hanya cuap-cuap ini
memang dapat diandalkan untuk memaksimalkan penggunaan anggaran. Tetapi
Alih-alih penyerapan anggaran, buat apa anggaran itu habis digunakan bila tidak
berdampak positip terhadap perkembangan ekonomi masyarakat. Mubajir bila dana
yang cukup besar hanya untuk memberikan motivasi belaka kepada masyarakat.
0 Response to "Sandiaga : Pelatihan Memang Cuap-Cuap, Anda Gagal Paham!"
Posting Komentar