"Terima Kasih telah berkunjung ke blog ini. Jangan lupa Share dan Comment ya"
loading...

Sandiaga : Ada Becak di Central Park New York, Emang Gue Pikirin !


Kebijakan penguasa DKI. Jakarta Anies-Sandiaga selalu menuai kritikan yang pedas, baik dari pengamat maupun masyarakat biasa. Kebijakan paling fenomenal dalam 100 hari kepemimpinan, ketika Anies-Sandiaga mengalihfungsikan jalan raya kawasan Tanah Abang menjadi lapak jualan PKL yang sebelumnya selalu membandel dan melawan kebijakan Gubernur zaman old.
Kritikan terhadap kebijakan alihfungsi jalan raya tersebut sampai detik ini masih berlanjut, paling menyedihkannya lagi, sampai-sampai Pemerintahan Pusat juga ikut serta memberi kritikan pedas bagi pasangan yang dinobatkan netizen sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur magang. Sungguh gelar yang bernuansa Sarkasme tingkat tinggi.
Alasan penobatan gelar magang tersebut melihat kinerja penguasa zaman now sangat berbanding terbalik dengan Ahok yang membangun Ibukota dengan tulus tanpa ada muatan politis. Ahok totalitas mengabdikan diri bagi masyarakat, meskipun akhirnya Ahok harus masuk hotel Prodeo yang menuai kesedihan bagi seluruh masyarakat yang memakai logika dalam berpikir.
Kebijakan alihfungsi jalan raya masih menuai polemik, timbul lagi wacana dari Pemerintah Provinsi DKI akan mengizinkan dan mengadakan kembali moda transportasi becak yang telah dilarang sejak berpuluh-puluh tahun lalu. Bila kebijakan pengadaan becak ini direalisasikan di Ibukota, maka kita dapat pastikan bahwa Ibukota Republik Indonesia akan kembali ke masa-masa kelamnya dulu. Dimana pada masa itu masih terasa nuansa penjajahan.
Penulis hanya menduga-duga sih, apakah ada muatan terselubung dari penguasa Ibukota saat ini dalam menelurkan kebijakan pengadaan becak tersebut. Penulis menghubungkannya dengan pidato Anies pada saat pelantikan beberapa bulan lalu. Anies menyampaikan pidato yang jelas telah melanggar Undang-Undang yakni menyebut Pribumi.
Menurut pengamatan penulis bahwa hubungan pengadaan becak dengan pidato pribumi ini, sepertinya bertujuan ingin mengembalikan kenangan dan nuansa pada saat Ibukota mulai merangkak meninggalkan kepedihan paska mengalami penjajahan puluhan tahun yang lalu. Bila nuansa telah terbangun rapi, maka para relawan Saracen bani micin akan bergerilya diakar rumput untuk menebarkan isu-isu sampah, masyarakat awam akan di brainwash dengan isu pemerintahan yang SAH dibawah Kepemimpinan Presiden Joko Widodo membawa Indonesia ke depan pintu gerbang keterpurukan.
Tujuan akhir dari perjuangan gerilyawan pemabuk ASU (Air Seni Unta) adalah menyuarakan Presiden baru bagi Indonesia. Maka keluarlah tokoh-tokoh yang sudah lapuk keluaran orde cendana, bak seorang ksatria yang layak dijadikan seorang Pemimpin Indonesia. Kita sudah ketahui bersama ksatria berkuda haus akan kekuasaan itu, pada masa rezim kelam Orde Baru sangat nyaman disamping penguasa bengis dan diktator.
Paling menyedihkan lagi ksatria berkuda yang sok pejuang tersebut, berseliweran kabar merupakan komandan yang menghabisi masyarakat ketika tidak bersepakat lagi pada penguasa bengis dan diktator kala itu. Siapakah ksatria berkuda itu, penulis yakin sahabat Pembaca sudah tahu kemana arah pembahasannya!
Jadi muatan terselubung tersebut harus segera kita hempang agar tidak berlanjut, apa sahabat Pembaca mau negeri ini jatuh ketangan orang yang karakternya emosian, bengis, dan kasar. Bayangkan saja loyalisnya saja ketika tidak memuaskannya dilempar hempon. Ketika Dia memimpin Negeri ini hajablah kita yang merupakan rakyat biasa. Tidak akan ada lagi kemerdekaan kita untuk menyampaikan kritik walaupun hanya melalui Sosial Media. Waspadalah!
Kita jangan mau terbuai dengan kata-kata manis sang pelatih senam bahwa di negara Pamansam juga ada becak yang diberi nama New York Cab. Pemerintahan New York membuat moda transportasi becak di kawasan Central Park untuk penunjang pariwisata, karena masyarakat kota Metropolitan tersebut sangat merindukan nuansa kesederhanaan ditengah kemewahan dan kemegahan. Ibarat kata becak menjadi wadah hiburan pelepas lelah.
Berikut pernyataan Sandiaga terkait adanya becak di Kota Metropolitan New York yang penulis lansir dari media berita detik.com :
"Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menceritakan pengalamannya melihat becak di Central Park, New York, Amerika Serikat. Kala itu, becak menjadi salah satu objek pariwisata di New York. Sandiaga menuturkan becak di New York memiliki jalur khusus dan beroperasi pada acara-acara tertentu. Dia tidak mengira becak model zaman dulu itu masih ada di kota besar seperti New York."
Maka tidak relevan bila kawasan di wilayah Amerika tersebut menjadi referensi Sandiaga membangun Ibukota. Alasannya jelas masyarakat DKI mayoritas ekonomi menengah kebawah yang masih mengutamakan prinsip cepat, murah, dan aman ketika memilih moda transportasi. Bila kita tinjau di zaman milienial saat ini, dimana moda transportasi sudah berkembang pesat sampai-sampai dengan menggunakan gadget kita sudah dapat pesan alat transportasi yang cepat, murah dan aman. Menggunakan becak ibarat kemunduran dua abad !
Konsistenlah dalam memimpin jangan Anda berteriak membanggakan perihbumi eh salah pribumi, padahal Anda sangat menyukai budaya dan gaya mengelola kota di negara asing. Amerika Serikat sering dicap buruk para loyalis tetapi Anda menjadikannya referensi. Gerilyawan bani micin sering sebut Presiden Jokowi antek asing, kenyataannya Anies-Sandi yang tukang tiru gaya membangun kota di Amerika Serikat. Gubernur zaman now teriak cinta perihbumi padahal penyuka Americano. Ha ha ha
Begitulah Kira-Kira,
"Salam Perihbumi"

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sandiaga : Ada Becak di Central Park New York, Emang Gue Pikirin !"

Posting Komentar