"Terima Kasih telah berkunjung ke blog ini. Jangan lupa Share dan Comment ya"
loading...

Prediksi : Joko Widodo Tinggalkan PAN, Demokrat Akan Merapat


Perpolitikan perebutan kursi penguasa Republik Indonesia semakin memanas meskipun pagelaran pemilihan Presiden masih dua tahun lagi. Tokoh-tokoh bangsa yang berkeinginan menguji keberuntungan telah mulai bergerilya mengunjungi basis-basis suara yang berada diakar rumput. Tokoh yang berhasrat ingin menduduki kursi empuk penguasa negeri ini sudah memulai menebarkan senyuman-senyuman hangat dengan tujuan mendapatkan simpati dari masyarakat.
Penulis memprediksi pertarungan Pilpres yang akan datang akan lebih panas dalam perebutan kursi Wakil Presiden, karena Petarung untuk memperebutkan orang nomor satu di negeri ini tidak akan jauh berbeda dengan Pilpres tahun 2014. Pilpres yang akan datang kemungkinan besar akan mempertemukan kembali Presiden Joko Widodo versus sang Capres Abadi, siapakah sang Capres Abadi tersebut, sahabat Pembaca pasti sudah mengetahuinya.
Bayangkan saja untuk mendapatkan apresiasi dan kepercayaan masyarakat sampai-sampai Fanspage Facebook resmi Partainya saja menyebarkan informasi dengan foto masa lampau untuk mendramatisir keadaan. Sungguh memalukan ya Partai besar yang memiliki jaringan kader sampai ke keseluruh pelosok negeri malah nyebarkan foto-foto masa lampau yang kejadiannya dimasa rezim penguasa sebelumnya.
Kalau memang informasi yang disebarkannya benar adanya, ya arahkan dong kader di daerah tersebut untuk mencari foto terbaru. Jangan-jangan informasi tersebut dipanas-panasi oleh media saja. Bisa sajakan sahabat Seword !
Tetapi apa hendak dikata, hasrat ingin berkuasa dan haus akan popularitas menghantarkan siapapun untuk menghalalkan segala cara. Strategi busuk nan bau menyengatpun pasti akan dilakukan yang penting sang Capres Abadi dapat memuaskan keinginannya menjadi penguasa di negeri ini. Begitu picik bukan, masyarakat selalu disuguhi tentang keburukan pemerintahan Joko Widodo meskipun informasi tersebut tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya.
Dunia politik memang dinamis dan tidak terprediksi, apapun dapat terjadi dan peta konstalasi dapat berubah detik demi detik. Meskipun demikian alangkah lebih baiknya, bila Partai harus konsisten dalam memberikan dukungan politis. Jangan dong sudah teriak dukung yang lain, tetapi tetap mempertahankan kadernya menduduki kursi pembokatnya Presiden.
Dukungan telah dialihkan tetapi sang kader sampai detik ini masih tetap menikmati empuknya kursi Menteri. Inkosistensi Partai inilah sebagai gambaran suram tentang kondisi perpolitikan bangsa ini. Para petinggi Partai secara langsung menyatakan tidak mendukung Presiden Joko Widodo, tetapi salah satu anggotanya menikmati kekuasaan. Mentang-mentang Presiden Joko Widodo belum memberikan tindakan, mereka pun tetap tak tahu malu.
Pengamat komunikasi politik Ari Junaedi memperkirakan, koalisi Partai politik pendukung Presiden Joko Widodo bakal tetap utuh mengusung beliau di Pilpres tahun 2019, meskipun PAN tidak mau mendukungnya. malah Partai Demokrat kemungkinan besar akan bergabung jika mendapat sinyal Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bakal menjabat di kabinet periode 2019-2024.
"Saya malah memperkirakan Partai Demokrat yang masih malu-malu kucing dan terkesan abu-abu, akan bergabung di koalisi penyokong Joko Widodo," ujar Ari kepada JPNN, Sabtu (20/1). "Saya memprediksi Partai Amanat Nasional (PAN) yang terkesan labil, justru akan ditinggalkan oleh Joko Widodo," ucapnya. Sumber : www.jpnn.com
Kita sudah mengetahui bersama bahwa AHY merupakan putra mahkota Ketua Umum Partai berlambang mercy, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Malah AHY telah membangun elektabilitas dengan berkunjung secara massif keakar rumput. Sungguh brilian cara berpolitiknya SBY dengan memikirkan secara matang membangun jalan bagi regenerasi secara biologisnya agar tetap berpeluang menjadi penguasa di negeri ini di masa depan.
Penulis memprediksi kemungkinan paling besar Partai Demokrat akan menyatakan dukungan politik untuk Presiden Joko Widodo, bila dalam waktu dekat ini melakukan lobi-lobi politik kepada Partai Demokrat dan memberikan kursi Menteri. Apalagi peluang terbesar posisi yang akan di reshuffle menurut penulis saat ini adalah posisi Menteri Perindustrian yang dipegang oleh Airlangga Hartarto, karena telah menjabat Ketua Umum Partai Golkar. Dilantiknya Idrus Marham menjadi Menteri Sosial, menurut pengamatan penulis merupakan strategi tukar guling.
Posisi menteri yang potensial diganti selanjutnya adalah posisi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MENPAN-RB). Permasalahannya bukan karena kinerja sang Menteri yang kurang produktif tetapi Partainya telah membelot dan mendukung ke kubu seberang. Jadi melihat potensi dari kedua kementrian ini maka posisi yang tepat bagi AHY sang putra Mahkota keluarga Cikeas adalah posisi MENPAN-RB. Kalau perlu Menteri Perindustrian bisa didapatkan Partai Demokrat juga supaya langsung jatuh cinta kepada bapak Wong Cilik Indonesia.
Penulis hanya memprediksi berdasarkan referensi dari para pakar dan ahli politik. keputusan akhir tetap ditangan bapak Presiden Joko Widodo karena merupakan hak Prerogatif yang telah diatur dalam Undang-Undang. Tidak ada yang dapat mengganggu gugat keputusan dari Presiden, kalau untuk memberikan saran serta kritikan yang membangun pasti akan diterima oleh beliau. Jangan pula memberikan kritikan dengan cara menghina dan mengancam, perilaku tersebut merupakan sebuah kesalahan fatal yang tidak dapat diberikan pengampunan.
Begitulah Kira-Kira
Salam Dua Periode

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Prediksi : Joko Widodo Tinggalkan PAN, Demokrat Akan Merapat"

Posting Komentar