"Terima Kasih telah berkunjung ke blog ini. Jangan lupa Share dan Comment ya"
loading...

Pilkada Sumut, Djarot – Sihar, JR. Saragih – Ance, ERAMAS Pemenangnya !



Pilkada Sumatera Utara (Sumut) semakin menarik dan mengundang banyak tanya, pasca PDI-Perjuangan mengumumkan mengusung mantan Gubernur DKI. Jakarta Djarot Saiful Hidayat (DSH) menjadi bakal calon Gubernur Sumatera Utara. Menurut pengamatan penulis, optimisme kemenangan masih sangat besar pasca pengumuman tersebut.

Optimisme masyarakat menuju perubahan semakin tinggi, masyarakat seakan diberi komando semangat meninggalkan keapatisannya melihat kondisi kepemimpinan di Provinsi ini. Dimana Provinsi ini telah terbukti menyumbangkan 2 Gubernur secara berturut-turut untuk mengendap di hotel Prodeo karena kasus perampokan uang dan penghisapan darah rakyat. Kebetulan 2 Gubernur sebelumnya sama-sama didukung PKS.

Penulis sudah menulis artikel tersebut sebelumnya, bila sahabat Seword ingin membaca silahkan klik link berikut ini Disini

Dinamika politik di Sumut seakan tidak terkontrol sampai detik ini, karena sang petahana baik Gubernur Tengku Erry Nuradi (TEN) dan Wakil Gubernur Nurhajizah Marpaung (NM) seakan tidak menarik untuk didukung oleh Partai Politik yang memiliki kursi DPRD di tingkat I Sumut. Terbukti, perkembangan sampai hari ini dukungan terhadap petahana semakin tertelan bumi.

TEN, yang awalnya mengantongi dukungan dari Partai Golkar (17 kursi DPRD), NasDem (5 kursi DPRD), PKB (3 kursi DPRD), dan PKPI (3 kursi DPRD). Perlahan ditinggalkan pengusungnya sehingga membuat Gubernur petahana sementara ini tak bisa bertarung menjadi gubernur periode mendatang. Golkar dan NasDem menyatakan diri mengalihkan dukungan kepada Letjen Edy Rahmayadi (ERA). PKB dan PKPI juga santer terdengar kabar mengalihkan dukungannya dari TEN kepada JR. Saragih (JRS) Bupati Simalungun 2 Periode merangkap Ketua Demokrat Sumut.

Malah sang Jenderal sekalian Ketua Umum PSSI semakin melenggang tinggi, dimana sampai detik ini dukungan terhadapnya sudah mencapai setengah dari total kursi DPRD. ERA bisa dibilang kini menjadi bakal cagub dengan perahu “tempur” yang cukup kuat. Sebelum Golkar (17 kursi) dan NasDem (5 kursi), ERA telah mendapatkan dukungan dari Gerindra (13), PKS (9), dan PAN (6). Total 50 kursi DPRD didapatkan ERA dari syarat 20 kursi.

Sementara itu, DSH yang baru diusung PDI-P berpasangan dengan Sihar Sitorus (SS) masih mentok di angka 16 kursi DPRD. DSH memang belum mendapatkan tiket penuh ikut bertarung dalam Pilgub Sumut, tetapi PDI-P sedang mengusahakannya dengan keras. Masih ada beberapa partai yang belum menyatakan diri secara resmi mengusung calon di Pilgub Sumut 2018. Mereka adalah Partai Demokrat (14 kursi), Hanura (10 kursi), dan PPP (4 kursi).

Penulis melihat perkembangan politik Pilkada Sumut menarik untuk diikuti, apakah partai tersisa ini akan ikut mendukung salah satu calon atau mengajukan nama alternatif. Tetapi berdasarkan informasi terkini bahwa Demokrat telah memutuskan untuk mendukung kadernya sendiri yakni JRS untuk melenggang ikut bertempur dalam kontestasi politik Pilkada Sumut tahun ini.

Bila kabar ini valid dan  tidak ada lagi perubahan yang signifikan, maka JRS telah didukung Demokrat (14 kursi), PKB (3 kursi), dan PKPI (3 kursi) total 20 kursi. Jadi syarat minimal kursi dukungan Partai yang diberikan oleh KPU telah terpenuhi. Maka jelas tersisa hanya Hanura (10 kursi) dan PPP (4 kursi).

Berdasarkan perkembangan tersebut, PDI-P harus ngotot untuk merebut dukungan dari Partai yang belum menyampaikan dukungan, bila memang serius ingin mencalonkan DSH - SS. Berdasarkan dinamika politik yang berkembang, penulis memprediksi PPP yang memiliki 4 kursi akan mendukung PDI Perjuangan. Bila itu terjadi, maka Djarot memenuhi syarat dukungan minimal 20 kursi.

Terkait dukungan Hanura, penulis masih galau untuk memprediksi mana yang akan didukungnya. Tetapi menurut pengamatan penulis, Hanura tipis kemungkinannya dukung JRS yang diwacanakan gandeng dengan Ance Selian (AS) Ketua PKB Sumut. DSH dan ERA yang akan memperebutkan dukungan dari Hanura yang memiliki 10 kursi DPRD. Berdasarkan jumlah kursi yang cukup banyak tersebut, maka Partai ini tidak dapat dipandang sebelah mata.

Bila finalnya nanti timbul 3 pasangan calon yakni Djarot Saiful Hidayat –Sihar Sitorus (DSH–SS), JR. Saragih-Ance Selian (JRS-AS), Edi Rahmayadi- Musa Rajeckshah (ERA–MAS) yang akan memperebutkan suara rakyat Sumut. Maka penulis memprediksi pasangan yang kemungkinan paling kuat untuk memenangkan pertarungan kursi penguasa Sumut adalah ERAMAS. Diikuti oleh DSH-SS dan diposisi juru kunci adalah JRS-AS.

Alasannya utama penulis adalah berdasarkan sejarah penyelenggaraan Pilkada Sumut sebelumnya, dimana ketika 2 tokoh suku Batak beragama Kristen saling bertarung dalam kontestasi politik Pilkada Sumut maka keduanya menelan kekalahan. Penulis bukan menyebarkan isu politik identitas berbau SARA tetapi catatan sejarah tidak dapat dikesampingkan dalam menganalisa perkembangan dinamika politik. Ingat pesan bapak Proklamator Republik Indonesia JAS MERASJangan Sesekali Melupakan Sejarah”.

Sekali lagi penulis menegaskan ini hanya sebuah analisa dan prediksi, bukan merupakan keputusan akhir. Kita tunggu saja perkembangan kedepannya, siapakah yang dipercaya oleh mayoritas rakyat Sumut. Tetapi yang perlu digarisbawahi Pilkada Sumut mendatang adalah pembuktian bahwa catatan sejarah yang penulis sampaikan diatas masih relevan atau tidak dizaman milenial saat ini.


Salam JAS MERAH

Subscribe to receive free email updates: