"Terima Kasih telah berkunjung ke blog ini. Jangan lupa Share dan Comment ya"
loading...

Djarot Resmi Didukung PDI-P, Siapakah Cawagub Potensial ?


Nuansa Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) serentak semakin terasa panas di Sumatera Utara (Sumut). Dimana Partai wong cilik yang berlambang Banteng telah menentukan dukungan kepada Djarot Saiful Hidayat agar bertarung dalam kontestasi politik Pemilihan Gubernur mendatang. Sebelum dideklarasikan menjadi bakal calon, Djarot telah berkunjung keakar rumput untuk melakukan survey internal melihat respon dari masyarakat. Hasil dari survey kelapangan menuai tanggapan positip dan dukungan dari masyarakat akar rumput.

Penulis sudah membahas kunjungan perdana Djarot tersebut, bagi sahabat pembaca yang ingin membaca artikelnya silahkan klik link berikut ini http://suwandipoerba.blogspot.co.id/2017/12/djarot-semangat-baru-menuju-sumatera.html

Nama Djarot diumumkan langsung Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Megawati menyebut Djarot sebagai calon yang pas untuk membenahi Sumut. Nama Djarot, kata Mega, tercetus ketika dirinya berbincang dengan Sekjen Hasto Kristiyanto. Djarot diyakini Mega mampu memimpin Sumut menjadi lebih baik. Tapi soal bakal cawagub yang akan dipasangkan dengan Djarot, Megawati masih menyimpan rapat nama orang tersebut.

Djarot sah didukung PDI Perjuangan bagaikan kado tahun baru bagi masyarakat Sumut yang memang sangat merindukan pemimpin yang telah teruji dan memiliki rekam jejak yang mumpuni. Tidak dapat dipungkiri bahwa kinerjanya bersama Ahok membangun DKI. Jakarta beberapa waktu yang lalu telah menghipnotis seluruh rakyat Indonesia penghuni bumi bulat yang telah terbuka cakrawala berpikirnya.

Sesungguhnya Peluang Djarot menjadi kontestan belum final karena Banteng tidak akan bisa berdiri sendiri dalam Pilkada Sumut. Banteng hanya memiliki 16 Kursi DPRD jadi masih membutuhkan 4 kursi tambahan agar bisa mengusung kandidat. Tetapi melihat dinamika politik lokal Sumut belakangan ini, masih terbuka peluangan besar tambahnya perahu pendukung.

Politik itu sangat dinamis maka penurut pengamatan penulis, beberapa Partai masih berkemungkinan besar membuka pintu lowong bernegosiasi dengan Partai penguasa ini kecuali Partai pendukung Capres Sebelah yang dikenal dengan 3 serangkai zaman now. Djarot menjadi bakal calon Gubernur ketiga untuk Sumut yang telah mendapat dukungan Partai secara resmi.

Sebelumnya Tengku Erry Nuradi telah mendapat dukungan Nasdem (5 kursi), PPP (4 kursi) PKPI (3 kursi), dan PKB (3 kursi). Golkar (17 kursi) tetapi berseliweran isu bahwa Golkar memiliki niatan mengalihkan dukungan. bila tidak ada perubahan maka total dukungan 32 Kursi Sedangkan, Edy memiliki dukungan dari PAN (6 kursi), Gerindra (13 kursi), dan PKS (9 kursi) jadi total 28 kursi. Dengan kondisi ini, maka menurut penulis pertarungan Pilgub Sumut akan menjadi panas.

Hingga saat ini, tinggal dua Partai pemilik kursi DPRD Sumut yang belum menentukan dukungan di Pilgub. Keduanya yakni Partai Demokrat 14 kursi dan Partai Hanura 10 kursi. Berdasarkan dinamika politik lokal Sumut sampai hari ini, kemungkinan besar kedua Partai yang masih lowong sampai saat ini akan merebut posisi sentral kedua yakni Calon Wakil Gubernur.

Partai Demokrat memiliki kader terbaik JR. Saragih penguasa Kabupaten Simalungun dua Periode dan Ketua Demokrat Sumut. Meskipun memang kinerja faktualnya membangun Kabupaten Simalungun belum optimal dan masih banyak masyarakat yang menaruh kecewa terhadapnya. Tetapi peluangnya cukup besar untuk disandingkan menjadi pendamping salah satu bakal Cagub. JR. Saragih juga merupakan mantan militer.

Partai Hanura memiliki peluang paling besar mendudukkan kadernya sebagai Bakal Cawagub pilkada mendatang. Dimana Wakil Gubernur Sumut petahana Nurhajizah Marpaung merupakan kader terbaik Hanura yang berada di Sumut. Rekam jejak militernya juga cukup mumpuni, yakni Brigjen TNI Purnawirawan.

Menurut pendapat penulis, bila Djarot ingin mulus menjadi kontestan maka salah satu dari tokoh Demokrat dan Hanura tersebut merupakan nama-nama yang populer menduduki posisi Calon Wakil Gubernur. Selain resmi memenuhi persyaratan pendaftaran, peluang memenangkan pertarungan akan semakin besar. Dimana kedua tokoh tersebut memiliki basis pendukung yang kuat dan loyalitas tinggi.

Bila Banteng tetap memaksakan diri memasangkan Djarot dengan kader internal juga, maka kemenangan didepan mata akan buyar dan hilang begitu saja. jangankan kemenangan untuk merebut posisi kedua dalam perolehan suara juga akan sulit dicapai. Bila sahabat pembaca mempertanyakan siapakah yang layak menjadi pasangan dari Djarot, maka penulis merekomendasikan ada baiknya meminang kader dari Hanura Nurhajizah Marpaung yang merupakan salah satu petahana, mantan Jenderal TNI, dan perwakilan dari gender wanita.

Cocok Kam Rasa, Kita Bungkuslah !

Begitulah Kira-Kira


Subscribe to receive free email updates: