Kebohongan demi kebohongan kembali dipertontonkan oleh pasangan pemimpin DKI. Jakarta zaman now. Pada saat masa kampanye dahulu penulis masih sangat mengingat tentang janji-janji yang dipublikasi kepada masyarakat DKI. Jakarta. Janji kampanye yang paling ditunggu adalah program OKE OCE yang memang sangat menarik kala itu dikalangan akar rumput.
Berselang beberapa
bulan paska pasangan pemimpin ini dilantik, Mereka telah menampakkan wujud
aslinya. Penulis sangat mengingat bahwa program OKE OCE pada masa-masa kampanye
hampir setahun yang lalu. Anies –Sandi menjanjikan program OKE OCE akan
memberikan modal untuk bisnis, disediain tempat usaha, dan paling menariknya
dalam programnya ini akan mencarikan konsumen untuk membeli barang dagangannya,
bisa dikatakan program ini menyediakan sales ataupun marketing gratis.
Dibawah ini petikan
berita setahun yang lalu tentang Anies – Sandi telah menjanjikan bila terpilih
menjadi penguasa DKI. Jakarta melalui program OKE OCE akan memberikan modal
usaha, menyediakan tempat, dan mencarikan pembeli. Petikan berita ini sebagai
salah satu jejak digital :
Calon Wakil Gubernur (Cawagub) DKI Jakarta, Sandiaga Uno mengatakan akan memberikan lahan luas untuk pelaku ekonomi apabila dirinya terpilih. Menurut Sandi, dirinya bersama Anies Baswedan memiliki program Oke Oce.
Dalam program tersebut warga akan diberikan modal, lahan usaha, serta pengembangan SDM. "Oke Oce itu akan membidik setiap kecamatan bagi pelaku ekonomi baru. Jadi semua punya usaha pelatihan pendampingan modal. UKM juga akan diberikan modal sampai Rp 300 juta," kata Sandi saat kampanye ke wilayah, Bangka, Mampang, Jakarta Selatan, Senin (12/12).
Sumber Merdeka.com
Konsep yang
dipaparkan tersebut memang sangat menarik kala itu, tetapi untuk
merealisasikannya memang tidak masuk akal. Jika masyarakat memakai logika
berpikir sebelum menentukan pilihan pada PILKADA lalu, Mari bayangkan dengan
target program OKE OCE melahirkan 200.000 pengusaha baru selama 5 tahun
memimpin di DKI. Jakarta.
Berapa modal usaha
yang harus dikucurkan dan berapa luas lahan yang harus disediakan oleh
Pemerintah Provinsi DKI. Jakarta untuk mengakomodir masyarakat yang mempunyai
niatan membangun usaha. Coba ambil kalkulator sahabat pembaca untuk
mengkalkulasi berapa total keseluruhan dana untuk merealisasikan program ini.
Sungguh nominal yang besar ! ha ha ha
Sebenarnya pada
saat masa kampanye Anies –Sandi sudah melakukan pembohongan publik, tetapi kita
tidak dapat langsung membuktikan kala itu. Jadi hari ini ketua Umum Perkumpulan Gerakan OK OCE (PGO) telah
menyatakan pihaknya tidak akan memberikan modal bagi warga. Pernyataan
inilah yang menjadi bukti nyata bahwa program OKE OCE adalah pembohongan publik.
Berikut rujukan
berita yang penulis langsir dari Detik.com :
Ketua Umum Perkumpulan Gerakan OK OCE (PGO) Faransyah Jaya mengatakan pihaknya tidak akan memberikan modal bagi warga atau calon wirausaha yang mengikuti pelatihan kewirausahaan OK OCE.
PGO menurut Faransyah hanya memberikan bantuan akses agar calon wirausaha bisa meminjam modal ke bank. Bantuan ini dilakukan dengan sejumlah langkah yang disebut 7 langkah pasti sukses (7 Pas).
Berdasarkan
informasi program OKE OCE bergerak sebagai lembaga yang mangakomodir Pendaftaran,
pelatihan, pendampingan, perizinan, pemasaran, pelaporan keuangan, dan
pemodalan. Terkhusus untuk pemodalan
usaha, program OKE OCE hanya sebagai media perantara agar masyarakat mendapat
bantuan dana dari pihak Bank ataupun Swasta yang sifatnya adalah pinjaman bukan
diberikan langsung kepada masyarakat. Jadi dapat kita simpulkan bahwa
pernyataan ini tidak sesuai dengan apa yang disampaikan Sandi setahun yang lalu
dalam jejak digital yang penulis sampaikan diatas.
Padahal masyarakat yang
berada dalam kondisi ekonomi yang menyedihkan sempat berharap banyak agar
program ini akan direalisasikan sesuai denga janji kampanye. Tapi apa yang
hendak dikata lagi, sebelum Anies Sandi terpilih jadi penguasa di Ibukota telah
banyak pengamat maupun ahli yang menyatakan bahwa program-program yang
dijanjikan tidak masuk akal dan sukar untuk direalisasikan. Meskipun seperti
itu karena massifnya propaganda yang disertai provokasi akhirnya masyarakat pun
tertipu daya.
Ketika membaca
artikel ini kemungkinan besar kelompok bumi datar pasti akan mengkritik dengan
menyebut penulis Gagal Move On untuk
menyurutkan semangat dalam mengawasi dan mengkritik kebijakan yang tidak
berpihak kepada rakyat. Tapi penulis tekankan semangat tidak akan pernah surut untuk
memperjuangkan hak-hak rakyat melalui rangkaian kata-kata yang berdasarkan
fakta dan data-data jejak digital.
Semoga rakyat
Indonesia terkhusus DKI. Jakarta dapat terbuka cakrawala berpikirnya untuk
menilai seperti apa kualitas pemimpin yang telah dipilihnya. Memang waktu tidak
dapat diputar ulang tetapi jadikanlah pengalaman ini sebagai referensi dalam
menentukan pemimpin dimasa yang akan datang.
Gunakanlah tolak
ukur rekam jejak dan analisis lebih mendalam janji-janji kampanye yang
disampaikan para kandidat. Sudahilah menggunakan tolak ukur berdasarkan politik
Identitas bila kita tidak mau
dikecewakan berulang-ulang. Kuda saja tidak mau masuk kelobang yang sama untuk
kedua kali, apalagi kita yang diberikan secara khusus daya pikir dan nalar oleh
sang Pencipta.
Begitulah Kira-Kira
Salam Cerdas,
Sumber Foto :
rmoljakarta.com