"Terima Kasih telah berkunjung ke blog ini. Jangan lupa Share dan Comment ya"
loading...

Pilkada 2018 Penentu Kemenangan Jokowi, Jangan Salah Pilih !



Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) serentak yang akan diadakan tahun 2018 memang cukup menyita fokus masyarakat. Tidak dapat kita pungkiri bahwa masyarakat telah menaruh perhatian yang lebih terkait kondisi perpolitikan kebangsaan saat ini. Menurut hemat penulis, alasan yang paling mempengaruhi tentang kondisi tersebut karena tingginya tekanan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Tekanan yang dihadapkan terhadap Presiden Jokowi memang jelas sangat kuat karena dipolitisasi oleh kelompok sebelah yang memang sangat berambisi mendudukkan komandan pecatan merebut kursi kekuasaan. Penulis tidak perlu sebut siapa junjungan kelompok sebelah tersebut karena semua orang sudah tahu, siapa yang penulis maksudkan.

Oleh karena itu, masyarakat yang saat ini sudah melek politik tidak mau berdiam diri lagi. Masyarakat seakan-akan diberikan komando padahal tidak sama sekali, masyarakat secara spontan untuk memberikan dukungan dan membela Presiden Jokowi yang sudah terbukti bekerja dan membuktikan sedikit demi sedikit janji kampanyenya membangun Negeri ini.

Tetapi sampai saat ini masih saja ada daerah yang memiliki tingginya persentase masyarakat yang salah kaprah karena terhadap Presiden Jokowi. Penyebab permasalahan ini jelas karena diprovokasi ataupun bahasa sederhananya dikomporin oleh kelompok pemburu kekuasaan. Maka percaturan politik Pilkada serentak tahun depan bukan hanya perebutan kursi kekuasaan Kepala Daerah tetapi pertarungan masyarakat toleran pencinta keberagaman melawan kelompok perusuh.

Tidak dapat dipungkiri daerah yang dikuasai oleh Partai yang itu tuh, selalu tinggi tingkat intolerasi dan konflik SARA yang terjadi dikalangan akar rumput. Solusi untuk meretas ini adalah masyarakat yang memang sudah terpengaruh agar segera disadarkan akan pengaruh negatif yang ditularkan oleh laskar-laskar nasbung yang memang telah dibentuk dan dilatih memberikan provokasi.

Kita sudah mengetahui bersama secara langsung dari pemilik kepentingan bahwa strategi politik yang dilakukan pada Pilkada DKI. Jakarta akan dibawa ke daerah-daerah yang memang sangat seksi untuk diraih untuk memenangkan sang Komandan merebut kekuasaan. Apakah tolak ukur daerah tersebut dikatakan seksi, menurut penulis yang utama adalah memiliki banyak jumlah pemilih sah.

Berdasarkan tolak ukur tersebut para sahabat pembaca sudah dapat menganalisa daerah mana saja yang akan banyak dihantam oleh isu SARA. Secara sederhana melihat kondisi Pilkada DKI. Jakarta sebelumnya maka daerah-daerah yang seksi tersebut akan banyak disuguhi 3 isu antara lain : PKI, PRIBUMI, MAYAT dan AYAT.

Keempat isu inilah yang akan sangat kental terasa dan banyak ditebarkan oleh laskar-laskar Nasbung dikalangan masyarakat umum. Kita akan temui banyaknya nanti betebaran spanduk, stiker, ataupun paling menyedihkannya akan ada penceramah yang harusnya mengajarkan kebaikan malah mau dipolitisasi. Tujuan utamanya dalam membangun akhlak dan moral masyarakat malah diputar balikkan untuk mobilisasi kepentingan politik semata.

Selayaknya kita tidak lagi bersembunyi didalam kelompok Silent Majority. Jangan hanya diam, mari bersama- sama bergandengan tangan menghalau para perusuh yang bersembunyi dalam topeng Identitas mayoritas semu untuk merusak pondasi kebangsaan yang sudah dibangun kokoh sejak dahulu. Bila kita tetap merasa adalah penumpang yang tidak mau tahu tentang kondisi di Negeri ini, maka itu adalah kesalahan yang fatal jangan pernah menyesali bila kelak akan merasakan kegetiran hidup.

Jadikan DKI. Jakarta sebagai contoh konkrit ketika masyarakat yang terbuka cakrawala berpikir dan terbuka logika berpikirnya tetap diam tidak menyadarkan lingkungan maka bencana yang akan datang. Pemenang kursi kekuasaan terbukti tidak pro rakyat, masyarakat malah disuruh bersyukur bahwa hujan itu berkah meskipun hujan tersebut menimbulkan banjir.

Maka yang bertugas untuk menyelesaikan permasalahan ini tidak hanya dipundak pemerintah, Legislatif, ataupun struktural. Tetapi menjadi tugas kita bersama sebagai rakyat Indonesia yang menghargai keberagaman untuk mengingatkan lingkungan kita yang telah terindikasi terkena suspek penyakit intoleran. Jangan diam lantangkan suaramu mengusir pengaruh buruk demi menjaga NKRI tetap bersatu dan berjaya.

Begitulah kira-kira, Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita bersama untuk merajut kebersamaan dalam keberagaman membangun kebangsaan.

Merdeka,





Subscribe to receive free email updates: