Siti Sundari Daranila (SSD) berusia 51 tahun melakukan
tindakan tidak terpuji melalui akun sosial media Facebook buatan keturunan Yahudi yang tersiar kabar beberapa hari
ini mau diboikot oleh kelompok bani micin sumbu pendek. SSD menggunakan nama
akun samaran Gusti Sikumbang, Polisi
menangkap pelaku atas kasus ujaran kebencian terhadap Panglima TNI Marsekal
Hadi Tjahjanto dan Presiden Joko Widodo. Ngeri mental oknum dokter pengagum
Anies ini, pak Presiden ikut juga difitnah !
Pelaku ditangkap tim Direktorat Tindak Pidana Siber Badan Reserse
Kriminal Polri di Nagari Kayu Tanang, Kecamatan 2X11 Kayu Tanang, Kabupaten
Padang Pariaman, Sumatera Barat, pada Jumat, 15 Desember 2017 yang lalu.
Penangkapan dipimpin AKBP Irwansyah, Pelaku dijemput
tim Mabes Polri didampingi Kepala Polsek dan Kepala Polres setempat. Setelah
sempat berbincang-bincang, Akhirnya polisi menunjukkan surat penangkapan dan
menangkap pelaku. didampingi dua polwan.
Penulis sudah menulis artikel penangkapan SSD ini sebelumnya,
bahwa oknum dokter yang ditangkap ini adalah pengagum dan pendukung Anies yang
dibuktikan berdasarkan jejak digital di akun Facebook pribadinya. Berikut link artikelnya :
Meskipun istri tercinta Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto telah
difitnah dengan tuduhan tidak benar dan tidak berdasar. Panglima TNI memberikan
respon positip dan tidak emosi, malah mengungkapkan niatannya untuk mengajak
pelaku minum kopi bareng. Pernyataan ini membuktikan kepada kita bahwa beliau
adalah pemimpin yang mengayomi rakyat tidak berbeda dengan Bapak Presiden
Jokowi. Coba saja ada yang melakukan hal seperti itu kepada Capres Abadi, Bisa-bisa sudah bengkak
tuh kepala dilempar hempon.
Berikut petikan berita
yang penulis langsir dari media Tempo
sebagai sumber referensi :
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto telah mendengar adanya penangkapan terhadap orang yang diduga menghina istrinya lewat media sosial. Hadi Tjahjanto mengatakan sebetulnya tak ingin membawa masalah itu ke ranah hukum. Ia bahkan ingin mengajak orang tersebut untuk minum kopi bareng.
"Urusan nanti mau ngopi bareng setelah proses hukum ini selesai, jadi kita hargailah proses hukum ini yang sedang berjalan," kata Hadi seusai apel bersama Operasi Lilin dengan Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Lapangan Silang Monumen Nasional, Jakarta Pusat, pada Kamis, 21 Desember 2017.
Padahal bila kita kaji
lebih mendalam bahwa tindakan pelaku tersebut merupakan tindakan menyakitkan
bagi korban yang dihina, semestinya tidak dapat diberi pengampunan. Mari kita
bayangkan saja pelaku dengan seenaknya saja menyebarkan informasi palsu tentang
Identitas orang yang kita sayangi dan cintai.
Sebenarnya Bapak Marsekal Hadi Tjahjanto dapat memberikan pelajaran
berharga bagi pelaku, Beliau jelas mempunyai pengaruh besar di negara ini.
Dengan pengaruh tersebut bisa saja memberikan dorongan terhadap Kepolisian agar
mempercepat melakukan proses terhadap sang pelaku. Apalagi kita sudah ketahui
bersama kedekatan beliau dengan bapak Kapolri, sampai-sampai Kapolri menyebutkan
bahwa Panglima TNI adalah seorang kakak baginya.
Menurut pendapat penulis, bila diri kita sendiri yang dihina bisa saja
langsung dimaafkan. Menjadikan hinaan itu sebagai penambah semangat hidup dan
bahan intropeksi diri. Misalnya penulis dihina dengan tuduhan menyebar berita Hoax, memang menyakitkan tidak sesuai
dengan realita karena setiap artikel yang dikerjakan mempunyai sumber referensi
yang faktual dan terpercaya. Meskipun demikian tetap bisa dimaafkan dan menjadi
bahan intropeksi memperbaiki diri.
Tetapi dalam kasus keluarga kita yang dihina maka tindakan tersebut
sudah termasuk bagian dari pelecehan dan penganiayaan secara psikologis.
Keluarga tidak punya punya masalah dan kepentingan ikut dibawa-bawa sebagai
korban. Dalam menanggapi kasus ini Penulis memberikan apresiasi tertinggi bagi
Panglima TNI atas kebijaksanaanya.
Melihat perkembangan kasus penghinaan ini, penulis mengucapkan terima
kasih banyak kepada bapak Presiden Joko Widodo telah memilih Marsekal Hadi
Tjahjanto sebagai Panglima TNI yang baru. Kesederhanaan dari Bapak Marsekal
Hadi Tjahjanto serta sifatnya yang pemaaf adalah modal yang sangat berharga
untuk meraih apresiasi dan kepercayaan dari masyarakat Indonesia.
Begitulah Kira-Kira,
Sumber Referensi :
viva.co.id
nasional.tempo.co