"Terima Kasih telah berkunjung ke blog ini. Jangan lupa Share dan Comment ya"
loading...

Ketua DPRD : Jakarta Banjir, Anies-Sandi Stop Pencitraan !



Pedas banget kritikan Ketua DPRD DKI. Jakarta yang bernama Prasetio Edi Marsudi ketika mulai gerah melihat Gubernur DKI Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Sandiaga Uno yang tampaknya terus-menerus melakukan pencitraanKarena menunjukkan kinerja yang tidak produktif dan tidak signifikan dalam menyelesaikan bencana banjir yang sedang menerpa wilayah kekuasaannya.

Dagelan yang tidak lucu seakan terus-menerus dipertontonkan kepada masyarakat yang sedang galau mengalami kondisi kehidupan yang dijalani saat ini. Memang layak bila seorang yang menduduki posisi tertinggi digedung penyalur aspirasi rakyat Ibukota untuk memberikan komentar maupun kritikan terhadap penguasa Eksekutif DKI. Jakarta.

Padahal sepeninggal Ahok masalah banjir sudah dapat diminimalisir, hanya permasalahan waktu saja yang sangat mepet diberikan terhadapnya. Bila rakyat memberikan waktu satu periode lagi, penulis sangat yakin masalah banjir dapat teratasi. ASUdahlah nanti penulis dihina kelompok sebelah dengan kata-kata Gagal Move On, Meskipun penulis berbicara fakta bukan asumsi belaka.

Seandainya saja mayoritas masyarakat DKI. Jakarta yang memiliki hak untuk memilih pemimpinnya tidak mempercayai propaganda dan provokasi kelompok sebelah yang memang sangat memburu kekuasaan. Alasannya sangat sederhana saja, disaat Ahok bersama Djarot yang memimpin DKI. Jakarta semuanya pelaku korupsi tidak dapat bergerak. Makanya para pejabat yang berjiwa koruptif sangat membenci Ahok kala itu.

Kebencian para penjabat yang berniat merampok uang rakyat tidak hanya sampai menggulingkan dan menggagalkan Ahok terpilih sebagai pemimpin DKI. Jakarta. Tetapi kebencian yang sudah akut tersebut semakin menjadi-jadi sehingga menghantarkan Ahok menjadi penghuni hotel Prodeo Mako Brimob.

Para penghuni Ibukota sebanyak 58% telah menentukan pilihan pada putaran kedua dengan memilih Anies – Sandi yang secara langsung menghantarkannya menjadi penguasa. Pilihan yang menurut penulis sangat tidak tepat, bila kita liat bersama kinerjanya saat ini sangat mengecewakan konstituen yang telah meninggalkan logika berpikir dalam menentukan pilihan menjadi pemimpinnya 5 (lima) tahun kedepan.

Kehidupan tidak dapat diputar ulang, apa yang sudah dipilih wajib harus dijalani dengan ikhlas tanpa harus mengeluh. Tindakan untuk mencabut mandat kekuasaan yang telah dipegang Anies – Sandi adalah keputusan yang sangat bodoh, karena tidak akan berdampak apapun terhadap kondisi kepemimpinan DKI. Jakarta saat ini sampai 5 (lima) tahun kedepannya.

Menurut penulis kekecewaan yang paling membekas bagi masyarakat adalah tragedi bencana banjir yang massif terdampak hampir diseluruh wilayah Ibukota beberapa hari ini. Padahal pihak BMKG telah memberikan pemberitahuan dan peringatan kepada kedua pasangan pemimpin ini bahwa wilayah kekuasaannya akan terkena dampak anomali cuaca di akhir tahun dan mungkin sampai awal tahun mendatang.

Seharusnya dengan pemberitahuan dini tersebut sudah dapat memberikan waktu untuk menentukan langkah taktis mengantisipasi bencana banjir yang melanda saat ini. Realitanya Anies masih mengeluh tentang pompa air yang rusak setelah bencana menghampiri. Sungguh sangat tidak cerdas bukan pernyataan yang keluar dari bibir manisnya. Jadi informasi dari BMKG sebelumnya dianggap angin lalu dan tidak dianggap penting oleh mereka.

Pantas saja seorang Ketua DPRD yang memang telah diberikan tugas oleh masyarakat untuk menyalurkan aspirasi memberikan kritikan pedas yang menyayat hati manusia yang masih memiliki hati nurani. Kata-kata pedas tersebut melihat tingkah laku dan kinerja kedua pemimpin tersebut terkesan hanya sekadar pencitraan belaka.

Alasannya sangat masuk akal karena melihat tidak ada solusi cerdas yang menunjukkan progresifitas penyelesaian bencana. Kali ini penulis sangat sepakat dengan pendapat Ketua DPRD yang merupakan salah satu kader terbaik partai yang berlambang banteng ini. Sama halnya dengan presiden Joko Widodo yang sampai detik ini sangat disayang oleh mayoritas masyarakat Indonesia karena menunjukkan kinerja terbaik membangun bangsa.

Berikut petikan berita yang dilangsir dari tribunnews.com sebagai sumber referensi :

Jangan sampai Jakarta, sebagai ibu kota, darurat banjir. Stop pencitraan dan tak perlu bicarayang tidak penting. Ayo fokus kerja benahi Jakarta,” kata Pras di Jakarta,Selasa (12/12/2017).Seharusnya, kata Pras, orang nomor satu di ibu kota sigap,dan koordinasi dengan SKPD terkait tidak terputus saat intensitas hujan tinggi.“Job description gubernur dan wagub bukan ada di kantor. Tapi lebih banyak dilapangan supaya terukur kinerja Gubernur dan Wagub DKI. Nanti terlihat apa yangsebenarnya terjadi,” papar Pras.

Padahal kita sudah ketahui bersama bahwa dana yang dianggarkan dalam APBD untuk menyelasaikan permasalahan ini sangat besar. Seharusnya dengan dana yang sebesar itu sudah dapat mengantisipasi bencana banjir yang memang sudah terprediksi dari awal sebelum bencana ini menghampiri DKI. Jakarta.

Pertanyaan yang paling mendasar bagi kita sebagai masyarakat umum. kemana dana itu dialokasikan, sangat disayangkan bila dana besar untuk kemaslahatan rakyat mengendap begitu saja didalam kas daerah. Bila itu yang terjadi maka kita tidak salah dong menyimpulkan bahwa pasangan pemimpin ini memang kurang bijak dan diragukan dapat menyelesaikan permasalahan Ibukota.

Begitulah Kira-Kira


Subscribe to receive free email updates: