"Terima Kasih telah berkunjung ke blog ini. Jangan lupa Share dan Comment ya"
loading...

FPI Serukan Sweeping dan Deportasi Warga Amerika, Dasar Kelompok Perusuh



Pernyataan  Presiden Amerika Serikat Donald Trump (DT) mengakui Yerusalem sebagai ibukota dari negara Israel menuai banyak tanggapan masyarakat Dunia. Mayoritas memberikan respon yang bernuansa kritik karena keputusan Presiden DT dianggap dapat mengakibatkan gejolak yang memanas bagi perdamaian Dunia. Selain mengganggu stabilitas perdamaian dampak yang telah dirasakan adalah beberapa masyarakat Palestina yang dirugikan secara langsung menjadi meregang nyawa karena melakukan demonstrasi menolak keputusan tersebut.

Atas nama kemanusiaan memang keputusan pemerintahan Amerika Serikat yang dipimpin oleh Presiden DT ini sangat tidak bijak. Akibat keputusan ini sangat berdampak negatif terhadap rasa kemanusiaan yang seharusnya dijunjung tinggi segenap bangsa dan negara yang ada di muka bumi ini. Bukan hanya yang telah mengorbankan jiwa dan raganya tetapi korban luka-luka telah banyak berjatuhan.

Gelombang demonstrasi tidak hanya berdatangan dari warga Palestina dan negara tetangganya saja tetapi rakyat Indonesia secara mayoritas juga berperan aktif memberikan kritikan dan tekanan agar pemerintah Amerika Serikat segera mencabut keputusan yang fenomenal ini. Gelombang dukungan bagi rakyat Palestina telah dibuktikan beberapa waktu yang lalu ketika jutaan warga Indonesia yang terpanggil bersatu menyuarakan dukungan di Monas.

Penulis masih sepakat dengan dukungan rakyat Indonesia atas nama kemanusiaan bagi masyarakat Palestina. Tetapi sangat tidak elok rasanya bila perjuangan atas nama kemanusiaan dikotori rencana tindakan arogansi dengan melakukan sweeping dan memaksakan deportasi terhadap masyarakat kewarganegaraan Amerika Serikat yang berada di Indonesia.

Kita menyuarakan kepada Dunia agar merawat rasa kemanusiaan tetapi bertolak belakang dengan kenyataan dengan melakukan tindakan penyiksaan secara psikologis terhadap sesama manusia. Oleh karena itu, wacana sweeping yang dibunyikan Ormas FPI sangat tidak manusiawi dan tidak patut untuk ditiru oleh masyarakat yang menjunjung tinggi rasa kemanusiaan.

Pernyataan petinggi FPI untuk merawat toleransi dan kemanusiaan beberapa hari yang lalu sehubungan dalam rangka memberikan dukungan terhadap rencana Pemerintah Provinsi DKI dalam mengadakan perayaan Natal di Monas akhirnya tidak sesuai dengan fakta. Apa karena agenda perayaan Natal di Monas telah dibatalkan sehingga FPI menyuarakan kembali melakukan aksi sweeping yang jelas akan bertentangan dengan rasa kemanusiaan.

Berikut petikan berita yang penulis jadikan sumber referensi :

Imam Front Pembela Islam (FPI) DKI Jakarta, Habib Muhsin Alatas ingin warga Amerika Serikat dan Israel yang ada di Indonesia segera dideportasi ke negaranya masing-masing usai Presiden AS Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Demi terwujudnya hal tersebut FPI mempersilakan umat muslim untuk melakukan sweeping atau penyisiran terhadap warga Amerika Serikat dan Israel yang ada di Indonesia."(Nanti) Akan kita serahkan ke pihak yang berwajib untuk dideportasi ke negaranya masing-masing," tutur Muhsin kepada CNNIndonesia.com melalui pesan singkat, Selasa (19/12).


“FPI tidak akan menjadi pihak yang menginisiasi sweeping. FPI hanya mempersilakan umat muslim untuk melakukannya”. Dalam pernyataan ini memberikan gambaran sebenarnya watak dari Ormas yang sangat mengidolakan Rizieq tersangka kasus mesum yang sedang melarikan diri. Terbersit muatan provokasi masyarakat agar melakukan tindakan yang melanggar prinsip kemanusiaan. Pernyataan ini juga sebagai kamuflasi yang dapat menghindarkan FPI agar terlepas dari tanggung jawab bila nanti ada tindakan-tindakan yang tidak manusiawi.

Pemerintah Indonesia dibawah pimpinan Presiden Jokowi sudah melakukan segala upaya diplomasi menyelesaikan permasalahan ini. Maka masyarakat cerdaslah dan gunakan logika dalam menganalisa masalah jangan menggunakan emosi saja. Jangan pula menelan mentah-mentah pernyataan orang lain. Pikirkan dampak negatif yang akan dirasakan bila melakukan tindakan-tindakan yang merugikan bangsa dan negara terkhusus merugikan diri kita sendiri.

Semoga saja masyarakat yang katanya mendukung kemerdekaan saudara-saudara di Palestina tetap berpegang teguh dengan komitmen merawat rasa kemanusiaan. Penulis menyarankan agar masyarakat tidak mau dikompori oleh kelompok-kelompok yang memang tampak secara kasat mata berniatan mengganggu stabilitas keamanan di negara yang kita cintai ini.

Salam Kemanusiaan,







Subscribe to receive free email updates: