"Terima Kasih telah berkunjung ke blog ini. Jangan lupa Share dan Comment ya"
loading...

FPI Dukung Perayaan Natal di Monas, Tercium Indikasi “Udang Dibalik Bakwan” !


Membingungkan garis ideologi perjuangan Organisasi Masyarakat (ORMAS) FPI saat ini. Pada akhir tahun ini FPI menyatakan mendukung Natal yang diadakan oleh Pemerintah Provinsi DKI. Jakarta di Monumen Nasional (Monas) menggunakan dana APBD. Apa karena dana dari kas daerah maka didukung, sepertinya tercium indikasi “udang dibalik bakwan”.

Didalam waktu yang bersamaan Sekjen FPI Novel menyatakan menolak mengucapkan selamat Natal bagi masyarakat yang merayakannya. Menurut pendapat penulis bahwa pernyataan ini sangat kontradiktif, memberikan dukungan dapat diartikan “menghalalkan” perayaan Natal di Monas tetapi Haram mengucapkan selamat Natal. Pusing deh SandiMan eh salah Pusing Deh BATMAN!

Inkonsistensi Perjuangan yang tampak terjadi secara nyata setelah ditinggal sang junjungan ke Negeri Arab melaksanakan Umroh terlama sepanjang bumi diciptakan oleh sang Pencipta. Padahal kita ketahui bersama beberapa tahun lalu FPI sangat gencar melakukan sweeping di berbagai pusat perbelanjaan dan kantor-kantor perusahaan. Alasannya FPI mengharamkan umat Islam mengenakan atribut perayaan Natal. Sumber Merdeka.com

Apakah sudah lupa akan kejadian tersebut, jadi timbul pertanyaan baru apakah perayaan Natal di Monas nanti tidak memakai atribut Natal. Bila tetap memakai atribut, semoga saja masyarakat yang tidak merayakan tetapi berjualan atribut Natal demi mencari sesuap nasi tidak di sweeping dan dibubarkan.

Jika kita pandang secara umum, kebijakan yang telah diputuskan oleh FPI adalah tindakan yang perlu diacungi jempol. Tetapi bila bisa membuktikan bahwa keputusannya ini tidak terkait dengan hal-hal politis. Cara membuktikan tidak sulit, tunjukkanlah kepada seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali, bahwa FPI mendukung semua kegiatan Natal yang diselenggarakan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Berikut petikan berita yang penulis jadikan sumber referensi :

Sekretaris Jenderal DPD Front Pembela Islam (FPI) DKI Jakarta Novel Chaidir Hasan Bamukmin menyatakan bahwa pihaknya tidak mempermasalahkan rencana perayaan Natal serentak di Monumen Nasional (Monas) pada Januari, karena hal itu merupakan bagian dari toleransi umat beragama.“FPI mendukung, yang mana Monas adalah tempat terbuka, lapangan rakyat. Memang sebelumnya lapangan tersebut 5 tahun lalu ditutup untuk umum, padahal itu lapangan rakyat. Anies ini membuka untuk menjadi lapangan rakyat, untuk kepentingan umat baik Islam atau agama lain. Itu kita dukung,” ujar Novel kepada Tirto pada Jumat (15/12/2017).

Jangan hanya mendukung kegiatan Natal di Monas saja dong, harus adil dam berimbang. Berdasarkan isu yang berseliweran dipermukaan bahwa Perayaan Natal di Monas diinisiasi oleh Organisasi keagamaan underbow Partai Gerindra yang diketuai oleh Prabowo Subianto. Bila ini terbukti bahwa kegiatan Natal ini rentan bermuatan Politis.

Selanjutnya yang paling penting dilakukan FPI untuk membuktikan bahwa dukungan penyelenggaraan Natal adalah mensosialisasikan kepada jajarannya didaerah agar tidak melakukan penolakan penyelenggaraan acara perayaan Natal. Demi mengantisipasi tidak terulang kembali kejadian seperti di Semarang dan Daerah yang lainnya.

Dimana FPI Jawa Tengah kala itu, mengancam menggugat Bupati Semarang, Mundjirin, karena telah mengizinkan umat Kristiani melaksanakan Misa Natal di Alun-alun Kabupaten pada Senin malam, 24 Desember 2012 yang lalu. Sumber Tempo

Penulis bukan berniat mengungkit kejadian masa lalu tetapi hanya mencoba memberikan masukan agar FPI konsisten dari tataran Dewan Pengurus Pusat sampai ke Pengurus Daerah membuktikan komitmennya mendukung perayaan Natal meskipun tetap teguh menyatakan haram mengucapkan selamat Natal bagi masyarakat yang merayakannya.

Alangkah lebih baik kita tetap berpikir positip bahwa kebijakan yang mereka putuskan adalah jalan terbaik untuk merajut kembali toleransi dan keberagaman yang sempat terlihat kusut paska pagelaran kontestasi politik DKI. Jakarta yang lalu. Tidak dapat dipungkiri sangat kuat aroma-aroma isu SARA dikalangan akar rumput kala itu. Isu-isu ini ditebarkan oleh kelompok perusuh yang memakai Politik Identitas untuk menggoncang Ibukota.

Keputusan FPI akhir tahun ini memang sangat mengejutkan dan kita ketahui bersama bertolak belakang dengan catatan sejarah sebelumnya. Tetapi apapun itu, kita memang harus mengapresiasi hal tersebut. Harapannya saudara-saudara yang merayakan Natal memberikan apresiasi dan membuang semua pikiran yang tidak baik karena ajaran agama mengajarkan kasih dan saling memaafkan.

Bagi masyarakat yang merayakan, Anda punya hak memilih. Tetapi tetap berdasarkan keimananmu menentukan dimana tempat yang lebih baik merayakan Natal tahun ini, Jangan mau dikomporin oleh siapapun. Bila sahabat pembaca menanyakan penulis akan memilih dimana merayakan Natal, lebih baik merayakan Natal di Gereja.

Menurut penulis alangkah lebih baiknya lagi merayakan Natal ditempat-tempat yang memang membutuhkan kasih sayang dan merindukan nuansa perayaan kelahiran sang Juru Selamat. 


Selamat Natal Bagi Saudara-Saudara yang Merayakan,

Subscribe to receive free email updates: