Dunia Sosial Media seakan kembali ketujuan awalnya diciptakan. Dimana Sosial Media yang sering disingkat Sosmed seharusnya mempersatukan manusia, menjadi wadah silaturahmi, wadah mencari kenalan baru dan paling penting adalah wadah hiburan manusia. Manusia yang telah menjalani aktifitas yang berat seperti mengais rezeki diberi sebuah solusi oleh penggiat teknologi agar dapat tersenyum dan tertawa meskipun hanya dalam kesendirian.
Manusia-manusia yang dahulu sering kesepian akhirnya sedikit demi demi sedikit dapat berkurang persentasenya oleh bantuan kecanggihan zaman, manusia- manusia yang minim pertemanan akhirnya menemukan teman baru di jagat dunia sosial media meskipun tidak pernah tatap muka tetapi hati dapat terkoneksi. jiwa-jiwa enterpreneurship akhirnya terbantu dengan kecanggihan zaman masa kini karena tidak perlu sewa-menyewa lapak yang dapat menguras isi dompet, saat ini cukup beli paket data sudah bisa berjualan.
Paling terakhir yang menurut penulis paling utama adalah dengan adanya kecanggihan zaman saat ini, rakyat menjadi terbantu dan terlatih daya analisis dan kritisnya dalam menelaah kondisi kebangsaan saat ini. Dahulu rakyat hanya bisa mengelus dada karena tidak ada wadah untuk menyampaikan kritikan ataupun kekecewaan terhadap para pemimpin yang hanya mementingkan diri sendiri dan kelompoknya.
Beberapa waktu yang lalu, Niatan baik para penggiat teknologi menciptakan Sosial Media akhirnya tercoreng. Karena tujuan tulusnya dirusak oleh oknum-oknum ataupun kelompok yang menginginkan bangsa dan mungkin dunia ini terpecah belah dan akhirnya porak poranda. Memang sudah jelas tindakan-tindakan yang dilakukan oleh para perusuh sarat akan muatan politik dalam merebut kekuasaan dan kekayaan.
Berita-berita tidak berdasar dan tidak jelas sumbernya marak berseliweran dijagat dunia sosial. Masyarakat menjadi terkotak-kotak dan tersekat-sekat. Berita hoax tersebut secara tidak langsung dan perlahan mendoktrin masyarakat. Paling menyesakkan di dada orang yang netral dan cerdas dalam menganalisa adalah berita-berita hoax yang bertebaran tersebut seperti menu makanan dapat disesuaikan selera masyarakat yang sudah terbagi dalam beberapa kelompok. Ada yang menyebut mereka bagian dari kelompok Ahoker, Anieser, Jokowier, Prabowier, dan lain-lain.
Indikasi perpecahan di masyarakat akhirnya secara tiba-tiba menghilang dan seakan ada yang memberikan komando kepada kita untuk konsen memantau sebuah kejadian, penulis berharap semoga saja lenyapnya indikasi perpecahan ini tidak hanya sementara saja. Jadi apakah penyebab indikasi perpecahan itu seakan menghilang dan kejadian apakah yang menyebabkan opini masyarakat menyatu ?
Faktor yang menghilangkan indikasi perpecahan dan menjadi alat pemersatu opini masyarakat menurut penulis adalah berjasanya tiang listrik dalam menangkap seorang buronan kelas belut yang tingkat kelicinannya sangat tinggi. Selain itu buronan ini juga memiliki tingkat kecerdikan dan kelicikan yang mumpuni. Memang sangat beruntung buronan ini memiliki multi talenta. Penulis dapat menyimpulkan dengan ungkapan peribahasa licinnya bagaikan Belut, cerdiknya bagaikan Kancil, dan liciknya bagaikan Ular.
Oleh karena jasanya dalam menangkap buronan kelas belut yang sempat telah diupayakan agar masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO), tiang listrik tersebut telah memenangkan sayembara. Meskipun telah diklarifikasi oleh yang mengadakan sayembara tetapi tiang listrik tersebut telah viral akan mendapatkan hadiah yang cukup untuk membantu teman-temannya sesama tiang listrik. Andaikan hadiah tersebut jadi diberikan maka dapat membantu pengecetan ulang tiang-tiang listrik yang telah dikotori dengan warna loreng-loreng.
Bila di Ibukota Republik Indonesia tidak ada dijumpai seperti itu. Dana hadiah tersebut dapat dipergunakan mengecet ulang tiang-tiang listrik yang berada di kota Medan. Kota ini adalah sebuah daerah yang dapat memuaskan jiwa-jiwa yang haus akan tantangan dan memiliki hobby olahraga off road. Karena wahana telah lengkap dengan sejuta lubang yang dikala hujan akan memacu adrenalin lebih kencang.
penulis menyampaikan terima kasih yang tiada henti karena selain menjadi aktor tertangkapnya sang buronan kelas belut bukan kakap ya. Tiang listrik tersebut telah membantu memberikan destinasi baru bagi orang-orang yang kurang piknik karena keterbatasan waktu dan materi. Tiang listrik ini sontak menjadi terkenal serta dijadikan orang-orang partner untuk berfoto bersama.
Terima kasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan atas jasa-jasamu tiang listrik !
Save Tiang Listrik,
Sumber : news.detik.com