"Terima Kasih telah berkunjung ke blog ini. Jangan lupa Share dan Comment ya"
loading...

Polisi : Tidak Ada Bercak Darah, Tompi Benar Menyuruh Dokter yang Merawat Papa Untuk Sekolah Lagi


Dokter Tompi merupakan praktisi muda dalam dunia kesehatan membuktikan keberanian dan kecerdasannya sehingga memiliki jasa yang sangat besar dalam memberikan informasi yang benar tentang penanganan pasien. Tompi memberikan fakta-fakta secara teoritis kedokteran melalui akun twitter resmi miliknya ternyata tidak berbanding lurus dengan teknis perawatan yang dilaksanakan dalam pertolongan kepada ketua DPR RI Setya Novanto.

Fakta-fakta yang mengejutkan tersebut seakan membuka mata dan perhatian kita, dimana adanya beberapa faktor kejanggalan dalam proses perawatan Setnov. Masyarakat umum dapat dipastikan tidak akan mengetahui secara detail seperti apa sebenarnya penanganan pasien yang benar dan sesuai dengan teori ilmu kedokteran.
Pertama Seperti informasi yang disampaikan oleh dr. Tompi yang merupakan dokter spesialis bedah plastik lulusan dari Universitas Indonesia yang merupakan salah satu kampus terbaik di Indonesia. Tompi juga merupakan salah satu penyanyi ternama di negeri ini, mungkin masyarakat lebih mengenalnya sebagai seorang penyanyi yang memiliki talenta suara khas yang bergenre Jazz yang sangat jarang kita temukan dari penyanyi yang lainnya. 

Tompi membeberkan fakta menarik bahwa penanganan korban kecelakaan dengan memberikan perban pada memar yang tidak ada luka terbuka adalah sebuah kesalahan yang seharusnya tidak dilakukan oleh dokter yang jelas sudah berpendidikan mumpuni dan sarat pengalaman dalam menangani pasien-pasien. Faktanya rumah sakit tersebut salah satu terbaik di negeri ini, Tidak mungkinlah para tenaga medisnya abal-abal bisa jadi hancur dong nama baik rumah sakitnya dan paling ekstrim pemerintah mencabut izinnya.
Tidak hanya sebatas mengkritik malah Tompi menyarankan kepada dokter yang memberikan perban pada pasien tersebut untuk kembali kebangku sekolah bukan bangku kampus. Ini sebuah kesengajaan ataupun tidak tetapi saran ini jelas sangat monohok dan membuktikan secara tidak langsung apa yang disampaikannya adalah kebenaran yang sesuai dengan teori.
Paling monohok lagi adalah ketika Tompi secara tersirat menyatakan adanya indikasi kebohongan dalam penanganan perawatan. Kata-kata pasti masuk neraka bagi siapa saja dokter yang telah melakukan kebohongan. Kalimat pendek yang telah disampaikan oleh Tompi ini merupakan informasi yang sangat berharga bagi kita orang-orang awam dalam dunia kedokteran.
Berikut petikan twitan yang penulis jadikan rujukan :

Sumber Twitter : @dr_tompi

Berdasarkan investigasi dan olah Tempat kejadian perkara yang dilakukan oleh pihak kepolisian bahwa Polisi tidak menemukan bercak darah di dalam mobil yang ditumpangi Ketua DPR RI Setya Novanto saat terjadi kecelakaan di kawasan Permata Hijau, Jakarta Selatan. Mobil Toyota Fortuner B 1732 ZLO itu menabrak tiang karena diduga pengemudinya kurang konsentrasi. Dalam kecelakaan ini, hanya Novanto yang mengalami luka. Adapun pengemudinya, wartawan Metro TV Hilman dan ajudan Novanto, Reza, yang duduk di kursi depan tak mengalami luka-luka. Sumber wartakota.tribunnews.com

Bahwa apa yang disampaikan secara tersirat oleh Tompi tentang adanya kejanggalan dalam kasus ini semakin mendapat titik terang. Dimana Kepolisian telah membuktikan tidak ada bercak darah dalam mobil menjadi bukti konkrit kalau Setnov tidak mengalami luka terbuka. Jika dihubungkan dengan yang disampaikan oleh Tompi melalui twitannya di sosial media. Maka dapat disimpulkan bahwa dokter yang menangani di RS. Medika Permata Hijau telah melakukan kesalahan penanganan pasien.
Fakta yang sangat mengejutkan dan sedikit menggilik adalah dalam mobil tersebut ada 3 orang yang mengalami kecelakaan. Tetapi yang terjadi hanya Setnov yang mengalami luka-luka. Pengemudi yang merupakan wartawan dan ajudan dari setnov tidak mengalami luka-luka apapun padahal sama-sama berada duduk di bangku depan.
Biarlah waktu membuktikan seperti apa kebenaran dari kasus ini, penulis tetap yakin bahwa setiap adanya kebohongan dan kebusukan pasti akan terbongkar meskipun ditutupi dengan cara apapun. Satu hal yang paling penting adalah pesan yang disampaikan oleh Ahok beberapa waktu yang lalu, bahwa Tuhan tidak akan tidur (Gusti Ora Sare) dan Tuhan akan membuka semua tabir-tabir kebohongan. Bila tidak dapat sanksi dari hukum dunia, kita percayai bahwa setiap yang bersalah akan mendapatkan hukuman kelak di akherat.

Salam Kejujuran,






Subscribe to receive free email updates: