Pembentukan Tim
Gubernur semakin memanas dan menuai pendapat pro dan kontra dari masyarakat. Penempatan
74 orang di dalam Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) DKI pada
2018 terus berpolemik. Pasalnya, untuk 74 orang itu membutuhkan anggaran
operasional sebesar Rp 28 miliar. Anggaran sebanyak itu termasuk biaya gaji dan
kebutuhan lainnya bagi tim tersebut. Angka Rp 28 miliar itu dianggap mayoritas
masyarakat terlalu besar dari Rp 77,1 triliun nilai besaran RAPBD tahun 2018.
Dalam penunjukkan nama-nama yang akan masuk dalam TGUPP
ini tersiar kabar yang sangat kencang. Kabar itu mengerucutkan informasi yang
viral dimasyarakat bahwa tim ini akan diisi orang-orang yang berkontribusi
besar pada saat masa-masa kampanye Pilkada DKI. Jakarta yang lalu, bahasa
sederhananya TGUPP diindikasikan akan diisi oleh tim sukses Anies - Sandi yang
mungkin sedang butuh pekerjaan tetap dan gaji yang jelas akan tinggi.
Politik balas budi sangat kental tercium dalam kebijakan pembentukan
TGUPP, sebanyak 74 orang sudah jelas telah menabrak Pergub 411/2016 yang mengatur batasan maksimal anggota tim pembantu
Gubernur hanya 15 orang. Sehingga implikasinya anggaran melompat menjadi 28,9
Milyar. Kejadian ini semakin tampak secara tersirat ada upaya tersistematis dalam
menggelembungkan anggaran.
Salah satu tokoh yang telah resmi masuk dalam tim
gubernur adalah bapak Sutiyoso menempati posisi sebagai Penasihat. Memang masih
dalam hal wajar bila Bapak Sutiyoso yang akrab disapa Bang Yos ini masuk dalam
tim Gubernur. Dimana rekam jejak yang beliau miliki sangat mendukung yakni pengalaman
militer yang sangat berprestasi, pernah 2 periode menjabat Gubernur DKI.
Jakarta, dan terakhir menjadi Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sebelum
digantikan oleh Jenderal Polisi Budi Gunawan.
Secara kepartaian memang Bang Yos adalah bagian dari
Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI). Pada Pilkada putaran kedua DKI.
Jakarta sebelumnya, PKPI mendukung pasangan petahana Ahok - Djarot yang
berakhir dengan kekalahan. Pada saat bertarung dalam kontestasi politik
perebutan tahta tertinggi di Provinsi DKI. Jakarta.
Meskipun Bang Yos pendukung lawan politik Anies – Sandi
beberapa waktu lalu, dengan bergabungnya dalam tim Gubernur adalah sebuah
strategi dari Anies – Sandi untuk membuat pengalihan isu bahwa TGUPP yang akan dibentuknya
tidak hanya diisi tim suksesnya. Faktor inilah akan selalu menjadi tameng bagi
Anies –Sandi ketika masyarakat kelak akan mengkritik TGUPP yang akan
dibentuknya tersebut.
Dengan bergabungnya bang Yos menjadi penasihat Anies –
Sandi bukan hanya sebagai pengalihan isu saja, tetapi kemungkinan besar ada
alasan kuat yang lainnya. Dalam dunia politik mana ada sebuah kebijakan tanpa
ada sebab akibat dan tarik menarik kepentingan pasti akan sangat kuat terasa. Kedepannya
kita akan menonton drama politik baru yang memang sudah dapat diprediksi
diawal-awal Anies – Sandi dilantik sebagai pemimpin ibukota Republik Indonesia.
Beberapa waktu lalu isu penghentian reklamasi ini
sangat kencang dan mengglegar. Tetapi itu akan menjadi tinggal kenangan. Menurut
prediksi penulis drama politik yang akan disuguhkan kedepannya adalah Anies – Sandi
tidak akan merealisasikan janji-janji kampanye dalam menghentikan reklamasi
teluk Jakarta.
Titik awalnya Bang
Yos yang telah resmi menjadi Penasihat
memberi masukan kepada Anies – Sandi supaya memikirkan ulang tentang
menghentikan mega proyek reklamasi teluk Jakarta. Selaku mantan gubernur Jakarta,
Bang Yos mengakui mengetahui rencana proyek di Teluk Jakarta tersebut. Beliau berpendapat
reklamasi adalah hal yang logis bukan hal tabu untuk direalisasikan.
Berikut petikan
berita yang penulis jadikan rujukan dalam artikel ini :
[Salah satu masukan yang diberikan Bang Yos, sapaan karib
Sutiyoso, berkaitan dengan pembangunan pulau buatan di pesisir Utara Jakarta
yang hingga kini masih terus berpolemik.
“Intinya saya ingin memberikan win-win solution, kan ada investasi itu besar yang libatkan
investor, kalau saklek dihentikan akan menimbulkan iklim investasi yang tidak
baik di Indonesia,” kata Sutiyoso, Selasa (21/11).
“Saya juga dulu kan
merencanakan itu, buat saya reklamasi bukan sesuatu yang tabu. Lihat, Singapura
contohnya, tapi yang jelas ada persyaratannya, amdal-nya harus jelas. Itu
saja,” kata dia.] Sumber cnnIndonesia
Masukan yang
diberikan oleh Bang Yos kepada Anies – Sandi adalah kode keras dengan
penyampaian secara halus. Makanya penulis sangat yakin bahwa masyarakat tidak
lama lagi akan kembali merasakan kekecewaan terkhusus masyarakat yang
berprofesi nelayan dan masyarakat pencinta lingkungan. Kelompok masyarakat ini
akan ikut bergabung dengan kelompok buruh yang terlebih dahulu dikecewakan.
Dalam meluapkan
kekecewaannya kelompok buruh telah mendeklarasikan mencabut dukungan terhadap
pasangan pemimpin yang harmonis ini. Semoga saja ketika kelompok nelayan dan masyarakat
pencinta lingkungan kelak merasakan kecewa, supaya tidak ikut-ikutan deklarasi
mencabut dukungan. Jika dukungan dicabut tidak akan merubah semua yang terjadi
karena pencabutan dukungan tidak akan berdampak terhadap kepemimpinan Anies –
Sandi.
Kejadian yang
terjadi di DKI. Jakarta zaman now adalah sebuah pembelajaran berharga bagi seluruh rakyat Indonesia dalam
menentukan pilihan pemimpin. Dalam memilih pemimpin jangan mau di perdaya
dengan janji-janji muluk yang sangat manis. Karena semakin manis janji tersebut
akan semakin pahit kenyataan yang akan terjadi. Mari kita merenungkan pelajaran
berharga dari sebuah peribahasa berakit-rakit
kehulu berenang-renang ketepian.
Salam Cerdas,