"Terima Kasih telah berkunjung ke blog ini. Jangan lupa Share dan Comment ya"
loading...

Jawa Barat Seksi untuk Pilpres 2019, Pertarungan Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi Semakin Nyata

Pagelaran pemilu serentak tahun 2018 akan lebih besar daripada Pilkada sebelumnya. Sebanyak 171 daerah akan berpartisipasi pada ajang pemilihan kepala daerah tahun depan. Dari 171 daerah tersebut, ada 17 provinsi, 39 kota, dan 115 kabupaten yang akan menyelenggarakan Pilkada di 2018. Beberapa provinsi di antaranya adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Realistis sebenarnya jika banyak pengamat mengatakan bahwa Pilkada di Provinsi Jawa Barat lebih seksi dan memiliki nilai plus tinggi karena tidak dapat dipungkiri Provinsi ini memiliki jumlah pemilih yang sangat tinggi. Maka sangat penting untuk menguasai wilayah Provinsi ini jika ingin menang dalam Pemilu Presiden dan Legislatif tahun 2019.
Sekedar mengingatkan di pemilihan presiden tahun 2014 wilayah Provinsi Jawa Barat dimenangkan oleh Prabowo Subianto dan Hatta Radjasa. Salah satu faktor penting dalam kemenangan tersebut adalah dimana provinsi Jawa Barat sampai saat ini dikuasai kader PKS. Kita sudah mengetahui bahwa PKS sangat setia mendampingi Gerindra sampai saat ini dipentas politik nasional.

Foto Ridwan Kamil Bersama Dedi Mulyadi 


Penulis melihat Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan ibukota negara memiliki beberapa nama yang popular. Beredar informasi bahwa tokoh tersebut sedang menjalin komunikasi intensif dengan partai politik agar didukung. Beberapa nama yang penulis dapat informasi adalah Ridwan Kamil (RK) yang telah mendapat perahu politik, Dedi Mulyadi (DM) yang masih menjalin komunikasi dengan partai yang belum menyatakan dukungan politik, dan tokoh yang lainnya.
Sahabat Indovoices pasti bertanya-tanya mengapa penulis hanya menyebutkan langsung 2 (dua) nama, Alasannya adalah dengan penelusuran informasi baik dari media berita online dan televisi. Nama tokoh-tokoh tersebutlah yang paling popular dan menurut pendapat penulis secara pribadi rekam jejak keduanya layak untuk bertarung di kontestasi Pilkada Jawa Barat.
Melihat hasil pemilu sebelumnya partai pengusung Presiden Joko Widodo yakni PDI Perjuangan tidak akan mau kembali merasakan kekalahan karena kurang tepatnya strategi politik. Kondisi mengajarkan kepada kita bahwa politik itu dinamis dan tidak dapat ditentukan berdasarkan kedekatan. Prinsip “tidak ada teman dan musuh yang abadi” semakin tampak nyata direalitas kondisi perpolitikan Indonesia. Sudah ada beberapa tokoh yang sudah menjalin komunikasi dengan PDI Perjuangan. Dimana salah satunya adalah kang Dedi Mulyadi (DM) yang merupakan ketua DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Barat.
Kondisi ini memang sangat membingungkan, Dimana Partai tempat kang DM selama ini bernaung malah memutuskan untuk mendukung bung RK yang selama ini kita ketahui merupakan tokoh independen yang tidak mau bergabung langsung kedalam struktural Partai. Memang sangat menyakitkan bagi DM yang selama ini ikut membesarkan Partai Golkar di Provinsi Jawa Barat. Kita sudah mengetahui juga bahwa hasil suara Partai Golkar pada pemilu tahun 2014 baik pilpres dan pilcaleg sangat terbantu oleh kinerja dari DM yang sampai hari ini masih sah menjabat sebagai Bupati Purwakarta pada periode ke 2 (dua).
Selama ini kinerja dari DM dapat dikatakan maksimal dan rakyat merasakan langsung realisasi dari program-program yang dilaksanakan. Untuk membuktikan penulis yang bukan merupakan warga Kabupaten Purwakarta mencoba menggali informasi langsung dari masyarakat yang berdomisili disana. Beberapa teman-teman dan keluarga yang saat ini menetap disana memberikan informasi bahwa kinerja dari Bupati mereka tersebut bekerja dengan maksimal.
Kabupaten Purwakarta memang tidak sebesar Kotamadya Bandung yang memiliki wilayah luas dan jumlah populasi masyarakat yang banyak. Tetapi menurut informasi bahwa perkembangan baik bangunan infrastruktur dan mental masyarakat semakin menunjukkan perubahan positip yang signifikan. Nilai plus dari kang DM adalah seorang pemimpin yang humanis dan pekerja keras.
Tarik ulur kepentingan dan lobi-lobi politik sangat dinamis dan penuh tanda tanya. Koalisi di tataran Nasional (Pusat) tidak menentukan dapat dilanjutkan di tingkat 1 (satu) Provinsi dan tingkat 2 (dua) Kabupaten/Kota. Peta perpolitikan Jawa Barat masih dinamis dan masih ada peluang adanya perubahan konstalasi dan koalisi. Jadi sampai sekarang belum ada kepastian yang resmi sampai surat dukungan tersebut diserahkan langsung ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Memang benar saat ini telah landing salah satu kandidat yakni bung RK dengan didukung oleh Partai Golkar, Nasdem, PPP dan PKB Sehingga total kursi koalisi pendukung adalah 38 kursi. Penulis berharap tidak adanya perubahan lagi kedepan bagi partai pendukung RK, Melihat kondisi komunikasi politik masih saling berebut menempatkan kadernya diposisi calon Wakil Gubernur.
Penulis yakin dalam waktu dekat kandidat-kandidat potensial dan memiliki rekam jejak baik yang belum memiliki perahu politik segera mendapatkan dukungan partai sesuai dengan persyaratan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan. Wilayah Jawa Barat membutuhkan dukungan partai dengan jumlah kursi DPRD tingkat Provinsi sebesar 20 kursi.
Semoga saja partai memberikan dukungan bagi kandidat-kandidat pemimpin yang berkarakter pekerja, berjiwa nasionalis pancasilais, merawat keberagaman, dan menjaga idealisme diri. Pemimpin harus fokus untuk melayani masyarakat bukan sibuk dengan kegiatan-kegiatan yang tidak berdampak positip terhadap masyarakat seperti menjadi bintang iklan yang jelas tidak ada manfaat langsungnya terhadap masyarakat.

Salam Perubahan,

Subscribe to receive free email updates: