Ketegasan yang telah dilakukan oleh Ananda Sukarlan yang merupakan seorang komponis dan pianis terkenal di Eropa dan Dunia. Ketegasan ini berbentuk Walk Out (WO) ketika Gubernur DKI. Jakarta Anies Baswedan diberikan hak berpidato pada saat acara yang diadakan oleh Kolese Kanisius merupakan sekolah yang telah melahirkan banyak alumni yang memiliki prestasi membanggakan.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mendapatkan respons negatip saat menghadiri acara peringatan 90 tahun berdirinya Kolese Kanisius di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat. Respon negatip tersebut berbentuk Aksi WO peserta kegiatan pada saat AB berpidato. aksi ini terjadi disebabkan oleh pihak panitia penyelenggara kegiatan, menurut Ananda Sukarlan tidak berintegritas dan tidak sesuai dengan nilai-nilai yang telah diajarkan ketika menempuh studi di Kolese Kanisius.
Penulis beranggapan tindakan yang dilakukan oleh alumni Kolese Kanisius adalah masih dalam aspek kewajaran. Dimana tindakan ini disebabkan oleh akumulasi dari kejadian-kejadian yang terjadi saat ini di Indonesia. Para pihak perusuh menebarkan isu-isu perpecahan yang menyakitkan hati masyarakat Indonesia yang menghargai keberagaman. Narasi perpecahan yang ditebarkan oleh pihak perusuh yang secara tersirat berafiliasi dengan pihak AB pada Pilkada DKI. Jakarta sebelumnya, kata-kata kafir yang sangat menyedihkan dan menyayat hati seakan-akan legitimasi menurut kubu perusuh terhadap masyarakat yang tidak seagama dan sepemahaman dengan mereka.
Jauh sebelum Pilkada DKI. Jakarta berlangsung AB dikenal masyarakat secara umum adalah seorang tokoh yang menghargai perbedaan dan pluralis. Apalagi masuk dalam tim pemenangan Presiden Jokowi sangat tampak AB mencerdaskan dan memberi masukan pada masyarakat tentang kebhinekaan dan menghargai Pancasila. Hasrat untuk mendapatkan kursi kekuasaan menjadikan AB menanggalkan rekam jejak positip yang telah dikenal oleh masyarakat secara umum. Ambisi menguasai ibukota Indonesia menjadikan AB secara tidak langsung membenarkan tindakan-tindakan anti pluralisme yang ada Indonesia.
Erros Djarot budayawan ternama di Indonesia memberikan tanggapan dan kritikan bahwa tindakan Ananda Sukarlan tidak tepat dan tidak sesuai dengan ajaran Kolese Kanisius yang berlandaskan ajaran Juru Selamat Yesus Kristus sang penebar kasih, penebar damai dan sang pemaaf yang luar biasa kebesaran hatinya. ‘kekerasan’ budaya yang dilakukan teman-teman saat walkout ketika seorang Gubernur sebagai tamu diundang memberi sambutan. Erros Djarot yakini bukan ajaran dan perilaku yang berpijak pada ajaran sang Juru Selamat, yang begitu indah dan menghadiahkan kepada kehidupan ini musik yang penuh cinta kasih sehingga setiap telinga yang mendengar akan merasakan betapa damai itu indah, memaafkan itu indah, dan menebar kasih itu indah.
Penulis ingin memberi pertanyaan dan tanggapan tentang kritikan dari seorang tokoh ternama dalam bidang budaya ini. Pertanyaan buat Bapak Erros Djarot yang terhormat ?
- Dimana Bapak yang terhormat ketika pihak perusuh dengan blak-blakan yang menyatakan yang tidak sepemahaman dan seagama dengan mereka adalah seorang kafir yang tidak layak menjadi pemimpin dan tidak layak mendapatkan surga ?
- Dimana Bapak yang terhormat ketika pihak perusuh mendemo dan membuat kerusuhan secara langsung terhadap pembangunan-pembangunan rumah ibadah dari saudara-saudara yang non muslim ?
- Mengapa Bapak yang terhormat tidak bersuara ketika ada seorang yang menyatakan bahwa agama selain Islam tidak sesuai Pancasila dan layak dibubarkan ?
Semoga saja ketiga pertanyaan yang penulis sampaikan diartikel dapat sampai dan dibaca oleh bapak yang mengakui secara jujur menjadi salah satu pengagum Jesus sang pejuang kemanusiaan yang penuh damai sehingga layak dijadikan sumber inspirasi di banyak lagu-lagu yang bapak ciptakan, Sekalipun bapak pengikut Muhammad SAW.
Selain pertanyaan yang tertera diatas, Penulis memberi sebuah tanggapan akan kritikan bapak yang terhormat, Perlu kita ketahui bersama bahwa manusia memiliki kesabaran yang terbatas. Tindakan yang dilakukan oleh Alumni Kolese Kanisius memiliki alasan yang kuat dan sangat berdasar seperti yang penulis sampaikan diatas.
Selanjutnya sebagai manusia yang diberikan oleh sang Pencipta kemampuan berpikir dan daya analisis, memang layak memberi sebuah pelajaran positip terhadap sesama manusia yang telah memberikan kekecewaan. Tindakan WO ini untuk memberi pelajaran agar AB eveluasi dan intropeksi diri kedepannya. AB yang secara tersirat diuntungkan oleh tindakan para pihak perusuh dan melakukan pembiaran atas kelakuan negatip para perusuh.
Penulis mengucapkan terima kasih buat Ananda Sukarlan dan alumni Kolese Kanisius yang telah memberikan sebuah pelajaran berharga. Dimana kita tidak hanya diam dan melakukan pembiaran atas tindakan-tindakan yang merusak keberagaman. Saatnya masyarakat “Silent Majority” Bersuara dan bertindak agar kelompok perusuh jangan bertindak sesuka hati.
Salam Keberagaman,
Sumber :
news.detik.com
medan.tribunnews.com