"Terima Kasih telah berkunjung ke blog ini. Jangan lupa Share dan Comment ya"
loading...

Buruh : Ahok Lebih Berani Melawan Pemilik Modal Daripada Anies, Akhirnya Kelompok Buruh Sudah Sadar !


Kontrak dan janji-janji politik pada masa kampanye memang tidak dapat dipungkiri sangat berdampak sistematis dan massif terhadap masyarakat dalam menentukan pilihan. Apalagi mayoritas masyarakat masih bergelut dipermasalahan kehidupan ekonomi yang masih dibawah garis kemiskinan. Dimana celah inilah yang dimasuki oleh kandidat-kandidat pemimpin yang haus akan kekuasaan dan nafsu serakah untuk menimbun kekayaan.
Sangat sering kita mendengar kekecewaan masyarakat pendukung sebuah calon pemimpin dalam semua jenjang dan tingkatan. Masyarakat pendukung menyesal dan kecewa karena pemimpin yang telah diperjuangkan mengeluarkan tenaga, keringat, dan terkadang darah pun mengucur karena gontok-gontokan antar pendukung pasangan calon yang berkompetisi.
Kali ini kelompok buruh DKI. Jakarta mengungkapkan kekecawaannya terhadap Anies dan Sandi yang notabene Gubernur dan Wakil Gubernur ibukota negara Indonesia. Sungguh sakit sebenarnya ketika dibohongi dan dihianati oleh orang lain apalagi terkait dengan kelangsungan hidup kedepannya. Ibarat seorang gadis yang kecewa terhadap mantannya yang berjanji untuk untuk menikahi tetapi malah ditinggalkan begitu saja.
Kesal, kecewa dan emosi bercampur aduk menjadi satu kesatuan yang menghasilkan sebuah amarah yang bisa saja tidak dapat terkontrol. Dengan amarah tidak terkontrol tersebut akhirnya kelompok buruh ini dapat melakukan tindakan-tindakan yang merugikan tidak hanya mereka tetapi orang lain yang tidak ada kaitannya dengan asal-muasal kekecewaan tersebut.
Kita dapat melihat beberapa waktu yang lalu bagaimana luapan amarah yang tidak diketahui apa penyebab utamanya. Tiba-tiba kelompok buruh bergerombol lalu bertindak anarkis dengan membakari karangan-karangan bunga indah yang tertata rapi malah jadi korban keganasan. Itu baru karangan bunga sudah menimbulkan efek menakutkan dimata masyarakat umum. Bagaimana tindakan kebrutalan akibat kekecewaan janji dan kontrak politik yang telah disepakati tidak direalisasikan. Coba deh sahabat pembaca bayangkan !
Penulis jujur tidak mampu membayangkan apa yang akan terjadi dengan modal pengalaman dari kejadian yang telah berlalu. Melalui presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) telah meniupkan genderang kekesalan yang sangat akut. Oleh karena, Pemimpin yang telah mereka dukung penuh tidak menjalankan kontrak politik tentang Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI. Jakarta.
Kekecewaan buruh dengan keputusan UMP yang tidak sesuai kontrak politik akhirnya melahirkan penyesalan telah salah memilih pemimpin. Pencabutan dukungan pun tak pelak akan dilakukan oleh kelompok buruh ini. Memangnya ketika dukungan ditarik akan merubah situasi dan kondisi yang terjadi. Itu kan sudah mustahil terjadi kawan-kawan, Tiada guna kalian menyesal dan repot-repot tarik dukungan karena tindakan itu hanya membuang waktu dan stamina saja.
Ibarat nasi yang sudah jadi bubur maka kita berharap akan kembali berubah menjadi nasi. Tidak mungkin terjadi, Jangankan bubur itu kembali jadi nasi untuk jadi lontong saja sudah merupakan usaha yang sangat susah dan membuang waktu. Mending masak lagi ulang nasi yang baru dan lebih teliti ketika memasukkan air.
Sama halnya dengan kejadian yang kalian rasakan saat ini kawan-kawan buruh. Daripada turun kejalan berdemonstrasi dan berteriak-teriak mending fokus bekerja dan tetap jaga kesehatan jika ada peluang untuk lembur dimanfaatkan untuk menutupi defisit penghasilan dan menambah pemasukan.
Sebelum Pemilu sudah jelas ada yang terbukti telah bekerja dan telah membuat keputusan berani berpihak kepada kelompok buruh. Tetapi malah ditinggalkan dengan memilih pemimpin yang baru bermodalkan janji-janji dan belum ada bukti kinerja. Tindakan itu seperti membeli kucing dalam karung yang penjualnya memberikan promosi-promosi menarik padahal nyatanya kucing liar itu memiliki penyakit menular. hehehe
Meskipun kalian berteriak kencang, Gubernur sebelumnya yakni Ahok lebih berani dan jelas kinerjanya itu takkan bisa mengembalikan beliau keposisinya tersebut. Seperti karangan bunga yang sudah terbakar dan menjadi abu tidak akan bisa kembali menjadi karangan bunga yang indah.
Berikut penulis sertakan petikan berita tentang kekecewaan kelompok buruh :
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal berpendapat bahwa Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno telah mengumbar janji dan berbohong karena mengingkari kontrak politik yang diteken keduanya secara resmi dengan Koalisi Buruh Jakarta.
“Pemimpin itu yang dipegang janjinya,” kata Said. “Namun dalam hal ini, Ahok jauh lebih berani dan ksatria dalam memutuskan UMP 2016, ketimbang Anies-Sandi yang lebih mengumbar janji dan mengingkari janjinya sendiri,” ujar Said.
Sumber cnnIndonesia.com

Sekedar saran kawan-kawan buruh, Baiknya kalian bersabar dan menanti Pemilu yang akan datang dan memilih yang terbaik. Sesuai dengan pengakuan yang telah kalian sampaikan bahwa Ahok jauh lebih berani melawan pemilik modal dan berpihak kepada buruh pada saat masa beliau memimpin DKI. Jakarta.
Mari kita sama-sama berharap semoga saja Ahok mau kembali bertarung kembali untuk menjadi Gubernur di DKI. Jakarta pada periode selanjutnya. Itupun kalau Ahok tidak menjadi Wakil Presiden tahun 2019 ini. Minimallah menjadi seorang menteri pada kabinet Presiden Joko Widodo pada periode keduanya.
Kalimat penutup dari penulis adalah mari kita berpikir logis darimana jalannya pemimpin yang merupakan pengusaha akan berpihak pada pekerja ataupun buruh. bisa rugi perusahaannya !
 Salam Hangat Penuh Kasih,

Subscribe to receive free email updates: